Kartu yang berputar diatas meja bundar dengan dirinya yang memegang sisanya. Satu demi satu kartu itu terbuka, menunjukan betapa garis takdir begitu sialan dengan membawanya pada toko ponsel yang akan memberikannya sebuah ponsel baru. Sungguhan ini baru hari ketiga Yerin ada di Seoul dan ia sudah memulai petualangannya menjelajahi toko ponsel. Harusnya ini sudah tidak mengherankan bagi Taehyung yang menemaninya, tetapi rasanya akan aneh jika ia tidak mengumpag meskipun hanya satu kali.
"Sungguhan kau meninggalkannya dimana?" tanya Taehyung yang berhasil memecah fokus Yerin yang sedang menyalakan ponsel barunya. Jelas jika Yerin mengingatnya, ia tidak akan membelinya. Taehyung aneh sekali. Harusnya pertanyaan itu tidak keluar dari mulutnya mengingat seberapa realistis pria bermarga Song itu.
Yerin mencebik satu kali, bibirnya menirukan bagaimana suara Taehyung memanas di telinganya. Pertanyaan konyol yang jawabannya tidak ada. Retorik, dan sialannya Taehyung seperti masih seperti sedang menunggu jawabannya dari mulut manis Ryu Yerin.
"Kalau aku ingat, aku tidak akan membeli lagi," ujar Yerin sambil menyilangkan kakinya.
Yerin memiliki riwayat darah rendah, dan dokter kerap kali menyarankan untuk menyilangkan kaki saat duduk. Yerin tipikal pemerhati kesehatan, ia bahkan sering berolahraga untuk membuat tubuhnya bugar meskipun kepalanya sering pening yang entah karena apa. Padahal ia selalu rutin mengonsumsi vitamin dan suplemen, juga pil dari Yoongi yang selalu ia minum tepat waktu sebelum tidur.
"Kau tahu dimana Ahn Boram hari ini? Dan Ahn Jimin?"
Taehyung menoleh saat pertanyaan itu mengudara. Ia tidak terkejut perihal kedua nama itu, hanya saja Yerin terlalu terang-terangan saat akan menyerang, dan itu tidak baik untuk keselamatannya. Yerin bisa saja menggunakan taktik gerilya, memantau dari belakang dan menyerang dari jarak tak dekat. Jika sampai Yerin melakukan penyerangan didepan, Taehyung bersumpah akan membuat Yerin menghilang dari Korea. Ia tak ingin melihat Yerin mati ditangan pada pemegang revolver suruhan Ahn Boram. Perlu diingat ayah Jimin tidak akan pernah bermain-main dengan siapapun yang mengusik bisnisnya.
"Kau berniat menggunakan taktik seperti apa? Penyerangan terang-terangan hanya akan membuatmu mati lebih cepat," ujar Taehyung memperingati.
Taehyung sungguh-sungguh untuk tidak membuat Yerin menemui malaikat maut lebih cepat. Ia belum ingin kehilangan partner sehebat Yerin. Bahkan saat dulu sekali Taehyung hampir kehilangannya, ia menangis dalam kamar mandi karena tak ingin kehilangannya. Ia tidak siap dan tak akan pernah siap sampai kapanpun.
Yerin tertawa saja, ucapan Taehyung memang banyak benarnya. Pria itu selalu menggunakan logika manisnya untuk menganalisis segala situasi. Taehyung menyusun strategi dengan matang, dia memiliki cadangan siasat kala siasat utama dihancurkan musuh dengan kelewat singkat. Dari A hingga Z, Taehyung menguasai semuanya. Jika Yerin menguasai satu buku kamasutra, maka Taehyung bisa mengimbanginya dengan menguasai satu kitab strategi perang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sinner ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED!] Harusnya dari awal aku beritahu, bahwa seorang penyandang marga Ryu berumur 24 tahun ini adalah seorang yang berbahaya. Bukan berarti aku akan memakanmu, tetapi mungkin keberadaanku adalah ancaman untukmu. Namaku Ryu Yerin. Tidak biasan...