Kenyataan Pahit

786 37 10
                                    

Alya berjalan dengan cepat untuk menuju ke kelas Nathan. Tetapi dia tidak ada disana. Di jam seperti ini, tak ada tempat yang bisa Nathan kunjungi selain loker anak basket.

Siapa Salva yang berani-beraninya hina Alya habis-habisan didepan banyak siswa. Dia bilang pecundang? Oke kita liat siapa pecundang sebenarnya.

" NATHAANNNN!!!!! "

" AAAAA.... "

Semua yang berada di dalam ruang ganti basket langsung berteriak histeris saat Alya datang. Pasalnya mereka hanya mengenakan celana basket saja. Udara yang panas membuat mereka melepaskan baju kebanggaannya itu.

Alya hanya mengerutkan keningnya
" Ihhhh... Ya seharusnya teriak itu gue. Bukan kalian. "

Mereka hanya saling memandangi dan tertawa seketika. Betapa lepasnya mereka tertawa saat menyadari benar apa yang dikatakan Alya.

"Sumpah bro... Perut gue gatel bhahahaha bhahaha... " Tawa willy memancing tawa mereka semua.

"To the poin deh!!! Dimana pacar gue Nathan!!!"
Alya mulai muak dengan mereka apalagi dengan Salva yang membuatnya naik darah.

"Nathan baru aja keluar.  Kita kira dia mau samperin lo. " Kata willy

"Dia nggak chat gue."

" Ohhh iya.. Atau jangan-jangan dia sama cewek yang kemarin ya? " Pikir salah satu dari mereka.

Dia siapa?

" Beneran sumpah,  gue kemarin liat Nathan senyumin cewek. Aduhh. . Si ceweknya cantik bener, kulitnya putih, manis, montok lagi."

"Namanya Alesya Salva Airyn. Anak 12 IPA 1,pindahan dari London."

"Kenapa? Merasa terancam sama kehadiran gue?"

"Hidup lo bakal monoton kalau nggak ada adrenalinnya. Pecundang"

"Pecundang,"

"Pecundang,"

Alya langsung berlari cepat meninggalkan segerombolan anak basket itu. Perkataan Salva selalu menggema dipikirannya itu. Alya tak suka Salva, Alya benar-benar tak suka.

Alya berjalan dengan pikiran yang serba campur aduk. Entah itu karena ucapan Salva atau sedang apa Salva dan Nathan sekarang. Jika sampai Alya melihat hal yang bisa membuat hatinya benar-benar terluka. Alya pasti akan pastikan jika hari ini Nathan ada ditangannya.

.  .  .  .

"Loh itu keterlaluan tau nggak. Gimanapun juga Alya itu nggak salah." Nathan berusaha menasehati Salva yang tengah memakan siomay.

"Gue tau Alya, gue tau kalau dia marah gimana." Nathan mengacak mukannya gungsar.

"Nggak. Dia nggak bakal marah." Salva hanya menatap nathan singkat dan berusaha bersikap bodo amat.

" Sal, gue rasa ini bukan lo yang dulu. "Kata Nathan dengan serius.

"Salva yang lama udah mati." Ucapan Salva menjadi mengada-ngada sekarang.

Dengan cepat Nathan menarik tangannya untuk pergi dari kantin itu. Siomay Salva juga belum habis dimakannya. Tapi baginya ia tak peduli. Uangnya tak akan habis bukan, cuma beli siomay yang baginya sangat murah.

Salva terus ditarik oleh Nathan hingga benar-benar keluar dari kantin itu. Dikejauhan Alya melihat Nathan yang baru saja keluar dari kantin sekolah. Dengan menarik tangan seorang gadis yang Alya tau orangnya. Amarah Alya membara seketika. Tanggan yang ia genggam erat-erat sampai ia benar-benar yakin untuk melabrak nathan.

Berasa mau mergokin suami lagi selingkuh sama pelakor aja wkwkwkw..

Nathan menarik Salva ke arah rooftop yang memang terbuka untuk umum. Salva hanya bisa menuruti kemana ia akan dibawa. Toh liat aja hidupnya udah ambyar..

Nathan menghempaskan tangan Salva dan meraih kedua bahunya.
" Siapa lo? " Tanya nathan dengan tatapan yang sangat tajam.

"Gue Salva lah." Ketus Salva.

"Sekali lagi gue tanya siapa lo!!" Pekik Nathan dengan menekankan setiap ucapannya.

"Kenapa sih? Mau gue Salva atau bukan, itu bukan urusan lo Nathan."

Nathan geram dengan ucapan Salva. Rahang Nathan telah mengeras serta Nathan sudah mencekam baru Salva kuat. Nathan sudah jengah dengan sifat Salva yang selalu cuek dan tidak berperasaan.

Alya berlari dengan cepat menuju ke tangga roftop. Setiap anak tangga ia langkahkan dengan cepat hingga ia benar-benar tiba di atap sekolah.

Alya terpaku seketika saat melihat pemandangan yang sangat tak ingin ia lihat. Bahkan tak akan pernah ia lihat. Alya melihat Nathan tengah memeluk siswi itu. Dan Alya tau siapa siswi itu.

Salva

"Gue nggak mau Salva yang cantik hatinya sekarang jadi buruk." Nathan memeluk Salva disana.

Tanpa Alya sadari, air matanya mengalir tampa dipinta. Meskipun Alya tak ingin menangis didepan Nathan saat ini.

"Gue nggak mau Salva jadi orang asing."

Nathan langsung melepaskan pelukannya namun pandangannya langsung menangkap Alya yang tengah berdiri di depan pintu. Nathan langsung terkejut saat melihat mata Alya telah memerah.

Semuanya salah faham, Alya pasti terluka melihat nathan tadi., batin Nathan.

Sial!!!, umpatnya




Beli cendol sama si oom
Ehh udah vote belom
😃🤣

Nggak bisa pantun guaaa🤣🤣🤣
Sesek nggak tuh liat Nathan yang mendua?
Eh emang bener?

Liat part selanjutnya ya

Happy Reading🌚

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang