Jangan Cemburu

501 26 4
                                    

Suasana sore menjadi penutup aktivitas hari ini. Cahayanya yang kemerahan serta gelombang pantai yang menghempas pelan melepas kepenatan bagi jiwa-jiwa yang lelah.

Disinilah mereka bersandar sejenak. Untuk menikmati indahnya sore. Alya merasa bahwa tak ada tempat sebaik senja. Senja yang mengajarkan untuk setia, senja yang mengajarkan untuk tetap menunggu dan senja merupakan akhir dari perjalanan yang nyata.

"Nathan, Nathan tau nggak kalau suasana sore di London itu romantis" Salva merendam keheningan yang ada.

Nathan tersenyum kearahnya. Tangan Nathan ia rangkulan di pundak Salva. Salva yang melihatnya tersenyum senang.

"Biasanya para kekasih akan saling memeluk pasangannya dengan erat dan berjanji, bahwa mereka akan selamanya sampai ujung senja." Gumana Salva didalam dekapan Nathan. Menghirup pelan aroma maskulin yang menjadi candu saat bersama Nathan.

"Jika hal itu tak terjadi apa yang akan dilakukan oleh sepanjang kekasih?" tanya Nathan dengan mata terpejam menikmati suasana yang menyejukkan.

"Salah satu mereka akan berakhir seperti senja.Menunggu kekasih yang tak akan pernah kembali." tutur Salva dengan pandangan kosong.

Nathan melepas rangkulan nya, dan beralih menatap Dapat dengan mata yang sendu.

"Kalau gitu, biarkan Nathan jadi senjanya Salva, nathan janji. Nathan akan kembali untuk Salva."

Salva menggelengkan kepalanya.
"Berarti Salva harus siap buat tungguin Nathan yang nggak akan pernah kembali buat Salva lagi. Dan pada akhirnya Salva sendiri."

Nathan menangkup pipi Salva gemas, sembari memandang mata birunya yang indah itu.

"Salva harus menunggu bintang bukan menunggu senja. Masih banyak penantian yang sangat berharga ketimbang menunggu yang tak akan pernah menjadi kenyataan."

Salva tersenyum menatap Nathan yang mengatakan hal sedalam itu kepadanya. Hal inilah yang salva sukai dari Nathan sejak dulu.  Nathan sangat bisa membuat Salva tenang dalam dekapannya, tuturan nya, serta nasihat-nasihat berharga. Salva tak bisa dan tak akan menemukan sahabat sebaik Nathan dalam hidupnya.

Salva begitu menyesal, Salva telah menolak cintanya lima tahun silam. Memang waktu dulu salva tak memiliki rasa terhadap nathan.  Namun salva sekarang menyadari kalau nathan lah alasannya untuk tersenyum. Dan salva yakin, Nathan akan menjadi pelindung buat Salva.

Flasback on

5 tahun silam

Saat Salva kembali pulang ke Indonesia. Tepatnya pertengahan bulan Juni, dimana ia hanya kembali bersama ibunya. Salva kembali ke salah satu rumah sederhana, dimana kisah kecilnya tak akan pernah ia lupakan. Dengan salah satu teman sejatinya.

"Salva" Pekik seorang remaja laki-laki berumur 12 tahun.

Mata Salva menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.

"Nathan?"

Betapa tak percaya, Salva sampai mengerjapkan matanya, melihat salah satu teman kecilnya yang sudah besar.

"Kau?"

Tubuh yang tinggi, wajah yang tampan serta lesung pipi yang sangat manis.

"Kenapa kau tidak gendut?" Pikir Salva.

"Apa? Aku gendut? "

"Iya, bukankah kau dulu badut sekolah. Pipinya yang lebar, perut yang membesar."

"Kau jangan ingat itu, aku tak suka."

Salva terkekeh, bisa menjahili teman dekatnya ini. Perubahan Nathan sangat drastis. Dulu Nathan hanya sekarang anak kecil bertubuh gendut. Dan kini ia seperti aktor film yang sangat tampan.

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang