Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.•••
Uangnya sudah saya transfer.
"Berapa?"
100M
"Ok, thanks!" Vano mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Cowok itu menghela napasnya.
"Dari siapa tuh 100M? Client lagi ya?" ujar Fafa menoleh ke arah Vano yang masih saja terdiam. Cowok itu berdehem keras.
"Killed someone?"
"Yes ofc." Vano menjawab ucapan Fafa. Radit menghela napasnya. "Van?"
"Kenapa?"
"Yakin lo, nggak mau berhenti?"
"Gue nggak tahu, mungkin ini yang terakhir," ujar Vano tersenyum. Cowok itu membuka ponselnya lagi.
Elang menatap ke arah Vano serius. Dia hanya memberikan smirk senyum tipisnya.
Vano tiba-tiba teringat akan Keysa. Cewek itu sedang apa? Entahlah, Vano tidak bisa mengganggu cewek itu. Meskipun tak lagi berdekatan seperti saat itu.
Vano
Udah plg?Dia memasukkan ponselnya ke dalam saku Jeansnya lagi.
"Geng sebelah bikin onar, sok mental gede mereka!" ujar Keanu menatap ke arah ponselnya. Melihat gambar berupa data-data dari para anggota geng Rajawali yang sering memberi informasi.
Vano menoleh ke arah Keanu. Dia mengernyit. "Geng mana?"
"BIASALAH SI BUAT ONARRRR!" ujar Keanu berdecih. Dia memperlihatkan gambar yang ada di dalam ponselnya. Membakar ban mobil di tengah jalan. Membantai anak-anak jalanan, dan balapan tak sesuai aturan. Yang membuat masyarakat tidak betah. Siapa lagi kalau bukan Cobra's King.
Cobra's King merupakan kumpulan dari anak-anak nakal yang memang bersekolah di SMA Pancasakti. Memang tidak semua. Namun, terlihat anggota-anggotanya paling banyak dari SMA itu. Tetangga sekolahnya. Perusuh.
"Biarin."
"Kenapa selalu dibiarin sih, Van? Gedeg gue sumpah dari kemarin! Ya kali dibiarin!" ujar Keanu, Fafa menganggukkan kepalanya. Chiko pun sama.
"Bener tuh, dari kemarin gue liat bikin rusuh terus, sok banget mental kertas padahal."
"Juancuk nggateli!" ujar Fafa dengan bahasa jawanya.
"Hm, selagi mereka nggak bikin ulah ke geng kita ya buat apa urusin?" ujar Radit. Vano mengangguk setuju.
"Gedeg ganggu masyarakat anjir!" ujar Fafa dengan kekesalannya.
"Si Artha-"
"Udah! Nggak usah dibahas!" ujar Vano setelah mendengar ucapan itu. Dia membaringkan tubuhnya di sofa. Membuka kaos oversize putihnya. Terlihat jelas dada bidang itu tereskpos. Vano berusaha memejamkan matanya.
Drrrrt drrrrrrt drrrrrrt
"Halo, siapa?" ujar Fafa seraya membuka ponselnya. Panggilan itu membuatnya mengernyit heran.
"Ini Fafa kan? Ini Asya temennya Keysa ..., Keysa sama Vano atau nggak? Gue ditelpon sama penjaga rumahnya Keysa, kalo dia belum pulang ke rumah."
"Hah, Lo dapet nomor gue darimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVANO [Selesai]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya di sekolah milih sang Ayah. Diana Keysa Rafaeliza, tidak menyangka jika hidupnya yang terasa tenang...