Menarik sakit dan awal

665 30 1
                                    

Satya memikirkan motornya di depan rumah Alya. Pagar pun masih dikunci. Apa Alya sudah berangkat dulu ke sekolah?. Satya memencet bel. Namun tidak ada yang keluar.

Mungkin rumah ini memang kosong, kemana penghuni rumah ini pagi pagi sudah pergi.

Melihat kehadiran seoarang pemuda di depan rumah itu membuat salah satu ibu ibu kompleks memghampirinya.

"Aden." Panggilnya sopan.

Satya membalikkan badannya dan menatap ibu ibu itu.

"Aden nyari siapa? " Tanyanya penuh curiga.

"Saya cari Alya buk. Kenapa rumahnya sepi ya." Ujar Satya heran lagi lagi menatap rumah itu.

"Udah pindah atuh." Satya melebarkan matanya dan menatap tak percaya apa yang baru saja ibuk itu katakan.

"Pindah? "

"Kemarin malam. Ya sekiranya jam segitu."ujar ibu itu lagi.

" Apa ibu tau ke mana mereka pergi? " Tanya Satya menggebu gebu.

Kenapa Alya tak memberitahu dirinya jika mereka sudah pindah.
"Nggak jauh dari sini. Di depan sana. Sebrang kompleks ada gang kecil. Masuk aja ntar ketemu rumah yang ada teras nya. " Ujar ibu itu.

Satya memandang ke arah tempat yang dituju ibu itu. "Terimakasih buk."

Ibu komplek itu mengangguk lalu melanjutkan aktivitasnya. Dengan segera Satya mengendarai motornya dan melaju menuju rumah yang telah ibu itu arahkan. Satya sempat terpaku. Di gang sesempit ini? Apa ini jalan menuju ke rumah baru mereka.

Satya terdiam sebelum masuk ke dalam gang lebih jauh. Banyak anak anak yang berlarian, Satya harus menuntun motornya. Ia takut jika menabrak seseorang disana. Pasalnya gang itu cukup sempit. Bahkan hanya muat untuk satu kendaraan roda dua saja. Dan itupun hanya satu kendaraan.

Satya terus mengedarkan pandangannya sampai gang itu habis. Satya langsung disambut dengan sebuah rumah dengan halaman yang cukup luas. Tetapi, rumah ini sangat sederhana. Benar benar sederhana.

Apa ini rumah baru mereka?, batin Satya.

Satya melangkah pelan menuju dak rumah itu. Dan mengetuk pelan. Tak lupa mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum" Tak perlu waktu yang lama. Seseorang telah membukakan pintu itu.

Namun bukan Alya. Tetapi mama Alya.
"Mau cari apa? " Ketusnya.

Satya menelan salibnya pelan.
"Alya? " Singkat Satya.

"Dia sudah pergi ke sekolah."Satya mengerutkan keningnya. Tidak bisanya Alya secepat ini.

Belumlah Satya berbicara. Wanita paruh bayar itu memontong ucapannya dengan singkat. " Bersama Nick."

Satya terpaku ditempat.

"Nick? " Tanya Satya memastikan.

"Kenapa?!! "

Satya menggelengkan kapalanya singkat. Kenapa Nick?. Satya jadi takut jika Nick macam macam kepada Alya. Apalagi Nick itu adalah tangan Kanan Salva. Mereka sama sama licik. Dan ingin menghancurkan kehidupan Alya.

"Saya permisi tante." Satya berpamitan dan menyalami tangan wanita paruh bayar itu. Namun tangan Satya tak ia sambut. Namun justru menutup pintu itu dengan kasar.

Satya tersenyum kecut. Kenapa keluarga Alya sangat berubah seratus delapan puluh derajat. Sebelumnya mereka sangat ramah dan tak secuek ini. Apakah Alya juga merasakan hal yang sama seperti apa yang Satya rasakan saat ini.

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang