"Nggak bales chat, nggak bales telfon? Apa lo marah banget sama gue Al?"
Alya tersentak saat tiba-tiba Mathan berada di ruangan pribadinya. Ngapaim dia kesini?Nathan kini tengah duduk di tepi kasur empuk Alya yang berwarna pink. Sembari memainkan telfon Alya yang ia biarkan tergeletak di atas nakas.
"Nathan?"
Nathan langsung menghampiri Alya dan memegang lengannya kuat-kuat. Menatap Alya dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Nathan... Sakit..." Alya meringis saat Nathan memegangnya terlalu kuat. Seperti sedang meluapkan emosinya.
Namun Nathan tak peduli, Nathan hanya ingin tau betapa tersiksa nya dia saat Alya berusaha untuk menjauh darinya.
"Nathan" Lirih Alya dengan mata yang berlinang.
Nathan langsung melepaskan tangannya dari lengan Alya. Nathan seharusnya tak sekasar itu dengan Alya. Perlahan Nathan menfahapus air mata yang mengalir di pipi caby Alya.
Alya tersentak saat pipinya merasakan sebuah usaha pelan. Alya tau siapa pemilik tangan itu. Tangan yang lembut dan wangi maskulin. Aroma yang sangat Alya sukai.
"Maaf yak.." Ucap Nathan bersalah.
Alya hanya tersenyum dan memeluk Nathan disana. Nathan tertegun melihat Alya yang tiba-tiba memeluknya. Sekaligus dirinya tak enak, karena saat ini mereka tengah berada di kamar.
"Alya.. Nggak enak dilihat orang."Kata Nathan serasa berbisik.
"Lima menit aja Nath.. Lima menit aja.. "Kata Alya mempererat pelukannya.
Tanpa ragu Nathan membalas pelukkan Alya. Ya.. Batapa rindunya Nathan, rindu gadis cantiknya ini.
Biarlah sesaat mereka membalas rindu yang tengah melanda dikeduanya. Hanya untuk sesaat. Asalkan Nathan tetap berada disia Alya.. . . .
"Yahhhhh.... Mati gue" Decak Azka membanting hendponenya diatas kasur."Siapa lagi yang matiin wifi.." Kesal Azka saat ia menyadari sambungan wifi terputus dirumahnya.
Azka memang tengah bermain game online. Di tengah dirinya yang tak mendapatkan pr. Azka memilih waktunya untuk bersantai bermain game, tetapi berbeda dengan Alya dia justru memilih waktu dengan membaca novel kesukaannya.
Azka segera bangkit dan menuju ke kamar Alya. Tujuannya ingin meminta hospot.
Hayoloh siapa yang kayak Azka hahhaha..
Dengan malas Azka mengetuk pintu kamar kakaknya. Sebenarnya Azka malas berurusan dengan Alya. Apalagi perihal hospot. Pasti Alya akan mengejeknya.
"Kak..." Pekik Azka.
Tangan Azka langsung meraih kenop pintu kamar Alya. Pintu kamar pun terbuka sedikit.
"Oh.. Nggak dikunci teryata" Pikir Azka.Azka masuk tanpa memperdulikan jika Alya menyahut nya atau tidak. Barulah Azka mendorong pintu itu,
"AAAAA AAAAA...... " pekik Azka langsung berbalik badan.
Azka benar-benar terkejut saat melihat hal yang mengganggu pandangannya.
"Astagfirullah astagfirullah"
Alya langsung melepaskan pelukannya kepada Nathan. Alya gelagapan saat adiknya itu masuk tanpa permisi.
"Azka!!!... Masuk nggak bilang-bilang!!!! " Pekik Alya yang membuat Nathan menutup lubang telinganya.
Suara melebihi batas standar dapat memecahkan gendang telinga Azka. Azka langsung berlari terbirit-birit keluar dari kamar Alya. Sembari meneriaki papanya.
"PAPAAA!!!!!" Pekik Azka sembari menuruni setiap anak tangga.
BRAKKKK!!!!!
Disisa tiga anak tangga yang belum sempat Azka injak. Dirinya jatuh menghantam lantai dingin.
"Aduhhh.." Lirih Azka merasakan dadanya sesak akibat menghantam lantai.
Santoso yang menyadari Azka jatuh langsung menghampirinya dan membawa Azka berdiri.
"Ceroboh lagi hah!!!.." Kesal santoso.
Azka hanya meringis dan dituntun ke arah sofa di ruang tamu tersebut.
"Hati-hati jalannya." Kata santoso sembari menuntun Azka menuju sofa.
Mama yang melihat Azka dibopong oleh papa langsung berlari dan menghampiri Azka disana.
"Ya ampun.. Apa-apaan ini... Azka kenapa??.." Cemas mama.
"Jatuh dari tangga." Ketus papa.
"Kalau jalan hati-hati dong Azka kalau sampai kenapa-kenapa mama sama papa repot. Kamu ada-ada saja. Jalan itu liat-liat seenggaknya kamu tau kamu lagi lari dimana." Ceroboh mama ala ibu-ibu lainnya. (Uwu tipe" Emak-emak nih wkwkw)
Azka hanya cemberut mendengarkan cerocosan yang tak akan pernah berhenti bahkan sampai Azka nanti sembuh. Kaki Azka serasa dipatahkan.
Dari arah tangga muncullah Alya dengan Nathan yang mengekorinya.
"Sukurin biar tau rasa, masuk kamar orang nggak bilang-bilang. " Ledek Alya mengambil tempat duduk di sebelah papanya.
Tatapan Azka langsung memincin seketika dan merengek memeluk mama disana.
"Huaaa.. Mama.. Mama.. Kak Alya tuh jahat banget sama Azka. " Rengek Azka memeluk mamanya. Namun mama langsung mengelak dan menepis pelukkan Azka.
"Dasar nggak malu, udah besar masih peluk manja sama mama. Ada kak Nathan lo." Kata mama menepis Azka.
"Emang nggak malu tuh bocah wleee.." Sindir Alya menjulurkan lidahnya.
"Nggak malu siapa?!! Dari pada lo kak, Pelukkan dikamar berdua sama kak Nathan. " Balas Azka terus terang.
Mata Alya langsung melotot memandang Azka seolah memberikan peringatan kepada Adiknya itu.
Pipi Nathan merah padam seketika saat Mama dan Papa Alya memandangnya dengan penuh curiga. Alya langsung mengelak agar tak terjadi hal-hal yang diluar dugaan.
"Apaan lo tuduh gue. Orang gue cuma ngobrol sama Nathan. Ya nggak Nath. " Bela Alya.
"Tapi beneran... Tadi Azka liat kak Alya meluk kak Nathan.. " Rengek Azka menatap mamanya agar percaya dengan perkataan Azka.
"Kamu ini ngomong yang nggak-nggak soal kak Alya. Papa pehatian akhir-akhir kamu aneh Azka. " Kata papa yang masih kulub percaya dengan Alya.
Alya tersenyum puas menatap Azka. Karena Alya tau papanya akan membelanya.
Nathan bingung menatap Alya, kenapa gadisnya itu berbohong. Bukankah Alya memang memeluk Nathan di kamar tadi.Nah lo
🤣🤣🤣hayoloh
Double update hati ini, lagi free soalnya
Happy Reading yaww
Jangan lupa Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya Dairy[END✔]
Teen FictionAlya Almariella, gadis kutu buku yang sangat cantik. Namun kecantikannya itu telah dimiliki oleh seorang kapten basket bernama Nathanio Dirgantara. Cowok tampan nan manis, pewaris tunggal Dirgantara Corp's. Namun Hubungan mereka terbentang oleh sebu...