Bunyi parau dari seekor bangau yang tercekik adalah suara paling menyakitkan yang semesta pernah dengarkan. Perihal bangau yang mengelabuhi kepiting untuk memakan ikan di dalam mulutnya yang berdalih ingin menolongnya, nyatanya bangau juga berakhir menyedihkan dengan kepiting yang akhirnya membuat bangau itu mati sebagai bentuk alam mengakhiri kisahnya.
Pembohongan publik dengan paras bangau yang cantik namun lakunya iblis, semula Jungkook juga selalu memandang Yerin dengan pandangannya pada seekor bangau. Dia cantik, indah, ciptaan Tuhan yang hampir sempurna, namun tetap saja Yerin pernah hampir mati karena menganggap dirinya sendiri yang paling kuat. Dia penuh manipulatif dalam setiap laku dan aksaranya, hanya saja hatinya setulus anak malaikat yang tujuan hidupnya hanya untuk kedamaian dunia.
Tidak juga menganggap dunia hanya selebar lingkaran pada lubang kunci, tetapi setidaknya Jungkook sendiri tak akan membiarkan ketidak-adilan menelan banyak korban tak berdosa. Mereka hanya tahu tentang bibir para petinggi yang mengatakan bahwa hidup mereka diasuransikan dengan membayar sekian won per/bulan, tapi nyatanya fakta yang Jungkook benci adalah saat ia mengetahui bahwa Ahn Boram lah yang menggelapkan separuh dana asuransi itu untuk hidup mewahnya.
Brengsek! Jungkook dulu tidak mengerti saat Yerin menjalankan misi yang sama, hingga semarah itu sampai akhirnya Yerin celaka sendiri yang juga berada di mobil bersamanya. Sekarang Jungkook tahu semarah apa Yerin dulu. Menghadapi tikus gempal nyatanya hanya akan menguras emosi, apalagi saat Boram mengelak lalu mengirimkan beberapa bawahannya untuk melenyapkan siapa pun yang mengancam kekuasaannya.
Dengan sorot mata teduh sekelam malam, bersama plester dan kain kasa, serta satu botol antibiotik dan obat pereda nyeri, di sanalah kini Jungkook hampir menangis. Kelopaknya basah, ujung matanya bahkan sudah Jungkook seka berkali-kali. Menatap wanitanya yang hanya terbaring tanpa daya di hadapannya.
Begitu telaten mengelap darah yang masih mengalir, Jungkook sengaja memiringkan tubuh Yerin untuk memudahkannya merawat luka sayatan itu. Jungkook tidak main-main dengan sayatan dari pisau lipat yang sangat tajam itu, Jungkook mengasahnya setiap saat hingga mengkilap. Ia dulu tak tahu untuk apa ia menyimpan pisau di dalam sakunya, ia hanya berjaga-jaga saja, tetapi ternyata inilah gunanya, untuk menyelamatkan Yerin dengan menyakitinya lebih dulu.
Kapas antibiotik yang sedari tadi Jungkook pegang dengan tangan gemetar, akhirnya ia buang dan digantikan dengan sebuah kain kasa yang dilipat kecil lalu ditempel disana dengan plester yang membalut. Jungkook tahu bahwa luka sayatan itu menyakitkan, sangat, bahkan jika dibandingkan maka lebih baik tertembak pegal sedikit pada lengan daripada sayatan yang perih hingga seperti menembus tulang.
Kepalanya menunduk dalam, ingin dihantamkan saja pada tembok, tapi ia masih waras sedikit. Jika ia mati, siapa yang akan menjaga Yerin dan Abel, karena ia sendiri juga tak yakin kalau Boram akan melepaskan Jimin dan Aira.
Ahn Boram sungguh buta mata dan hatinya jika sudah berurusan dengan kekuasaan. Bahkan seingatnya Aira pernah mengatakan bahwa Boram bahkan melenyapkan istrinya sendiri saat istrinya itu mulai menyadari kejanggalan yang ada dan hendak melaporkannya pada jaksa pengadilan. Jungkook tersenyum sinis di balik rematan tangannya pada seprai penuh darah yang ada di hadapannya ini, menertawakan bagaimana manusia yang hedonis berbuat keji melebihi iblis dari neraka lapisan terbawah. Jungkook juga sadar bahwa saat Jimin mengatakan tidak apa-apa menghukum Boram adalah saat Jimin teringat bagaimana hidup ibunya menderita di akhir masanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sinner ✓
Fanfiction[COMPLETED!] Harusnya dari awal aku beritahu, bahwa seorang penyandang marga Ryu berumur 24 tahun ini adalah seorang yang berbahaya. Bukan berarti aku akan memakanmu, tetapi mungkin keberadaanku adalah ancaman untukmu. Namaku Ryu Yerin. Tidak biasan...