XVIII - Keyword

128 15 0
                                    

Bersama segenggam memori yang masih menetap dalam kepalanya, bersama itulah selama ini Jungkook hidup dalam sesaknya kerinduan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersama segenggam memori yang masih menetap dalam kepalanya, bersama itulah selama ini Jungkook hidup dalam sesaknya kerinduan.

Bulir keringat mulai menghiasi pelipis saat Han Jungkook terang-terangan memilih opsi tangga daripada lift untuk sampai di teras atas atap rumah besarnya. Bahkan sangking luasnya, ada satu helikopter pribadi disana. Jungkook sadar ini tengah malam, bahkan sudah bisa dikatakan dini hari. Namun, itu tidak akan membuatnya urung untuk menemui Jimin yang sebelumnya telah mengiriminya pesan.

Pesan singkat yang masih memutar-mutar dalam kepala selepas ia membacanya hingga detik ini. Pesan sialan berupa ajakan dan ejekan secara bersamaan, dimana Jimin mengajaknya bekerja sama saja untuk membuat Yerin kembali mengingatnya sekaligus mengejeknya karena kata Jimin ia terlalu lugu memanfaatkan situasi.

Jungkook bisa saja melenyapkan Boram sejak dulu, dan Jimin tidak keberatan sama sekali, karena Jimin juga tertekan dengan semua aturan ayahnya yang tak pernah memberinya hak kebebasan semenjak dirinya masih berumur belasan. Namun, Jungkook memilih waktu-waktu krusial seperti ini. Mendesak, sulit jika ingin mengubah skenario. Jimin menunggu waktu Jungkook melancarkan aksinya, karena sedari dulu Jimin menunggu, tapi Jungkook seperti jalan ditempat dan malah menikmati perannya sebagai ayah satu anak dan selebritis populer.

Lalu menyebalkannya lagi, disaat Jimin benar-benar muak dengan semua omong kosong Jungkook yang tak kunjung terealisasikan, Jungkook malah menjalankan misi lain yang tidak ada kaitannya dengan pengungkapan penggelapan uang asuransi yang Ahn Boram lakukan. Seperti minggu kemarin juga saat Jimin mendengar kabar bahwa Jungkook telah berhasil membuat manusia licik pemilik kebun ganja yang tidak mau menyerahkan kebunnya pada Jungkook, berakhir menjadi pupuk untuk kebunnya sendiri.

Gila! Jimin yang memang bukan bagian dari dunia bayangan jelas merinding. Ia tidak pernah membayangkan akan membunuh seseorang, disaat ia tak kuat melihat darah. Jimin juga tak ingin berurusan dengan kriminal. Beda dengan Jungkook dan istrinya sendiri, Aira yang kini terpaksa harus tetap diam karena Boram terang-terangan manahannya. Boram tidak tahu kalau sebenarnya Aira hanya ingin melindungi Jungkook, Boram juga tidak tahu jika Jungkook masuk kedalam dunia entertain hanya untuk mengelabuhinya.

Alasan Aira tetap diam hingga bertahun-tahun lamanya adalah ia menyerahkan seluruh tugas Acropolis pada Jungkook, termasuk untuk meluluh lantahkan sebuah pabrik kokain yang beroperasi tanpa sertifikat resmi dari ISO. Brengsek, mereka hanya memanfaatkan pasar untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan logo ijin ilegal yang berhasil membuat pemerintah kacau balau.

"Kau sengaja membawa Yerin dalam misi ini? Aku sudah baik mengijinkanmu menghancurkan ayahku sendiri, tapi kenapa kau juga ingin menghancurkan gadis yang katanya sangat kau cintai itu?" tanya Jimin, menunggu respon dari Jungkook.

Jimin diam selagi mendapati Jungkook tidak mengucapkan apa pun, menunggu Jungkook menjelaskan seluruh kronogi yang membuat Yerin masuk ke dalam misi yang jelas akan membahayakan nyawanya jika Boram sampai tahu Ryu Yerin adalah Ryu Taera.

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang