Nathan langsung memeluk Alya dan Alya pun membalas pelukkan Nathan. Isakan tangis langsung pecah oleh Alya. Tak henti-hentinya Alya memukul-mukul punggung Nathan dengan kuat. Seolah melampiaskan rasa sakit yang ia pendam selama ini.
"Pukul terus yak!!pukul terus!!! Biar gue bisa rasain gimana sakitnya lo sekarang!! " Nathan semakin mendekap tubuh Alya dan mempererat pelukannya.
Namun Alya langsung menghentikan tangannya dan mempererat pelukkannya. Alya memang terluka, benar-benar terluka tetapi tidak untuk sekarang. Nathan telah menyentuh hatinya. Nathan telah masuk melalui keanehan dan segala tingkah yang membuat Alya kesal. Walau begitu juga, kehadiran Nathan akan menjadi kebahagiaan yang tak akan Alya lupakan dalam hidupnya.
"Udah nangisnya?" Alya langsung membuka matanya dan memelapaskan pelukkan Nathan. Alya masih ia sembunyikan matanya dari manik mata Nathan.
Nathan langsung mengangkat dagu gadisnya itu.
"Gue emang nggak pantes jadi pacar lo yak. Dan gue bener-bener nggak bisa bahagiain lo Alya.""Tapi sampai kapanpun gue akan selalu lindungin lo dan buat lo nggak ngerasa sendiri lagi" Tatap Nathan memabukkan.
Alya menatap mata yang telah lama menjadi candu baginya. Mata yang tak akan pernah Alya tebak kebenarannya. Nathan selalu punya seribu satu cara untuk menyembunyikan alasan sesungguhnya. Entah Nathan mencintai Alya atau tidak. Namum Alya yakin, Nathan tak akan pernah main-main dengan ucapannya.
"Kenapa kamu akhir-akhir ini kasar sama aku!!!" Tiba-tiba Alya menggantikan ucapan lo gue jadi aku. Nathan tau kalau Alya sekarang tengah serius.
2 minggu yang lalu
"NATHANNN!!!!" pekik pria paruh Bayah yang terlihat gagah dengan pakaian jasnya.
Nathan yang baru saja pulang dari latihan basket langsung malas melihat papanya yang sudah marah.
Pria yang kita ketahui papa Nathan itu langsung mendekat ke arah Nathan.
Ia melemparkan sebuah kertas yang Nathan sudah duga. Itu adalah kertas formulir pendaftaran tim basketnya. Namun saat ini Nathan belum meminta tanda persetujuan dari orang tuanya."APA-APAAAN INI!!!!!"
Kertas ini mendarat tepat di wajah Nathan yang sangat tampan. Dan itu membuat Nathan tertampar seketika.
"SEKALI LAGI PAPA TANYA???!!! KERTAAS APA ITU?!!!!"
"Papa bisa baca kan?" Jawab Nathan santai.
PLAKKKKK....
Tamparan lolos di wajah Nathan dan ituemviat Nathan memegangi pipinya yang sudah merah karena tamparan papanya itu.
"Papa didik kamu untuk jadi penerus perusahaan Dirgantara corp's!!!!!!! Bukan untuk menggiring bole di tengah lapangan itu!!!!!!!"
Nathan menatap papanya lejat dengan pandangan kesal.
"APA PEDULINYA PAPA SAMA NATHAN!!!" ucap Nathan menunjuk dirinya.
"Beraninya kamu membentak papa!!!!!" Papa Nathan hendak melayangkan tamparannya lagi, namun hal itu bisa dicegah oleh Nathan.
"Nathan tanya sama papa!?!!!!!! Apa papa pernah ada untuk Nathan!!!!!!"
"APA PAPA PERNAH ADA WAKTU UNTUK NATHAN!!!!"
papa Nathan diam seribu bahasa, sembari menatap pudarnya dan mencerna setiap perkataan Nathan yang menurutnya menang benar.
" Nggak pa. Nggak pernah"
"Papa nggak pernah ada waktu untuk Nathan sekalipun" Lirih Nathan dengan suara yang mengecil.
"Bahkan sampai mama meninggal. Papa nggak pernah kasih kasih sayang papa ke Nathan!! Papa terlalu sibuk sama dunia papa sendiri."
"Sekarang!!!!! Papa nuntut Nathan buat turutin setiap kemauan papa!!!!!! Bahkan papa nggak pernah pikirin!!!! Apa yang Nathan suka!!! Apa yang Nathan nggak suka!!!!!!"
" Nathan kecewa sama papa!!! Asal papa tau, kalau papa_
" Kalau apa?" Sahut papa Nathan seolah menantang.
" Ayo katakan!!! Bukannya selama ini kamu mau mengatakan itukan sama papa!!! "
Nathan menatap benci papanya ini. Semuanya nggak mungkin bisa Nathan lupain. Tentang mama dan kematian yang menimpa dirinya. Semuanya karna papa!!!!
"Meskipun mama udah nggak ada, mama pasti masih kecewa sama sikap papa yang nggak pernah berubah!!!!!! " Nathan langsung pergi dan menaiki setiap anak tangga menuju kamarnya.
"NATHAN!!!!... KEMATIAN MAMAMU ITU KARENA TAKDIR DARI TUHAN!!! DAN PAPA BUKAN PENYEBAB KEMATIANNYA!!! "
namun nathan tak menggubris ucapan Papanya. Ia lebih fokus pada labgakha kakinya.
" NATHAN!!!!! "
Lamunan Nathan langsung buyar. Dan kejadian dia minggu yang lalu membuat Nathan kembali tersadar. Bahwa ada Alya yang mendukungnya. Meski papanya tak pernah.
"Gue nggak kasar Alya. Gue cuma terlalu fokus sama tim basket gue. Gue juga berharap kalau masalah ini cepett kelar,"
" Tapi gue nggak pernah lupa langsung sama ulang tahun lo dan juga temen-temen malah antusias buat bikin surprise buat lo. "Tambahnya.
" Kamu nggak ucapin selamat ulang tahun buat aku Nathan. "
" Nggak " Kekeh Nathan.
Bibir Alya langsung menyongsong seketika. Memang aslinya Nathan nyebelin. Lagi serius malah becanda.
" Nggak, gue nggak lupa samaa ulang tahun lo. Dan gue juga nggak lupa buat ucapin selamat ultah buat lo. " Tangan Nathan langsung ia selipkan di antara jaket yang ia kenakan.
Setangkai bunga mawar ada di tangan Nathan. Namun ia tak hanya sekedar memberikan bunga itu. Ia berlutut dihadapan Alya dengan memegang setangkai bunga ke arah Alya.
" Happy sweet seventeen my sunsine,
Alya Almariella. "Senangnya bukan main saat Nathan mengucapkan kata-kata manis lengkap dengan setangkai mawar merah yang ada di tangannya itu.
Alya langsung meraih bunga mawar yang ada si tangan Nathan. Ini bunga kesukaan Alya. Bagi Alya mawar adalah bunga yang memeberi kehidupan. Bermakna cinta, kasih sayang, serta ketulusan yang abadi.
" Thank's Nathan " Alya langsung memgahambur ke pelukkan Nathan.
"I Love you. I love you Alya." Bisik Nathan pelan dipelukkannya.
Suara Indah Nathan yang sangat menggoda sekaligus menggelitik telinga dan perut Alya. Semburat merah pun tak bisa Alya sembunyikan saat ini.
Sore yang indah bersamanya Nathan dan setangkai mawar merahnya. Waktu seakan berhenti, sinar senja menjadi suasana yang menyejukkan hati. Di iringi dengan suara angin yang terus berhembus pelan. Membelai helaian-helaian rambut yang berwarna coklat karena pantulan Sinar mentari.
"Haii mentari, pangeranku kembali. Tolong jaga dia ya. Aku sayang dia.
I love you more"
Alya_Hayyy yayyyy
Ciwi-ciwi apa kabar?
Baik?
Oke aku baikJangan lupa pencet bintangnya sampai muncul warna Oranye.
Vommentnya hayuuu
Happy Reading🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya Dairy[END✔]
Teen FictionAlya Almariella, gadis kutu buku yang sangat cantik. Namun kecantikannya itu telah dimiliki oleh seorang kapten basket bernama Nathanio Dirgantara. Cowok tampan nan manis, pewaris tunggal Dirgantara Corp's. Namun Hubungan mereka terbentang oleh sebu...