“Rencana liburan ke villa jangan sampe wacana ya, gue nggak mau tahu. Kalian harus bener-bener bisa,” ujar Asya seraya memakan nasi goreng yang ada di hadapannya.Kelas 12 kini sudah bebas dari ujian berbagai hal. Baik ujian praktek, sekolah, dan lainnya. Menunggu nilai dan kelulusan adalah hal yang memang sudah diharapkan oleh mereka. Asya kini merasa santai karena tak banyak memikirkan hal-hal yang beberapa hari lalu sudah dipikirkannya.
“Sumpah gue sante banget, semoga gue lulus dengan nilai memuaskan.” Dia menyeruput es jeruknya lalu menoleh ke arah Keysa.
“Ya nggak, Key?” ujar Asya membuat Keysa berdehem. Asya berdecak kesal. Cewek itu mengerlingkan pandangannya ke arah teman-temannya.
“Kacang,” ujar Asya berdecak lagi.
“Ya maap.”
“Iya, Asya. Bawel lo!” ujar Salma berdecih. Cewek itu membuka ponselnya, seraya live instagram. Asya mengangguk.
“Ngalamun terus! Kenapa?” ujar Asya ke arah Keysa.
“Nggakpapa,” ujar Keysa tersenyum.
“Pasti Vano ya? Key, udah berapa kali gue bilang, sih! Vano itu udah nggak peduli sama lo, bahkan dia udah main cewekkan? Lo masih nggak ikhlas?” ujar Asya geleng kepala.
“Gue bilang putus, ya putusin. Oalah asu-asu, temen kalo minta saran dikasih saran malah kayak gitu.”
“Sabar, Sya.” Salma kini terkekeh.
“Namanya cinta itu diperjuangin, lo nggak tahu kan Keysa secinta apa sama Vano? Kalo lo jadi Keysa pasti lo bingung bakal ngelakuin apa,” ujar Alena membalas ucapan Asya.
Keysa terdiam mencerna apa yang diucapkan Alena.
“Tapi lo tahu kan Vano sebangsat apa sekarang?”
“Gue ngeliat dia kayak gitu aja sakit hati, Al.” Asya berdecak. Tersenyum miring ke arah Alena. Cewek dingin itu tak menghiraukan ucapan Asya. Dia bungkam tanpa sebab.
“Bahkan Keysa nggak ngelakuin kesalahan apapun kan, Key? Lo tahu juga kan, Al?” ujar Asya berdecih. Cewek itu tak terima jika Vano semena-mena terhadap Keysa padahal cewek itu tak melakukan kesalahan apapun.
“Emang Keysa jalan sama cowok lain? Nggak kan? Aneh aja tiba-tiba Vano jalan sama Aletta, dan ngejauhin Keysa alasannya apa? Bosen sama Keysa?” Asya melanjutkan ocehannya. Dada Keysa sedikit memburu akan ucapan Asya.
“Asya, udah berapa kali lo bilang kayak gitu. Udah cukup, Keysa malah semakin bingung sama hubungannya.” Natha mendengus, cewek itu mencekal tangan Asya yang berada di atas meja.
Asya menghembuskan napasnya. Dia bungkam tanpa sebab. “Gue nyesek banget lihat sahabat gue diginiin.”
“Gue nggak mau sahabat gue kelihatan sedih terus kayak gini.” Dia melanjutkan ucapannya. Keysa yang sempat terdiam terkekeh.
“Gue nggak sedih kok, selagi kalian masih ada di samping gue...gue nggak bakal sesedih itu,” ujar Keysa mengelus pundak Asya. Cewek itu mendongak. Tersenyum kelu.
“Gue nggak tahu alasan Vano asing ke gue sampe sekarang, tapi gue bakal cari tahu tentang itu.” Keysa terkekeh. Pikirannya menyeruak akan ucapan yang Vano keluarkan beberapa hari lalu. Mengenai rahasia besar seorang Vano, dia akan mencari tahu mengenai itu.
Vano pernah bilang, dia juga akan menjaga Keysa dari seseorang. Bahkan dia tidak tahu siapa itu? Apakah ada orang yang akan jahat kepadanya?
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVANO [Selesai]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya di sekolah milih sang Ayah. Diana Keysa Rafaeliza, tidak menyangka jika hidupnya yang terasa tenang...