Dan ternyata yang mereka lihat itu adalah Samuel, yang sedang berdiri di depan pintu rumah mereka dan tertawa remeh.
Samuel:" akhirnya kalian dateng juga"
Azof:" apa yang lo mau sam, jangan ganggu kita lagi"
Samuel:" yang gue mau cuma satu nyawa aja kok"
Azof:" maksud lo apa?"
Samuel:" ya gue cuma mau nyawa di bayar nyawa"
Azof:" mau lo apa?!"
Samuel:" mau gue nyawa di bales nyawa, lo lupa kakak gue mati itu gara gara lo"
Azof:" sam lo denger ya, kakak lo mati itu takdir bukan gue, cuma Allah yang tau dia mati kapan"
Samuel:" gue gak mau tau, lo harus bayar itu semua"
Samuel:" gue pergi, tapi gue akan kembali"
Setelah itu Samuel pergi begitu saja dan hanya meninggalkan teka teki yang masih mereka bingun apa maksud nya.
Anrez:" lo tenang dulu, jangan gegabah, lo harus inget yang dia incer itu bukan lo atau gue lagi tapi dia juga ngincer orang orang terdekat kita"
Setelah itu mereka masuk kedalam rumah dan mereka langsung masuk ke kamar masing masing
Bi inah:" den, den azof kenapa?"
Anrez:" dia cuma lagi banyak pikiran aja bi, dia gpp kok, kita ke atas dulu ya bi"
Setelah itu anrez pun naik dan masuk ke kamar nya, ya mereka memang meminta ijin untuk hari ini saja tapi tidak untuk besok, setelah membersihkan diri mereka menunaikan kewajiban mereka yaitu shalat dzuhur setelah shalat mereka pun merebah kan tubuh mereka di kasur masing masing.
Anrez pov
Setelah aku merebahkan diriku sebentar, dan memejamkan mataku tiba tiba HP ku berdering, tetapi yang aku lihat adalah nomor tanpa nama, sebenarnya aku malas mengangkat nya tapi aku takut ini penting dan memang harus di jawab. Lalu aku pun menjawab panggilan itu
"Hallo, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam, ini dengan siapa?"
"Ini betul nomor nak anrez"
"Iya saya sendiri, ini siapa ya?"
"Ini saya bu asri, apakah kamu masih ingat?"
"Oh iya bu aku masih ingat, maaf ya bu sebelum nya"
"Kabar kamu gimana rez?"
"Alhamdulillah baik bu, ibu sendiri"
"Alhamdulillah saya juga baik, kalau kabar nak tiara gimana?, soalnya ibu gak punya nomor dia"
"..."
"Nak anrez, kamu masih disana?"
"Iya bu masih, jadi gini sebenar nya ada suatu musibah yang menimpa tiara jadi sekarang dia ada di RS dimana itu u bersalin"
"Oh gitu nak anrez, bisa ibu jenguk?"
"Bisa, ibu"
"Tapi ibu gk tau kamar dia nomor berapa?"
"Gini aja ibu gimana kalau nanti anrez jemput ke rumah ibu, nanti biar anrez bisa ketemu tiansya juga"
"Oh gitu, tapi gak ngerepotin kan?"
"Iya gpp bu, nanti biar anrez jemput abis Ashar ya bu soalnya anrez masih ada urusan"
"Iya gpp, yaudah kalau gitu assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"Setelah itu aku langsung teringat dengan perkataan azof bahwa sekarang ada pertemuan di bascamp, aku pun langsung mengecek ke kamar azof, aku harap dia tak tidur.
Azof pov
Pada saat aku merebahkan dan memejamkan mata ku 10 menit kemudian ada yang mengetuk pintu kamar ku, dan aku pun dengan langkah berat melangkah menuju pintu untuk membuka nya.
Anrez:"zof"
Azof:"apa sih rez gue mau tidur tau gak, gue cape tau"
Anrez:" lo lupa ya sama pertemuan kita di bascam?"
Azof:" eh iya, tapi gue males gimana dong?"
Anrez:" yaudah gini aja, coba lo bilang ke nuca bisa gak kalau di obrolin di telpon?"
Azof:" pinter juga lo, yaudah gue bilang ama dia ya"
Anrez:" yaudah gue ke bawah mau suruh bi inah bikin makanan"
Azof:" yaudah sana"
Setelah itu anrez keluar dan aku duduk kembali di meja belajar ku, untuk menunggu jawaban dari nuca, ternyata ia bilang, ia bisa berbicara lewat telpon.
"Hallo nuc gimana?"
"......."
"Maksud lo, dia pergi keluar negeri?"
"....."
"Tapi buat apa dia pindah kesana?"
"......"
"Jadi dia pindah keluar negeri itu buat nerusin belajar sama nerusin perusahaan ayah nya"
"...."
"Terus apa lagi?"
"......"
"Yaudah kalau gak ada apa apa lagi gue mau istirahat dulu ya, ku ada apa apa kabarin gue atau anrez dll"
"......"Setelah itu sebenar nya aku ingin tidur tapi aku ingin juga melihat anrez di bawah, jadi aku memutuskan untuk turun ke bawah.
Aku melihat meja makan hanya kosong dan tidak ada tanda tanda anrez disana, yang aku lihat hanya bi inah saja yang sedang memasak.
Azof:" bi"
Bi inah:" iya den, ada apa?"
Azof:" tadi anrez bilang dia mau ke bawah mau makan tapi kenapa dia gak ada?"
Bi inah:" oh tadi den anrez emang suruh bibi bikin makanan, terus dia bilang katanya dia mau tidur dulu di atas"
Azof:" oh jadi dia tidur bi, yaudah aku susul dia aja ya bi"
Bi inah:" iya den"
Aku langsung naik dan pergi ke kamar anrez, aku melihat anrez yang sedang tertidur dengan kaki kebawah karena aku melihat dia seperti itu aku membiarkan nya saja karena aku takut dia terganggu aku masuk kedalam kamar anrez dan melihat lihat, dan ada yang mencuri perhatian ku, ya laci meja belajar anrez itu adalah salah satu tempat yang selalu aku curigai setiap saat. Aku duduk di meja belajar anrez dan aku langsung membuka laci itu dengan perlahan dan ternyata di dalam nya terdapat poto tiara yang sedang menggenggam tangan bayi, menggendong nya begitu pun anrez.
"Tiansya kau adalah peri kecil yang dikirim kan oleh Tuhan untuk mempersatukan kami"
"Ini adalah tiansya peri kecil nya anrez tiara"
"Kalau kau adalah bidadari ku"
Kira kira seperti itu kata kata yang ada pada setiap poto anrez, tiara, dan tiansya, karena aku mengantuk aku memilih untuk tidur di kasur bawah anrez (jadi kasur azof dan anrez itu sperti 2 kasur yang di satukan jadi bagian bawah nya bisa di tarik).
Azof pov off
Setelah itu mereka pun tidur, dan bi inah yang melihat itu pun tersenyum dan menutup pintu kamar anrez. Dan ternyata ibu mereka melihat bi inah.
Mamah az:" eh bi, habis bersihin kamar anak anak ya"
Mamah an:" bibi udah masak juga, padahal gak usaha masak bi, biar bibi gak repot repot"
Bi inah:" iya bu tadinya mau beresin tapi den azof sama den anrez nya tidur, trs itu tadi den anrez suruh bibi masak katanya dia laper tapi eh udah keburu tidur"
Mamah az:" oh gitu bi"
Mamah an:" dasar anrez"
Mamah az:" mereka tidurnya bareng bi?"
Bi inah:" iya bu, tadi bibi liat den azof mau nyamperin den anrez eh malah mereka nya tidur"
Mamah an:" yaudah bi kita makan aja sekarang"
Bi inah:" tapi bu....."
Mamah az:" udah gpp bi kan kita makan bareng aja nanti kita sisain mereka aja, lagian mereka nya juga tidur"
Setelah itu mereka makan bersama.
Bersambung.....
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan coment
Selamat membaca 🌃
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaikan es yang mencair [END]
Teen FictionCerita ini menceritakan sepasang adik kakak yang sangat akur dan menjaga satu sama lain, tetapi sikap mereka dingin dengan sifat mereka yang ramah yaitu haico putri Wijaya dan tiara putri wijaya Mereka tidak pernah mempunyai hubungan dengan siapa pu...