XXIV - Storm will ruin the dark

144 12 0
                                    

Perjalanan adalah bagian dari muara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan adalah bagian dari muara. Dari sang hulu kemudian mengalir mengikuti sang takdir. Hingga suatu masa muara itu terlihat sebagai akhir dari setiap yang dimulai.

Song Taehyung tidak berniat berkhianat, justru karena ia ingin segera menyelesaikan misi sialan yang menjamur ini.

Benci, sialan! Rasanya Taehyung tak akan cukup untuk setiap umpatan yang mengudara atas nama kemanusiaan. Taehyung sedang melakukan perjalanannya hari ini, bersama mobilnya seorang diri, membiarkan Yoongi tetap di tempatnya tanpa ikut campur apa pun yang terjadi di lapangan. Yoongi cukup selektif memilih agen di medan tempurnya, mungkin sekarang bukan Yoongi lagi yang memegang kartu utamanya, melainkan Taehyung yang mencoba mengambil alih peran Yoongi secara diam-diam. Taehyung diam, tapi layaknya pusaran. Bisa menelan hingga hilang tanpa jejak.

Duduk bersandar dengan lilitan sabuk pengaman dan roda yang berjalan memutar di atas permukaan datar bumi pijaknya, matanya menerawang jalanan di mana di depannya sudah ada mobil ber-plat elit yang menjadi target yang harus Taehyung ikuti tanpa kehilangan jejak. Dua penyandang marga Ahn ada di dalamnya, di mana yang satu netral ingin menghancurkan, yang satunya lagi tidak tau apa pun bahwa yang ia sayangi sedang mengasah pisau untuk membunuh dari depan dan belakang.

Jimin sudah menyambungkan ponselnya dengan earbuds yang menyumbat telinga kanannya sendiri dan telinga kiri Taehyung. Tujuan Jimin melakukannya adalah untuk membuat Taehyung mendengarkan apa yang dibicarakan. Yang nyatamya entah karena Boram telah menyadari adanya kejanggalan atau karena memang pencernaannya sedang tidak beres, Boram diam saja, seperti tahu jika sedang diintai dan diawasi.

"Bukankah fakultas hukum sudah tidak memerlukan donasimu lagi?" tanya Jimin, sambil berpura-pura membenarkan dasinya yang sudah rapi sekali. Style rambut barunya yang memperlihatkan jidat penuhnya dengan entah apa namanya, tapi itu membuat Jimin memang terlihat lebih segar dari biasanya.

Jimin tidak pernah tidak tampan, hanya saja style seperti ini sepertinya lebih cocok untuknya daripada saat menggunakan style poni depannya, meskipun tidak seperti anak sekolah menengah karena Jimin selalu memberlakukan belahan tengah atau pinggir hingga tidak meninggalkan kesan dewasanya. Tapi tetap saja jika bertanya pada Aira pagi tadi, taruhan pasti Aira akan mengatakan bahwa style Jimin hari ini adalah yang terbaik.

Tapi, tunggu! Jimin tidak suka taruhan, katanya itu sama saja dengan judi, dan Jimin sangat menghindari permainan seperti itu. Tidak suka karena Jimin benci menyamai ayahnya. Pikirnya, tidak akan mengurangi kadar tampannya pun jika dia tidak bermain kartu taruhan. Ia akan tetap bersinar dengan citra baiknya.

Boram hanya menggeleng saja, entahlah ini jadi tambah mencurigakan karena Boram terlihat mulai tidak seperti Boram yang Jimin tadi tanyai perihal kenapa meetingnya dadakan sekali. Jimin yang sekarang mencoba kembali menetralkan keadaan, ia kemudian mendengar Taehyung yang berbicara dari mobil yang mengikuti di belakangnya. Kemungkinan besar Boram sadar jika mobil yang ditumpanginya sedang diikuti oleh seseorang.

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang