Temen?

475 24 1
                                    

Disinilah Alya berada, di sebuah ruangan dengan penuh loker berwarna merah. Tempat yang sudah menjadi kebiasaan Alya selepas istirahat. Tempat ganti anak basket. Tempat teman-teman Nathan berkumpul.

Disana juga sudah beberapa teman Natham, tak banyak hanya ada Satya, Rangga, dan Willy. Mereka tengah sibuk memandangku dengan wajah yang bertanya-tanya. Jangan lupa disana juga ada Salva yang tengah melipat tangannya didepan dada.

Sok jago.., wajahnya yang jutek itu membuat Alya ingin menampar nya habis-habisan. Apalagi dia berdiri di sebelah Nathan. Mimik wajahnya itu seolah mengejek Alya dengan kata-katanya yang membuat Alya emosi.

Pecundang.

Alya tak akan melupakan kata itu

Refleks Alya maju seketika dan hal itu berhasil dihentikan oleh Nathan. Nathan memandang Alya seolah mengatakan
'sudah Al'

Alya hanya bisa mendengus kesal. Sekarang giliran Salva yang maju ke arahnya. Ia mengulurkan tangannya. Sepertinya dia merasa bersalah dengan perkataannya itu.

"Maaf," ucapnya singkat.

Maaf? Apakah dia hanya mengucapkan satu kata saja. Alya sangat ingin dia berbicara panjang lebar. Kalau perlu sujud didepan Alya sekalipun. Kata maaf yang ia ucapkan barusan tidak ada artinya dibandingkan hanya sebuah keterpaksaan. Pasti Nathan yang telah membujuknya.

"Alya... Ayolah maafin Salva. Dia kan udah minta maaf sama lo." Bujuk Nathan.

"Segitu doang? Gue kira dia mau mohon sama gue." Kekeh Alya menatap Salva dengan pandangan jijik.

"Alya! salva itu udah tulus buat minta maaf sama lo. Tolonglah lo maafin dia,"

Alya hanya menatap Salva dengan   tersenyum terpaksa. Sedangkan Salva menatapnya dengan datar.

"Oke gue maafin,"

Nathan merasa lega ketika Alya mau memaafkan Salva. Begitupun dengan Salva

"Tapi, sebagai gantinya. Dia harus turutin semua kemauan gue." Kata Alya dengan senyum semiriknya.

" Apa? "

Alya langsung tersenyum bangga saat Salva hanya bisa pasrah kepadanya. Dasar cewek lemah, ternyata lo nggak sekuat yang gue duga.

"Lo harus jadi babu gue satu minggu dan lo harus bikin pengumuman dikantor. Kalau lo udah nyesel ngatain gue."

" Alya," Peringat Nathan.

Alya langsung mengangkat tangannya ke arah Nathan seolah menyuruhnya untuk diam.

"Segitu doang. Jangankan di mic kantor. Diseluruh kota jakarta bakal gue lakuin. " Salva langsung berjalan meninggalkan Alya, Nathan dan beberapa temannya disana.

"Omgg.... Bentar lagi ada gosip baru. Gue harta liat... " Putus Rangga menyusul kepergian Salva sambil memegangi hpnya untuk memulai siaran langsung.

Rangga langsung heboh, karena sebentar lagi akan ada hal yang mengguncang sekolahnya ini.

Dengan cepat mereka berlari menuju ke arah lapangan dan menatap salva yang sudah berdiri di podium dengan mikenya itu.

Tepat ditangan Salva, kini ada mikrofon dan Salva tau apa yang seharusnya dia lakukan. Jadi tidak usah mengatur hidupnya.

2 jam yang lalu

Saat di ronftop gedung sekolah.

"Sekali lagi gue tanya siapa lo!!" Pekik Nathan dengan menekankan setiap ucapannya.

Alya Dairy[END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang