Nggak ada yang berupa!! Cuma penampilan aja
Alya masih menatap Nathan dengan acuh tak acuh. Lebih dari 30 menit Alya mendiamkan Nathan di ruang tamunya. Nathan juga enggan untuk mulai berbicara. Jujur Nathan takut jika Alya akan semakin marah kepadanya.
"Ya... Maaf"
"Buat apa? Lo nggak ngerasa salah kan Nath?"
Nathan serasa disindir. Nathan tak melakukan kesalahan. Itu tidak benar, bagaimana Nathan akan menjelaskannya pada Alya. Semuanya terlalu rumit.
" Bukan gitu? Ta_
" Gue capek! Waktu lo tinggal 5 menit lagi. Dan kalau nggak ada kepentingan yang lain. Lo bisa pergi. Pintu juga udah nggak sabar toh" kata Alya menunjukkan ke arah pintu rumahnya yang terbuka lebar.
"Alya, dengerin gue dulu."
"Dengerin apa lagi sih Nath?!!"
"Oke gue ngaku gue salah. Tapi gue mohon yak. Lo jangan giniin gue terus!!" Alya menatap Nathan dengan pandangan tak suka.
"Maksudnya apa!! Lo kira, gue udah semena-mena sama lo?!!" Pekik Alya menatap Nathan kecewa.
"Gue nggak mau yak kalau kita terus berantem!! Gue nggak bisa yak, gue nggak bisa liat lo marah terus sama gue." Lirih Nathan.
"Gue marah sama lo Nath. Bener-bener marah! Kata maaf aja nggak cukup buat buktiin kalau lo itu udah berubah!!"
Nathan berjongkok didepan Alya yang tengah berdiri menatapnya.
"Apapun gue akan lakuin asal lo maafin gue."
"Apapun?"
"Iya apapun itu."
"Gue masih simpen janji itu Nath. Gue akan minta kalau gue butuh."
"Tapi untuk sekarang, gue belum kepikiran untuk maafin lo. Apa yang udah lo lakuin, udah buat gue berfikir keras, kalau lo memang berubah!! Atau lo memang nggak pernah berubah. "
"Gue rasa lo bukan Nathan yang gue kenal dulu." Tambah Alya mengakhiri ucapannya.
Keadaan hening seketika, dan hal itu membuat Nathan mukul keningnya singkat.
Dia melupakan sesuatu."Sebenarnya tujuan gue kesini buat ajakin lo ke tempat biasa. Kalo lo mau." Ragu Nathan.
Alya menatap Nathan dengan tak percaya.
Rasa kecewa ml kembali muncul. Namun kali ini justru membuat Alya lebih benci Nathan.Nathan pun langsung meneguk salivnya, ia tak yakin jika Alya mau ikut dengannya. Jujur selama Alya berbicara, Nathan terus kepikiran dengan kejutan tanah sudah ia berikan saat ini. Nathan tal tau ekspresi apa yang Alya tunjukkan saat melihatnya. Bingungnya apakah Alya akan terkejut atau justru tetap marah seperti sekarang ini.
"Oke.. Gue ganti baju dulu," Alya langsung pergi ke kamarnya.
Huhufff.. Nathan kira Alya bakal nolak ajakannya. Kalau bener iya rencana Nathan sana anak geng basket bisa kacau balau. Mana udah disiapin lagi dari pulang sekolah.
Setelah menunggu lima menit lamanya akhirnya Alya turun dengan menggunakan celananya Jens serta jaket kulit yang melekat didirimya. Nathan sempat heran melihat penampilan Alya yang berubah seratus delapan puluh derajat. Alya yang sebenarnya feminim sekarang menjadi Alya yang bar-bar.
Tampilan Alya yang bar-bar🤣. Tetep cantik kan😗
Merasa diperhatikan akhirnya Alya langsung memergoki Nathan.
"Kenapa? Aneh?" Ketus Alya.
"Kok ngegas?"
"Hhueuehehhhhh... Lo itu ya, sekarang gue lagi males debat lagi. Jadi nggak usah tanya itu ini? Atau gue batalin buat ikut lo mau?!!!"
"Ehh.. Nggak-nggak. Yaudah ayo." Ajak Nathan.
"Lo duluan gue mau bawa montor sendiri." Kata Alya dengan sombongnya.
" Lo kan nggak bisa naik montor. "Kata Nathan memergoki Alya.
Alya serasa ditampar dengan ucapan Nathan. Etsss. Maksudnya kesindir, karena Alya masih marah sama Nathan sekarang Alya nggak bisa jadi kalem dulu ya sist. Edisi hari ini Alya yang garang.
Tapi bener juga Alya kan nggak bisa naik montor. Boro-boro naik montor, naik sepeda aja jatoh terus tuh. Gimana ya? Apa Alya harus ikut Nathan? Nathan kan bawa mobil. Pasti lebih nyaman. Ketimbang Alya naik montor trus jatuh. Kan bahaya, mana montor papa lagi kalau rusak ntar Alya dimarahin.
"Yaudah gue ikut lo. Tapi inget gue duduk di belakang"
Haha dibelakang? Berasa sopi taksi aja Nathan. Ya kali Nathan tega sampe biarin Alya duduk dibelang, image Nathan juga harus dijaga ya. Gimana jadinya anak seorang pengusaha besar bisa jadi sopir.
"Gimana? Mau nggak? Kalau nggak mau yaudah." Alya langsung membalikkan badannya namun berhasil dicegah Nathan.
"Ehe... Yaudah gue mau." Kata Nathan pasrah.
Alya hanya tersenyum di balik rasa cueknya itu.
"Gitu dong. Ayo."
Dengan terpaksa Nathan hanya menuruti perintah Alya yang menurutnya aneh. Mungkin ini pelajaran juga bagi Nathan agar ia tak bisa menyakiti Alya lagi. Selama perjalanan Nathan selalu memperhatikan Alya dibalik sepionnya. Membuat Alya yang diperhatikan merasa risih sekaligus Tak nyaman.
Nathan langsung fokus ke jalanan. Jangan lagi Nathan berbuat ulah. Jika sekali saja ia mengulangi kesalahannya maka Alya tak akan memaafkannya lagi. Ngomong-ngomong, Alya dengan penampilan apa saja tetap cantik di mata Nathan.
Next nggak nih?!!
Budayakan Vommentnya ya
🐣Happy Reading🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya Dairy[END✔]
Teen FictionAlya Almariella, gadis kutu buku yang sangat cantik. Namun kecantikannya itu telah dimiliki oleh seorang kapten basket bernama Nathanio Dirgantara. Cowok tampan nan manis, pewaris tunggal Dirgantara Corp's. Namun Hubungan mereka terbentang oleh sebu...