ROL;16

111 18 46
                                    

•LavenderWriters Project VII•

•Return Of Love ©kelompok 3•

•Part 16 by : MandaVire

•Kamis, 20 Mei 2021•

•Kamis, 20 Mei 2021•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬 🎬 🎬

HAPPY READING

Tak terasa satu Minggu berjalan dengan sangat cepat. Dey yang baru saja masuk SMA itu kini bahkan sudah mulai punya banyak kenalan, baik seangkatan maupun seniornya. Dan jika dihitung, mungkin sudah 1 semester dia disana.

Daisy berjalan di koridor yang sepi, sengaja datang lebih awal karena ingin merasa tenang. Pikiran Dey beberapa hari ini terganggu, karena hal yang menimpanya.

Tidak bahaya memang, tapi tak sehat bagi jantung Dey.

"Huft, gue harus apa?" bisik Dey berhenti duduk di kursi depan kelas.

Gadis yang mengenakan seragam dilapisi sweater itu memainkan kakinya diatas lantai. Bayangan dua cowok tiba-tiba kembali melintasi pikirannya.

Siapa lagi jika bukan Arlan dan Rino.

Daisy sadar, Rino setiap hari semakin menunjukkan ketertarikan. Bahkan setiap istirahat selalu membawakan sesuatu untuk Dey. Ia juga sesekali mampir ke rumah. Katanya biar dekat sama calon mertua.

Dan jujur, Daisy juga mulai merasa nyaman sama Rino. Ia merasa bergantung. Pasti akan terasa kosong nanti jika Rino tak lagi memberikannya perhatian seperti itu.

Tapi ada hal lain yang entah mengapa menganggu pikiran Dey, dan tak lain adalah sang mantan ... Arlan.

Dey tak mengerti, apa yang sebenarnya diinginkan Arlan. Setiap hari datang, diam-diam melihat Dey dari jauh, tapi tidak bergerak mendekatinya. Jadi untuk apa dia bertindak seperti ingin mengulang kembali hubungan mereka?

Sebenarnya Daisy takut, jera untuk memulai kembali sebuah hubungan. Karena terakhir kali Arlan memberikan sesuatu yang sangat mengecewakan.

Arlan adalah cinta pertama Dey, orang yang dulu sangat penting baginya, tapi entah kenapa Arlan malah diam-diam selingkuh dengan Siti temannya Dey. Sebenarnya namanya bukan Siti. Tapi Sisi Putri Amelia. Karena kesal, Dey ganti jadi Sisi. Mereka bertiga dekat seperti ulat, tapi Arlan dan Dey malah pacaran, meninggalkan Sisi sendirian. Mungkin karena itu Sisi diam-diam terus mendekati Arlan, sampai Arlan pindah hati ke dirinya.

Daisy kesal, sangat malah. Ia bahkan sampai langsung pindah sekolah, menghapus kontak dua sahabatnya, dan sampai tak mau ngomong satu minggu.

Berlebihan? Ya bagaimana tidak. Daisy sangat menyayangi Arlan.

"Pagi, cantik." suara seseorang mengalihkan atensi Dey dari lamunan. Gadis itu mendongak, tersenyum saat tampak wajah manis seseorang muncul di depannya. Memberikan senyuman yang tak kalah manis.

"Boleh duduk di samping Dey?" izinnya.

Dey langsung mengangguk, memberi ruang pada cowok yang tak lain dan tak bukan adalah Rino.

"Tumben datang pagi," sapa Rino sembari menyerahkan sebotol susu stroberi dan roti kesuakaan Dey.

Dey menerima sodoran Rino, "lagi pengen aja. Btw, Kak. Jangan sering-sering kasih ginian, ya?"

Rino mengangkat alisnya bingung, "loh kenapa?"

Dey menunduk, tersenyum sedih. "Gue takut ngecewain lo."

Sebuah tangan tiba-tiba menyelipkan jarinya pada jari mungil Dey. Tak lupa mengusapkan ibu jarinya pada telapak tangan Dey. "Kecewain apa, hm?"

Dey menatap Rino perlahan, tampak merasa bimbang. Ia sudah pikirkan ini matang-matang, tapi entah kenapa tetap tak bisa tenang.

"Hm?" Rino bertanya lagi.

Dey melepas pegangan tangan Rino. Berdiri tepat di depan cowok itu. Menarik nafas perlahan Dey pun akhirnya memutuskan. "Kak, satu hari ini kita gak usah ketemu dulu, ya? Gue mau meyakinkan hati."

"Tapi—"

Hush.

Tanpa aba-aba, Dey langsung pergi dari sana. Meninggalkan Rino sendirian, menatap punggung kecil gadis kesayangannya dengan senyum yang tak dapat diartikan.

•••

Dey menduduki diri di kelas, menumpukkan kepala pada meja sembari mendengarkan musik melalui earphone.

Gadis itu bahkan mengabaikan panggilan Sella dan Erlina. Ia sedang banyak pikiran sekarang, jadi tak mau lagi tambahin beban.

Sedangkan Sella yang sedari tadi diabaikan pun merasa kesal. Ia duduk di depan Dey dan menarik tali peyambung lagu itu tanpa aba-aba.

"Apa, sih?!" Dey berdecak marah.

"Dih, kok lo yang marah? Harusnya gue!" Sella pun tak mau ngalah.

Dey menatap sahabatnya lelah, "Sella, jelek. Gue lagi banyak pikiran sekarang, please jangan ditambah. Okey?"

Sella mengangguk pura-pura paham. Ia mengeluarkan tiga buku tebal dan meletakkannya di meja.

"Ini apa?" tanya Dey kebingungan sendiri melihat tumpukan buku sebanyak itu.

Sella tak menjawab Dey tapi malah memanggil Erlina. "lihat, Na. Kan udah gue bilang, pasti nih cebong lupa!"

Erlina yang sudah terbiasa dengan perdebatan dua sahabat ini pun hanya terkekeh. "Dey kamu lupa?"

Dey yang tak paham, dengan polosnya mengangguk. Karena ia memang tak ingat apapun. Jadi ia harus apa?

Pura-pura paham dan membuat dirinya dalam masalah? Tentu tidak, kan?

Erlina memberikan satu buku pada Dey. Menyuruh teman barunya itu berdiri. "Pantes gak aktif semalam."

"Iyalah, pasti sibuk pacaran! Sampai lupa ini hari apa. Dasar! sahut Sella ikut berdiri mengambil satu buku yang tersisa.

"Gue jomblo, please. Mau pacaran sama siapa?" Dey menghela nafas. Dua orang di depan ini nambah pikiran saja. Kenapa harus berlibet kayak gini, kenapa tidak langsung saja ngomong intinya.

"Sumpah lo masih gak ingat?" Sella tampak kaget tak menyangka. "Nih gue kasih clue, kimia."

Dey mengangkat alisnya makin bingung. Rasanya ingin membunuh mereka yang menyuruhnya nebak.

Tolong, Daisy lupa membawa otaknya ke sekolah.

Erlina yang paling sabarpun menarik tangan Dey pelan. Mengajaknya pergi, "jangan lupa bukunya di bawa!"

"Eh mau kemana?" tanya Dey terpaksa pergi sambil menggapai buku di belakang.

"Ke labor kimia,"

"Buat apa?"

Sella menggetok kepala Dey. "Bodoh! Kita hari ini ada debat sama anak kelas sebelah! Kelas Arlan!"

🎬 🎬 🎬

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
03; Return Of Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang