Lapangan Basket & Cemburu

501 22 0
                                    

Setelah kejadian beberapa minggu yang lalu membuat Alya sadar bahwa Salva tak seburuk yang Alya kira. Salva yang cuek hanyalah sampul untuk menutupi kelembutannya itu. Tingkah Salva yang selalu membuat Alya gemas menjadi hal yang menyenangkan bagi Alya. Teman yang baru, apalagi Salva adalah sosok teman yang Alya idamkan selama ini.

Disisi lain Rangga mulai jengah melihat Alya dan Salva semakin dekat. Kerena Rangga lah yang selalu menjadi teman terbaik Alya, tetapi setelah kehadiran Salva membuat Rangga sedikit tersaingi.

Rangga meremas heandponenya disana. Memandang Salva dengan geram.

"Rangga? Ngapain ngintip-ngintip?" Panggil Alya saat mengetahui Rangga yang somplak mengintipnya di balik tembok.

Rangga hanya bisa mendengus dan menghampiri Alya dan Salva yang tengah duduk di pinggir lapangan. Salva dan Alya memag sedang menonton nNthan dan teman-temannya latian basket kali ini.

Rangga melenggang ke arah mereka dan berdiri di samping Alya. Cuaca yang panas membuat si empu mengibaskan tangannya pelan.

"Lo nggak ikut latian."Tanya Alya.

"Nggak lolos seleksi." Rangga langsung duduk di sebelah Alya.

Alya kini diampit oleh Salva yang duduk disebalah kiri dan rangga disebelah kanannya.

"Berarti lo harus semangat lagi buat tunjukin yang terbaik." Alya menyemangati Rangga. Namun Rangga hanya bisa cemberut.

"Gue udah tunjukin semuanya Alya. Bakat gue yang cetar menggelegar ini masak kalah. Tuh pelatih keknya buta deh. Kayaknya dia harus belah dada gue buat liat gimana seriusnya gue ikut pertandingan itu."

"Gue itu lebih jago dari paa Satya, tuh liat ai kolor ijo malah lolos. sedangkan gue nggak."

"Kan gue lebih jago dari pada dia." Tambah Rangga lagi

"Mungkin belum keberuntungan lo Rangga." Ujar Salva yang ikut menasehati Rangga.

"Idihhh... Mulut cobek... Situ sembarangan kalo ngomong. Gue itu ditikung taukkk... Pasti gara-gara maslah lo kemarin yang udah buat gue nggak lols. Ngaku lo!!!! "

" Ngomong apaan sih? Kok lo main nyalain Salva sih!!! " Alya tak terima jika Rangga mulai menyalahkan Salva karna ketidak lolosannya itu sebagai peserta tim basket.

"Gara-gara lo maafin Alya dan Alya udah jadi sahabat lo. Topik trending gue turun reting di SMA kenangan."

"Maksudnya?" Alya benar-benar bingung.

" Iya.. Vidio yang udah gue upload nggak ada yang ngelike atau yang komen. Parah nggak.. "

"Rasain tuh azab..." Gumam Salva pelan.

" APA LO BILANG!!! " Pekik Rangga tak terima.

"Udah-udah... Rangga sama Salva bisa kan jadi temen Alya. Alya nggak mau kalau kalian berantem."

"Dia? Ihhh ogah," Rangga menatap Salva dengan tatapan jijik.

"Heh!! Emang gue juga mau temenan sama orang alay kayak lo!" Ketus Salva.

"Alay!!! Lo tuh yang alay!!" Kesal Rangga.

"Ehh banci nggak usah tuduh gue ya!!!" Pekik Salva.

"APA LO BILANG!!"

"Diem.. "

Sontak Salva dan Rangga menghentikan aksi ejekan mereka.

"Kalian itu udah gede, bukan anak SD. Masalah gitu aja mau diributin. Dan lo lagi Rangga, temen itu nggak usah pilih-pilih. Lo itu terlalu sensi sama Salva."

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang