Dear With Dairy

745 40 1
                                    

Hari ini aku menemukan Nathan ku yang lama.
Nathan saat umurnya masih 15 tahun.
Nathan yang sama saat pertama kali ia menyatakan cinta. Aku bahagia saat mengetahui dirinya masih sayang kepadaku. Kepada Alya Almariella.
Meski aku sering melukai hatinya. Begitupun dengan dirinya yang selalu membuatku kesal akan kecuekkannya itu. Tapi aku sadar, hari ini dia begitu istimewa. Istimewa pula di hari bahagiaku. Dia memberikan setangkai mawar kesukaanku. Dan mawar ini juga adalah mawar ketiga yang selama ini ia berikan kepadaku. Aneh memang, aku masih menyimpan mawar itu dengan baik di meja belajar. Bagiku menyimpan barang berharga apalagi dari orang yang berharga dalam hidupku adalah sesuatu yang bermakna.
Terimakasih Nathan, terimakasih my sunsine.
I love you more.
Alya.

Alya menutup dairynya dan menuju ke arah balkon kamar. Malam ini hujan, suasana pun sejuk. Namun Alya biarkan dirinya tak berselimut pada jaket tebal ataupun selimut. Ia hanya mengenakan kaos oblong lengkap dengan celana pendeknya.

Ditadahannya tangan Alya pada tetesan hujan. Perlahan airnya mengalir di antara kulit Alya yang, putih. Sensasi dingin yang, menyeruak bisa Alya rasakan.

" Kak? "

Suara Papa terdengar hingga membuatku langsung ber lonjak untuk naik ke kasur empuk dan mencoba menutupi diriku dengan selimut.

Tak lama setelah itu pintu terbuka. Aku pura-pura tidur agar Papa tak memarahiku. Kurasakan tangan membelai kepalaku dengan Sayangnya.

"Papa sayang Alya." Papa lalu mengecup keningku dan pergi langsung menutup pintunya.

Mataku langsung terbuka dan aku terduduk sambil memandangi pintu yang baru saja saja Papa tutup.

"Aku juga sayang Papa," Kataku lalu tertidur kembali.

Besok Alya harus ke sekolah dan bertemu Nathan. Alya yakin, besok akan menjadi hal yang paling Alya rindukan.

Nathan

. . . .

"Neng ayo neng jalan sama babang Rangga🎼🎼" Nathan dengan beberapa teman-temannya terutama Satya dan Rangga tengah melintas di sepanjang koridor. Dan hal itu menjadi pusat perhatikan bagi kalangan kaum hawa. Dan yang menjadi sorotan adalah Nathan dan Satya. Jelas mereka adalah ikannya sekolah.

Tak jarang mereka melemparkan senyuman dan sapaan terhadapa anggota geng basket itu. Dan seperti biasa Nathan dan lainnya hanya melambaikan tangan singkat. Tapi tak terkecuali untuk Rangga yang tipikalnya tebat pesona dengan muka yang pas-pasan diantara mereka.

"Catet nomor Nathan, 0834*****" Celetuk Rangga.

Inilah kerjaan si Rangga, menyebarkan nomor telfon Nathan. Ettttt.... Bukan nomor Nathan aslinya tapi_

"Hallo Nathan..."

"Hallo juga manis.."

"Ya ampun ini beneran kamu?"

" Kenapa nggak yakin. Dari suara gue lo nggak yakin. Gue yang tamfan pisan kek aku ini toh. "

"Nath kok kamu aneh? Kamu bukan Nathan ya?"

"Gue Rangga. Hai baby. Kamu syantik mandalika syalala."

"Ihhh... Jijik...."

Tut..

Dan itu bukan untuk yang pertama kalinya. Apalagi ini ini terjadi pada salah satu cabe-cabean yang ngincer Nathan sampe saat ini.

"Hallo nathan... Akhirnya gue dapet juga nomor lo. Liat aja, gue memang udah ditakdiri sama lo. Ya kan? "

" Busettt.. Nathan nggak bakalan suka sama cabe kek lo. Mu***** anj**** Tapi babang Rangga yang imuet ini mau kok... "

"Nanjis... Ternyata lo Rangga. Nyesek gue telfon lo!!!!!"

Tut..

Jujur Rangga yang nyesek

"Ya Allah, kapan gue punya pacar😥" Tutur Rangga.

Itulah Rangga, sifat Nyenyesnya akan keluar saat santapan lambe turah mulai tersaji. Si koplak ini juga merupakan admin gosip di SMA Kenanga. Seluruh grup atau komunitas gosip disekolah Sma Kenanga ia yang pegang. Hebat nggak. Jarang banget kan cowok jadi nyenyak plus tukang gosip. Kalau gue sih udah hujattt aja wkwkw.

"Btw Nath.. Lo masih inget kan sama janji lo buat traktir kita kalau lo balikan sama Alya." Satya merangkul nathan dan memberikan kode.

"Gue Nathanio Dirgantara, anak dari Abimanyu Arsel Dirgantara. Pemilik perusahaan terbesar di kota ini, Dirgantara Corp's.." Nathan langsung menepis rangkulan satya.

"Bagi gue buat traktir kalin ataupun semua siswa di SMA kenangan jumlahnya nggak seberapa ketimbang uang jajan gue setiap hari." Sombong Nathan.

DIHHH...

Nathan langsung menatap siswi yang baru saja melintas di depannya. Senyum Nathan langsung tercipta. Sedangkan teman-teman Nathan hanya terheran melihat siswi yang berani menganggap biasa terhadap ucapan Nathan.


Mettt malem guyss..
Heheh enaknya publish nih.
Gabut ya kan.
Emang authornya super gabut.
Tapi tenang!
Selagi ada HP gabut jadi ribut🤣🤣🤣

Jangan lupa pencet bintang ya🤗
Happy Reading

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang