Tebakan Jungkook tidak melenceng, tidak juga hanya bualan perkiraan yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Malam ini, iya, magenta senja milik sang pemilik hari baru saja tenggelam, dan beberapa orang mulai pulang ke rumah untuk makan malam bersama, bersenda gurau dan membicarakan kejadian sehari ini. Berbagi senyuman dan pengalaman, layaknya sebuah keluarga yang sepertinya mustahil bagi seorang Han Jungkook.
Mustahil yang Jungkook maksudkan bukanlah tentang yang sekarang ia rasakan, jika hanya seperti ini, makan bersama dan berbicara sekadarnya, lalu pergi ke kamar untuk tidur atau ke kamar mandi untuk berendam air hangat didalam bathtub. Nyatanya Jungkook mengharapkan keluarga kecil yang manis yang tidak ada drama didalamnya.
Jungkook memang bukan manusia yang mengorientasikan kebahagiaannya dengan pernikahan, melainkan mencintai dirinya sendiri. Namun, seiring waktu berjalan, kepingan dari harapan yang sempat terhempas itupun kembali mencuat. Apalagi setelah melihat nona Ryu Yerin yang memang Jungkook minta untuk makan malam bersama dirumah, menikmati betul makanan yang disajikan. Seolah Yerin begitu manis dengan tidak pernah memarahi maid yang kala-kala saja memasaknya tidak sesuai dengan seleranya.
Lihat, Jungkook jadi membayangkan yang manis-manis. Contohnya saja saat Jungkook ingin sekali melihat Abel berada dipangkuan Yerin. Ingin sekali, merasakan seperti memiliki keluarga kecil yang bahagia meskipun ia sadar bahwa keinginannya adalah hal paling tidak masuk akal didalam dunianya. Jungkook tahu, ia dan Yerin sama-sama hidup didunia bawah, dunia bayangan. Tidak seperti Jimin yang memang murni adalah hasil jeratan profesi ayahnya, dan Boram yang memang mendapatkan kekuasaan karena uangnya yang nyata, bukan karena bayaran sebagai seorang mafia.
Jungkook sadar impiannya tidak akan pernah terjadi jika ia masih menggeluti profesinya. Beroperasi kala semua manusia menggelung dibawah selimut hangat mereka. Jungkook tidak akan membunuh jika mereka menurut, tetapi seperti biasa tak ada yang menerima kebaikan Jungkook saat Jungkook masih sebagai manusia dan menawarkan sebuah opsi paling indah. Walaupun pilihan yang Jungkook tawarkan selalu dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan, tetapi bagi Jungkook itu lebih baik daripada langsung mati dan jasadnya akan dijadikan pupuk anggur kebun belakang rumahnya.
Jungkook bukan seorang yang takut hukum, baginya hukum itu kosong. Hampa, dan sama sekali tidak menolong manusia agar mendapatkan keadilan. Hukum milik mereka yang punya kuasa, ditambah lingkup hukum yang memang tidak seluas semesta. Sempit dan pengap. Sesekali pengap karena suap dan selebihnya karena mereka membeli pasal keadilannya dengan uang. Uang ternyata bisa menggantikam hukum memberikan keadilan bagi mereka yang kaya raya, Jungkook jadi ingin terpingkal hingga tertawa terbahak-bahak mendengar ratusan tindak kasus korupsi hanya berakhir pengajuan banding lalu akan keluar pada hari putusan sidang bahwa mereka bebas dengan jaminan.
Brengsek! Jika memang dirinya lahir untuk melenyapkan mereka, tentu saja Jungkook akan sukarela bersimpuh atas nama dewi keadilan untuk menjalankan tugasnya. Ia tidak percaya Tuhan, tapi ia percaya pemilik semesta lebih adil dari hukum dalam kitab pidana manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sinner ✓
Фанфик[COMPLETED!] Harusnya dari awal aku beritahu, bahwa seorang penyandang marga Ryu berumur 24 tahun ini adalah seorang yang berbahaya. Bukan berarti aku akan memakanmu, tetapi mungkin keberadaanku adalah ancaman untukmu. Namaku Ryu Yerin. Tidak biasan...