77. Dinner

757 43 0
                                    

18+ dimohon anak kecil menyingkir.

•••

Memang sudah seasing itu, kini hubungan Keysa dan Vano seperti tak ada kejelasan. Keysa berusaha mendekati Vano. Akan tetapi, cowok itu terus menghindari dirinya. Hanya beberapa saat mereka berbicara, Vano menjadi semakin dingin kepadanya.

Cowok itu juga lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Aletta. Entahlah, Memang rasanya sesak. Siapa tak sesak kekasihnya bersama oranglain setiap waktu? Bahkan, dia seolah tak dianggap ada.

Vano memang selalu meminta maaf kepadanya. Tetapi Vano juga seolah semakin menyembunyikan sesuatu darinya. Entah apa, tapi dia yakin ada sesuatu yang mengganjal akan alasan Vano menghindari dirinya. Atau mengenai hubungannya dengan Vano. Keysa pun tak tahu pasti. Keysa tak menemukan jawaban apapun dari hal itu.

Ujian sudah selesai 2 hari yang lalu. Kini mungkin dia akan beristirahat dari hal-hal yang membuatnya berpikir. Penat. Dia sudah berkerja keras akhir-akhir ini. Untuk hasilnya dia serahkan pada Tuhan saja baiknya. Semoga saja nilainya meningkat seperti apa yang diinginkan mamanya.

Seperti rencana Keysa, setelah ujian dia akan pergi ke rumah Mama Vano. Untuk menemui Virna. Namun, sebenarnya Keysa ingin menemui Vano yang semakin berjarak dengannya. Tentunya dengan bantuan Dian—mamanya. Haha, dasar.

“Udah, siapkah?” ujar Deon menatap tubuh Keysa yang kini telah terbalut oleh dress simple berwarna putih. Rencana makan malam karena Keysa yang memaksanya.

Cewek itu berjalan masuk ke dalam mobil. Diikuti Mama dan Ayahnya. Cewek itu menghela napasnya berat.

“Udah cantik anak ayah.”

“Iya, cantik. Lama banget dandannya padahal cuma mau makan malam doang.” Dian kini tertawa terbahak-bahak. Sementara Keysa berdecak kesal tak suka.

“Kan mau ketemu doi, Ma,” ujar Deon menyahuti ucapan Dian.

“Oiya, ya...mau ketemu doi, udah lama ya?” ujar Dian membuat Keysa geleng kepala.

“Ish! Mama.”

“Becanda, Mama...Key....” Dian tertawa seraya menoleh ke arah Keysa. Cewek itu menggerutu sebal. Keduanya menggodanya dengan kalimat-kalimat itu. Membuatnya jengah saja.

“Udah, ayo jalan.”

Mobil kini di jalankan melewati gerbang rumahnya. Dia menghela napasnya lagi. Menatap jalanan dari balik kaca.

Semoga gue masih ada kesempatan untuk ketemu lo lebih lama.

•••

Keysa tersenyum ke arah seorang paruh baya yang kini terduduk pada kursi makan. Lalu menatap Virna begitu lama.

“Lama banget, nggak kesini ya? Apa kabar?” ujar Virna terkekeh.

“Baik, Tante. Gimana kabar, Tante Virna?” ujar Keysa menoleh ke arah Dian dan Deon yang kini mengikuti laju pembicaraan. Seorang cowok dengan kemeja kotaknya kini menatap ke arah Keysa begitu lama.

“Mama baik.” Bukan Virna yang membalas ucapan Keysa, melainkan Vano. Cowok itu menatap Keysa dengan tatapan kosongnya. Membuat Keysa kalap sendiri. Ada apa dengannya, apakah dia berdandan terlalu menor?

Keysa menoleh ke arah Radit yang kini terdiam. Cowok itu juga ikut makan malam di rumah Virna.

“Keysa maksa makan malam di sini mba, jadi ya udah gimana lagi...,” ujar Dian membuat Keysa berdecak kesal.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang