Prolog

17.2K 476 77
                                    

Terlihat jelas seorang cewek dengan kaos kebesarannya kini terlihat sangat gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat jelas seorang cewek dengan kaos kebesarannya kini terlihat sangat gugup. Cewek itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya meringis. Merasa berisik dengan dua orang yang berbicara tanpa henti di depannya. Yash, orangtuanya sedang memarahinya habis-habisan.

Dia kira diperintahkan untuk ikut nimbrung di ruang televisi hanya menonton film bersama. Tetapi cewek itu merasa ada sebuah perbedaan dari apa yang keluar dari ucapan keduanya yang membuatnya selalu jengah. Tentang prestasi, disiplin, dan sebagainya.

"Ayah nggak bisa berhenti dulu? Keysa mau ambil jajan di kulkas dulu." Pria di depannya yang mendengar penuturannya itu lantas berdecih. Sudah beberapa kali anaknya ini mengalihkan pembicaraan. Benar-benar tidak bisa diatur.

"Dengerin ayah belum selesai! dasar anak bandel!" Pria itu menarik telinganya membuat cewek itu meringis. Tak kunjung dilepaskan, bahkan cewek itu tidak bisa menghentikan perlakuan ayahnya.

"Ampun, ayah!" ujarnya berusaha memohon ampun. Tidak ada yang diucapkan ayahnya selain sebuah kebisuan. Beberapa saat, pria itu baru melepas tarikan pada telinga Keysa. Membuat telinga kanannya kini berwarna merah.

"Kamu ini bagaimana, sih? Mau jadi apa?" Dia sudah kesal melihat anaknya banyak ulah. Apalagi tingkahnya tidak semestinya. Pecicilan, dengan melakukan hal semaunya.

"Nggak bisa berhenti ulah apa? Kamu ini cewek tingkahnya kaya cowok."

"Berapa banyak kena skors? Berapa kali kamu dikeluarkan beberapa sekolah karena ulah buruk kamu itu. Sudah banyakkan? Lebih baik kamu ambil keputusan ayah saja," seru ayahnya menggebu-gebu. Seolah sudah sangat emosi dengan kelakuan tak ada manfaatnya dari anak itu. Dia tidak menyukai sikap anak gadisnya yang seperti ini. Bersikap seperti anak kecil padahal umurnya saat ini sudah menginjak remaja.

"Kemarin kena skors gara-gara kamu mukulin anak orang, ayah tahu itu! Ga malu kayak gitu? Udah gede kamu!" ujarnya lagi. Memarahi habis-habisan cewek itu. Dia hanya menghembuskan napasnya lagi. Bukannya menyesal, tapi anak itu malah bangga dengan tindakan yang sudah dilakukannya. Benar-benar sudah gila.

"Asal ayah tahu itu musuhnya Keysa." Deon sang ayah semakin berdecih mendengar alasan ketidaklogisan anaknya ini. Keysa seolah belum dewasa dengan sikapnya yang seperti ini.

Deon semakin memarahinya. Sementara dia hanya diam. Cewek itu menatap nanar sang ayah yang tak ada henti hentinya mengoceh demi menasihati dirinya. Telinganya seakan memanas menahan gejolak emosi. Jelas saja, Bagaimana tidak emosi? Dia hanya bisa diam karena ayahnya selalu saja mengoceh jika dirinya akan berbicara. Lebih baik dia tidak mendengarkan apapun.

"Udah, sebenernya apa mau ayah?" ucapnya singkat. Gadis itu menatap lekat sang ayah yang berada di samping Dian-mamanya. Menunggu keputusan yang akan segera diambil untuknya dari sang ayah
"Udah lah, Yah. Mau gimana lagi? Kamu juga dulu kayak gitu waktu sekolah ...," ucap Dian terkekeh sembari mengelus punggung Deon. Pria itu menghembuskan napas panjang.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang