Pertandingan #2

503 32 4
                                    

"Kami ingatkan kepada seluruh siswa agar menuju ke aula sekarang. Terkhusus peserta kompetisi agar mempersiapkan timnya. "

Suara operator terdengar. Sekumpulan anak SMA gannesaa yang baru saja tiba langsung masuk dan duduk di tempat nya masing masing. Namun itu tidak termasuk Alya.

Sedari tadi, mata gadis itu terus berlarian kemana mana. Mencari seseorang yang ia tunggu kehadirannya lebih dari 10 menit yang lalu.

Alya mencoba menekan sebuah nomor, namun panggilan lagi lagi tidak diangkat. Alya berdecak. Di hari seperti ini justru Salva menghilang. Entah kemana gadis itu pergi.

Sedangkan disisi lain. Tepatnya di ruangan tertutup, Salva berdiri dengan melipatkan tangannya di depan dada.

"Om. Urus Alya secepatnya!! Salva mau dia menderita!!!" Tutur Salva penuh penekanan.

Abimanyu terkekeh. Ia tau apa yang harus ia lakukan. Menghancurkan kebahagiaan Alya dan anak sialan itu adalah tujuannya sejak lama. Nathan dan Alya tidak akan pernah menang. Itu janji Abimanyu.

Abimanyu menyerahkan amplop kecil berisikan uang ke depan petugas. Dan beberapa berkas. Tentunya yang akan membuat kejutan yang tak akan pernah Alya duga sebelumnya.

"Saat final! Saya mau berkas ini ditampilkan di layar monitor. "Perintah Abimanyu

Petugas itu mengangguk dan pergi. Sedangkan Salva merasa lega. Akhirnya kebahagiaan Alya tidak akan bertahan lama. Dan ya... Hari ini adalah hari terburuk dalam gadis itu.

Sungguh kasian Alya. Batin Salva tersenyum puas.

****

"Alya? Dimana Salva? " Tanya mrs Kayla membuat Alya menggelengkan kepalanya.

"Alya nggak tau miss... Alya udah hubungin dia, tapi nggak pernah diangkat. "

Mrs.  Kayla mondar mandir bingung dengan situasi ini. Kenapa jadi kacau, terutama Salva. Seharusnya ia berangkat bersama bus bukan sendiri. Dan ini yang Mrs. Kayla takutkan sebelumnya.

"Mana ponselmu? " Alya menyerahkan poselnya ke mrs. Kayla.

Namun belumlah Mrs Kayla melanjutkan nomor Salva. Gadis itu muncul, berlari dari kejauhan dan tiba tepat waktu.

"Sorry miss. Salva telat. " Ujarnya ngos ngosan.

Mrs. Kayla menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya Salva datang.

"Syukurlah. Kalau begitu kalian segera menuju ke kursi kalian. Cepat. " Alya dan Salva mengangguk. Lalu pergi dari hadapan Mrs. Kayla.

"Ayo sal." Alya meraih tangan Salva dan menyeretnya pelan. Namun dengan kasar Salva menepis tangan Alya dan berlalu meninggalkan Alya yang masih terpaku.

Sal, kenapa kamu masih benci sama aku, batin Alya.

Suara penonton memenuhi aula besar itu. Supporter dari berbagai sekolah saling bersahutan sahutan. Termasuk SMA Gannesaa, dan ada satu siswa yang sangat mencolok. Yaitu Rangga. Mulut pemuda itu tak bisa dikontrol. Jika ada pemilihan supporter terbaik maka SMA Ganesa pemenangnya.

"ALYAAA!! Semangat!!!! " Suara Rangga sangat nyaring.

"GO... GO... GO... ALYA GO... "

" HAJAR!!! JALAN PERLU LO TONJOK MEREKA!!! "

Dengan cepat willy menepis mulut Rangga yng tidak bisa dikontrol.

"Goblok! " Umpat willy.

"Lo ada apa sih sama gue!!!! "

"Mulut lo rangga!! Ini bukan kompetisi tinju!!! "Willy nampak geram.

" Ya gue kan nggak tau!! Gue cuma terlalu semangat. Apalagi titisan calon bini gue yang disana."

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang