Setelah kegiatan makan malam. Azka pergi ke teras rumah, sedangkan mama dan papa lebih memilih duduk santai di ruang tamu.
Alya yang baru saja selesai mencuci piring, menghampiri Azka ke teras rumah. Pemuda itu tengah melamun, entah apa yang ia pikirkan. Dengan perlahan Alya duduk di samping Azka. Dan itu menguat Azka menoleh.
"Belum tidur? " Tanya Alya membuat Azka menggeleng cepat.
"Besok sekolah Az." Azka menoleh dan menatap kakanya dengan intens. Lalu mengalihkan pandangannya lagi.
"Kangen rumah ya? " Tanya Alya memastikan.
Azka mengangguk pertanda iya. Alya tersenyum dan menggeser sedikit tubuhnya ke arah Azka.
"Pasti banyak mainan Azka yang ketinggalan? " Tebak Alya lagi.
Aja mengangguk pertanda setuju. Alya mengerti. Azka mungkin terkejut dengan semua ini. Perubahan besar terjadi di keluarganya. Dan itu karena Alya.
Azka dulu selalu periang, manja dan selalu meminta apa saja kepada Santoso(papa mereka). Tetapi sekarang, semuanya berubah.
Dulu mereka bahagia tinggal di rumah besar itu. Banyak sekali kenangan yang tak pernah Alya lewatkan. Mulai dari masa kecilnya sampai masa kecil Azka dan sekarang.
"Maafin kakak ya Az." Azka menoleh ke arah Alya.
"Buat apa? " Akhirnya Azka berbicara.
"Karena kakak, kelurga kita jadi seperti ini."
Azka menatap kedepan dan diam. Entah Azka mau menyalahkan siapa atas semua yang terjadi pada keluragnya. Tapi untuk menyalahkan Alya rasanya tak mungkin.
"Semua bukan Salah kakak."
Alya menggeleng cepat. "Kalau bukan kakak siapa lagi. "
"Nama papa hancur karena gue. Papa dipecat juga karena gue. Trus rumah kita disita juga karena gue. Dan akhirnya kita disini karena gue juga."lanjut Alya.
Azka menggeleng. Ia tak sependapat dengan Kakaknya. Bagi Azka semua itu bukan salah kakaknya tetapi salah orang yang telah menghancurkan hidup kakaknya. Yaitu Salva.
Azka cukup tau bagaimana sifat gadis itu. Nathan pernah menceritakan semuanya. Bagaimana Azka bertemu Nathan? Itu tak penting. Tapi yang terpenting, kakanya tidak bersalah.
"Jangan salahin diri kakak sendiri. Semuanya salah kita, kenapa papa harus berharap penuh pada keluarga Pak Abimanyu lalu bekerja disana. Dan akhirnya "
"Mereka itu keluarga jahat kak."lanjut Azka
"Apa kakak lupa dengan kematian tante salma. Mama pernah cerita, dan kakak tau tante salma itu temen baik mama. "
"Banyak yang gue nggak tau ya? Atau gue sendiri yang mencoba menghindar. "Alya tersenyum kecut.
Azka menggeleng "itu masalah mereka. Tapi satu yang pasti, orang seperti mereka tidak akan mau berhubungan dengan orang seperti kita."
Alya masih diam. Lebih baik Alya tak mengetahui tentang semuanya dari pada semakin terjerat di dalam sana.
"Az. " Panggil Alya. Membuat si empunya berdehem.
"Lo dari mana malem malem? " Pertanyaan Alya membuat Azka membulatkan matanya. Haruskah Azka menceritakan semua ini kepada kakaknya.
Alya masih memasati Azka. Menunggu jawban adiknya. Alya semakin penasaran tatkala Azka malah memilih bungkam.
******
Pagi hari, di lapangan basket sma Ganesa. Kini sudah di padati puluhan siswa disana. Termasuk Nathan. Pemuda dengan kaos biru dan bola ditangannya kini berdiri sendiri di tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya Dairy[END✔]
Teen FictionAlya Almariella, gadis kutu buku yang sangat cantik. Namun kecantikannya itu telah dimiliki oleh seorang kapten basket bernama Nathanio Dirgantara. Cowok tampan nan manis, pewaris tunggal Dirgantara Corp's. Namun Hubungan mereka terbentang oleh sebu...