Ruangan BK menjadi hening tatkala seorang pria paruh Bayah masih setia memandangi ketiga remaja yang ada di hadapannya ini. Yang paling mencolok diantara mereka adalah Nathan. Salah satu pemuda yang menjadi penengah anatara Alya dan Salva.
Pak Ridwan selaku guru BK terus memperhatikan gerak-gerik ketiga remaja ini sampai akhirnya mereka berani untuk mengutarakan kejadian sebenarnya.
"Sejak kapan? Sejak kapan Alya menjadi bahan bulian SMA kencana!" Suara bariton nana tegas membuyarkan lamunan ketiga remaja itu.
"Nathan! Kamu harus menjelaskan tentang semuanya!" Mata matian mendeliki hebat, Nathan juga tak tau apa yang terjadi sebenarnya. Dan dia justru yang paling disudutkan disini.
"Nathan nggak salah pak. Salva yang salah. " Jujur Salva dengan pandangan menatap pak ridwan lekat
Pak ridwan menautkan alisnya menatap Salva ragu. Pasalnya Salva adalah murid pindahan yang sangat mereka banggakan. Apa mungkin Salva bisa melakukan hal serendah itu.
"Maafin Salva Alya, Nathan. Salva terlalu kebawa emosi. Mungkin kalian akan nilai Salva aneh kenapa Salva berubah saat ini. " Salva menundukkan kepalanya menyesal.
Jadi bener, Salva yang lakuin hal ini, batin Nathan.
Ya, akibat pertama hoak yang menyebar karena ulah Salva. Salva menjadi bahan pertanyaan dihadapan guru-guru SMA kencana. Pasal pengirimannya sengaja peserta Olimpiade bersama Alya, pasti akan ditindak lanjuti kedepannya.
"Saya kira Salva adalah teman baik Alya. Ternyata kamu nggak lebih dari orang yang iri sama anak saya! " Ujar Santoso masuk ke ruangan pak ridwan.
Kalian kira papa Alya sudah pulang? Heheh ia tak akan bisa melihat anaknya dalam keadaan tak baik-baik saja saat ini.
" Papa, " Gumam Alya.
" Diam! Papa udah putusin bahwa kamu tidak akan berteman lagi dengan gadis ini. Papa jadi heran, apa mungkin selama ini kamu selalu menjau dari Nathan gara-gara dia. "Kesal Santoso.
" Papa!. Papa nggak seharusnya bilang gitu sama Salva. " Alya mulai meninggikan ucapannya saat santoso lagi dan lagi menjelekkan nama Salva dihadapan Alya.
Salva malu bukan main. Dirinya menunduk dalam dan memandangi lantai dengan karpet biru di ruangan itu.
"Maafin Salva om." Salva membeku ditempat. Tatapan Salva terus saja menunduk dnk tak berani mengangkat kepalanya.
Salva memilih untuk pergi dari ruang bk sedangkan Nathan dan Alya masih berada disana tak terkecuali dengan Santoso dirinya harus pergi untuk kembali kekantor. Waktu istirahat makan siangnya telah habis. Santoso takut jika dirinya akan ke kena batunya nanti.
Setelah mendapatkan nasehat dari pak Ridwan Nathan dan Alya kembali menjalankan aktivitasnya sebgai seorang siswa.
"Alya." Nathan menahan Alya yang hendak menjauh darinya.
"Gue nggak habis fikir, sebenernya ada apa dengan kalian?" Nathan menatap Alya dengan heran dan Alya justru membelakangi Nathan.
"Ada yang seharusnya kamu tau, tapi aku nggak mungkin bilang sekarang Nathan. Pasti kalau waktunya pas dan aku pikirin matang-matang pasti aku akan bilang ke kamu. " Kata Alya menatap mata nathan dalam.
"Kalau memang kamu mau tau yang sebenarnya kamu harus lihat mata Salva. " Lirih Salva
"Aku harus pergi kekelas. Dan kamu juga harus latihan untuk pertandingan besar nanti. Semoga berhasil. " Alya melepaskan tangan Nathan dan pergi meninggalakan Nathan di Koridor kelas.
Apa yang Nathan tau ketahui dari Alya, Alya selalu saja memberikan teka-teki yang membingungkan. Alya yang Nathan kenal tak seperti Alya yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya Dairy[END✔]
Teen FictionAlya Almariella, gadis kutu buku yang sangat cantik. Namun kecantikannya itu telah dimiliki oleh seorang kapten basket bernama Nathanio Dirgantara. Cowok tampan nan manis, pewaris tunggal Dirgantara Corp's. Namun Hubungan mereka terbentang oleh sebu...