Come Back

689 25 6
                                    

"Whatt!! OMG Sal. Cute banget tau nggak." Puji Irene saat melihat cincin berlian melingkar di jari manis Salva.

"Lo beruntung banget sih Sal. Lo bisa jadi tunangannya Nathan. Gilak gilak, gue bener bener nggak nyangka."tambahnya masih memperhatikan cincin itu.

Salva tersenyum puas mendengar itu, benar Salva sendiri masih tidak menyangka semua ini. Usahanya untuk mendapatkan Nathan dengan menjauhi Alya dari hidup Nathan sangat tepat.

"Eh btw Sal. Apa lo masih inget? Kalau Alya masih ikut Olimpiade itu? " Tanya Irene membuat Salva memudarkan senyumannya yang merekah.

Alya, kenapa gadis toxic itu selalu saja dibicarakan dimana mana. Meski nyatanya gadis itu dalam keadaan buruk sekalipun.

"Maybe yes. Tapi gue akan pastiin dia bakal batalin Olimpiade itu. Dan akhirnya, gue yang akan memenangkannya bahkan sendiri. "Ujar Salva seolah yakin dengan ucapannya. Irene mengangguk  pertanda setuju.

"Mimpi boleh tapi jangan ketinggian. "Suara Rangga membuat Salva menolehkan kepalanya.

Salva menatap Rangga dengan nyalang. Lagi lagi manusia ini membuat Salva naik pitam.
Salva berdiri berhadapan langsung dengan Rangga yang menatapnya tak suka.

" Apa?!! "

"Maksud lo apa?!! " Pekik Salva menbuat seisi kantin menoleh ke arahnya.

"Lo tanpa Alya bukan siapa siapa. Dan lo tanpa Alya, nggak akan bisa deketin Nathan. "

"Dan lo-" rangga menggantungkan ucapannya.

"Tanpa Alya, nggak akan bisa lanjutin hubungan palsu ini."

"Bang**t" Salva melayangkan tangannya, namun dengan cepat di tahan oleh Rangga.

Salva memberontak kuat namun ia tidak bisa melepaskannya dari tangan Rangga. Salva kira Rangga pemuda yang lemah dan banci. Ternyata dia sama seperti lainnya. Bahkan akhir akhir ini Salva seperti bukan melihat Rangga tetapi iblis.

Rangga menyunggingkan senyumannya lalu melepas cekalannya dengan kasar. Salva hanya bisa meringis kesakitan.

"Gue ingetin satu hal Sal. Hubungan tampa adanya cinta, hubungan karena terpaksa. Nggak akan pernah berakhir bahagia." Desis Rangga membuat Salva memaku di tempat.

"Lo nggak tau apa apa jadi jangan ngesokkk nasehatin gue!!! "Pelik Salva tak terima.

Rangga terkekeh, lalu menatap Salva lebih tajam. " Gue nggak nasehatin lo! Tapi nyindir lo! "

Salva meremas tangannya kuat, rahangnyaa  mulai mengeras. Demi apapun Salva tidak akan membiarkan Rangga menganggu hubungannya dengan Nathan. Oh ya, satu yang perlu Salva sadari. Bukankah Rangga berada di pihak Alya. Mereka sahabat! Tapi lihat saja Rangga. Apa yang bisa gue lakuin!!

"Awass!! Lo " Salva pergi meninggalkan kantin sekolah terburu buru. Menabrak Rangga dengan kasar.

lalu disusul irene di belakangnya.

"Salva tunggu gue" Pekik irene.

Rangga menghembuskan nafasnya kasar lalu mengibaskan tangannya dengan kuat. Seolah telah memegang benda kotor. Upss.

"AHA!! Hendsanitizer" Rangga mengeluarkan botol kecil di sakunya lalu menyemprotkan di tangan.

Rangga merasa bangga, kali ini dia bisa tampil berani seperti Nathan dan teman temannya. Nggak sia sia akting ia siapkan sejak tadi malam. Jangan lupakan itu. Butuh waktu berjam jam agar Rangga bisa tidak gemulai. Maksudnya bicaranya.

"Willyyylililili kittyyyy.. " Pekik Rangga histeris memanggil teman tengilnya willy.
Bahkan semua, orang di kantin hanya bisa menatap Rangga dengan menggelengkan kepalanya.

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang