" Salva.. Salva.. "
Kilasan mimpi tentang masa lalu Salva kembali menghantuinya. Suara itu mengganggu pikiran Salva.
"Salva bangun salva.."
Salva sangat kenal betul suara itu.
Dirasakan sentuhan tangan mendarat di pipi Salva yang seputih susu.
Namum selang dari itu salva merasakan aroma minyak kayu putih tercium menusuk di hidungnya. Serta tangannnnya yang digenggam sembari memeberikan gosokan pelan yang menghantarkan kehangatan."Salva ayo bangun.." Lirihnya
Perlahan mata Salva terbuka, pandangan yang tak jelas serta labur menampakan wajah pemuda yang sangat ia cintai. Dan Salva hapahal betul wajah ini.
"Nathan" Lirih Salva setengah sadar
"Salva? Alya salva udah sadar Al... " Pekik Nathan diruangan uks.
Tak lama setelah itu Alya hadir bersama rangga yang ikut masuk. Senyum Salva langsung pudar dan langsung membuang pandangannya ke arah lain. Salva sempat tak mengerti kenapa Nathan justru memanggil Alya. Bukankah Sebab dari semua ini adalah Salah Alya.
Gue benci Alya, batin Salva
Alya sempat menatap Salva dengan tatapan tak mengerti. Kenapa hari ini Salva begitu aneh dan cuek kepada dirinya.
Perlahan tapi pasti Alya berdiri di samping bangkar kasur di ruangan uks itu. Tangannya pun tak ketinggalan mengelus rambut Salva yang berwarna kecoklatan.
"Salva" Panggil Alya.
Namun salva justru menepis tangan Alya dari rambutnya."Nggak usah sok perhatian!!" Bentak salva.
"Salva." Ucap Nathan memperingati
Mata Salva mentap jelas manik mata Nathan yang terlihat kesal kepadanya. Tanpa babibu Salva langsung beranjak dari kasur itu dan berlari meninggalkan mereka diruangan UKS tersebut.
"Salva.. " Pekik Alya menyusul Salva yang berlari.
"Ehhh... Tunggu gue." Cempreng rangga menyusul kepergian Alya.
Disepanjang koridor Salva berlari dengan kencangnya bahkan sampai Alya tak bisa menyusulnya. Salva membawa dirinya pada area belakang sekolah. Di aduduk di salah satu kursi disana.
Sedangkan Alya, ia kehilangan jejak kepergian Salva. Pandangan Alya ia jelajahi keseluruh sudut sekolah. Namun tidak ada tanda-tanda Salva.
"Alya..." Pelik Rangga dengan nafas ngos-ngosan.
"Gilak lo tinggalin gue,"
Alya tak memperdulikan Rangga yang mengomelinya. Dirinya langsung teringat dimana ia bisa menemui Salva, dan hanya tempat itu yang belum Alya kunjungi.
Alya Pov
Dihalaman belakang sekolah kutatap Salva yang tengah melamun sekaligus tak bergeming. Salva selalu membuat diriku dihadapkan sebuah pertanyaan yang tak aku ketahui. Gadis satu ini sungguh tertutup dan akan menunjukkan reaksinya secara tiba-tiba.
Tanganku secara ragu memegang tangan Salva. Namun sebelum menangkup tangannya salva aku sudah duduk disampingnya.
"Sal.. Lo marah sama gue?" Tanyaku dengan rasa bersalah.
Namun Salva tetap tak bergeming dirinya memilih diam ketimbang harus selalu mengingat perkataan Satya tempo hari.
"Kenapa Sal? Cerita sama gue. Gue nggak mau lo pendem sendiri." Bujuk Alya.
Salva seperti manusia yang tak memiliki pendengaran dan hatinya keras bak batu. Alya sampai tertegun akan sikap Salva yang tiba-tiba seperti ini. Alya takut salva akan kembali kepada Salva yang sebelum Alya kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya Dairy[END✔]
أدب المراهقينAlya Almariella, gadis kutu buku yang sangat cantik. Namun kecantikannya itu telah dimiliki oleh seorang kapten basket bernama Nathanio Dirgantara. Cowok tampan nan manis, pewaris tunggal Dirgantara Corp's. Namun Hubungan mereka terbentang oleh sebu...