"Aku akan mengakhirinya jika memang ini akhir. Jangan khawatirkan aku Jungkook, aku akan baik-baik saja selama kau mempercayaiku."
___
Penyesalan itu masih senantiasa menggema dalam kepala, tidak mau berhenti hingga rasanya Taehyung pening sendiri. Ia mendengarnya lewat sebuah rekaman yang memang Jimin pasang di setiap sisi sudut rumahnya. Tidak ada yang tahu bahwa rumah Jimin bukanlah rumah biasa. Bahkan Jimin bisa mendengar apa pun dari sudut mana pun, bahkan suara saat Jungkook meminta quicky pada Yerin, Jimin mendengarnya dengan begitu baik lewat sebuah perekam yang ada di sudut ranjang besar yang memang Jungkook tempati.
Sekarang rasanya Taehyung ingin berlari saja entah kemana, ke ujung dunia yang bisa membuatnya tenang. Ia hanya ingin dirinya tenang, dan jika diijinkan ia akan membawa Yerin bersamanya. Taehyung lelah, pun sama saja dengan Yerin yang sepertinya sudah terlalu lelah. Keduanya hanya ingin damai seperti yang selalu Yerin dambakan setiap hari sebelum hari mengerikan itu datang. Yerin yang selalu bercerita perihal ia yang ingin hidup seperti orang biasa. Yang katanya ingin hidup seperti manusia normal yang bisa membeli baju tanpa diawasi, dan meminum kopi di kafe tanpa diintai, lalu bersantai di taman tanpa khawatir kepalanya akan dibidik dengan peluru emas.
Song Taehyung tak pernah lupa saat Yerin akhirnya menemukan kebahagiaannya sebagai seorang manusia biasa bersama seorang pria tampan yang memberikan ladang kebahagiaan bagi gadis yang merindukan sebuah kebebasan. Hubungan mereka tidak salah, hanya saja waktunya yang salah. Yerin sedang dalam misi dan Jungkook yang masih bersekolah kala itu. Namun, Taehyung tidak serta merta menyalahkan semuanya, ini adalah keadaan tak terduga, semua yang terjadi di luar kendali. Bahkan Yoongi pun sempat frustrasi karena Yerin adalah agen terbaiknya.
Taehyung tidak melebih-lebihkan dalam menceritakan Yerin, memang seperti itulah adanya. Misi yang Yerin pegang selalu menemui puasnya, bahkan misi terlama ini yang terakhir juga berakhir dengan sempurna meskipun Yerin harus mengalami kematian hampir dua kali, dan sekarang Taehyung tak tahu apakah Yerin bisa bertahan di dalam ruang operasi itu.
Rasa ingin menyalahkan Jungkook semakin besar dalam benak Taehyung. Kenapa? Jelas karena mengapa Jungkook tidak memakaikan Yerin baju anti peluru. Yerin benar-benar datang tanpa pengaman apa pun, hanya pistol yang juga tak sempat Yerin keluarkan.
"Brengsek, Jungkook!" Umpat Taehyung geram, kepalan tangannya menguat dengan air muka yang memerah.
Jimin yang di sampingnya pun susah payah menahan Taehyung yang mulai tak bisa mengendalikan diri. Mungkin jika tadi Jimin tidak menahannya, Taehyung pasti sudah berlari dan mencari keberadaan Jungkook. Peduli setan dengan Jungkook yang entah berada di mana sekarang, Taehyung pasti akan menemukannya dan sudah dipastikan Taehyung akan menghajarnya lagi seperti dulu.
Jimin tak ingin menganggap ini adalah takdir yang terulang, namun rasanya ini seperti dejavu di mana ia menghadapi situasi yang sama. Bedanya sekarang Yoongi tidak ada di sana. Jimin hanya berharap rumah sakit ini tidak sedang kehabisan darah O dengan rhesus negatif. Darah ini sangat langka dan tipe darah ini tidak bisa menerima darah lain selain sesamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sinner ✓
Fanfic[COMPLETED!] Harusnya dari awal aku beritahu, bahwa seorang penyandang marga Ryu berumur 24 tahun ini adalah seorang yang berbahaya. Bukan berarti aku akan memakanmu, tetapi mungkin keberadaanku adalah ancaman untukmu. Namaku Ryu Yerin. Tidak biasan...