16. Punishment

2.7K 115 10
                                    

UPDATE! SIAPIN MENTAL KALIAN JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFH!
CAPEK YA? SAMA KOK AKU JUGA.


•••


"Pusing?" ujar cowok dengan rahang tegas kini menatap ke arah Keysa yang beberapa menit mematung melihat wajah Vano. Dia menghela napasnya lalu menggelengkan kepala bahwa dia tidak pusing. Hanya saja sedikit sakit pada wajahnya yang lebam karena pukulan dan kepala yang sedikit perih karena jambakan yang dilakukan seseorang bernama Aletta.

Entahlah, Keysa tidak tahu siapa itu Aletta. Dia tahu hanya karena permasalahan tadi. Mendengar sayup-sayup nama itu terlontar dari bibir salah satu siswi.

Vano membersihkan darah yang keluar dari hidung Keysa dengan kapas. Cowok itu mendesahkan napas panjang.

"Lo emosi?"

Vano terdiam beberapa saat. Dia mendongak menatap manik mata Keysa. Entah mengapa Vano menjadi sangat berani menatap manik mata itu. Padahal, awalnya dia tak berani melihatnya.

"Gue punya rasa peduli, dan hal penting buat jagain lo." Keysa terdiam beberapa saat mendengar itu. Dia mencekal roknya dengan kuat.

"Aletta siapa?"

"Dia pacar lo?" ujar Keysa menatap wajah Vano. Cowok itu berbalik badan.

"Bukan."

"Terus? Kenapa dia kayak gini ke gue?" ujar Keysa mendecakkan bibirnya. Vano menoleh ke arah Keysa.

"Nggak tahu." Keysa yang mendengar itu berdecih. "Terserah! Gue jadi terlibat!"

"Dia masih suka sama gue, apapun ketika dia tahu sesuatu tentang gue sedikitpun ..., Dia akan kejar, dan nyingkirin siapapun yang ganggu."

"Udah dari lama. Dan gue nggak pernah terima tentang itu," ujar Vano tiba-tiba. Keysa membisu. Cewek itu menoleh ke arah Vano.

"Jadi-"

"Lo istirahat aja di sini, gue bakal ke BK buat laporan atas pembullyan."

"Nggak usah pergi-pergi." Vano melanjutkan ucapannya. Dia berjalan pergi dari dalam ruang UKS. Cowok itu mendesahkan napas panjang.

•••

"Sialan kamu, Van!" ujar Aletta kesal. Cewek itu berdiri di hadapan Vano. Dia tampak kesal dengan wajah yang merah padam. Lima cewek lain kini berada di samping Aletta, sama-sama terdiam dengan raut wajah muram.

"Apa benar kamu melakukan pembullyan?" ujar Bu Hayyan selaku guru BK yang ada di SMA itu. Guru tergalak seantero sekolah. Sikapnya tegas dan berwibawa sampai-sampai siswa dan siswi takut dengannya.

"Nggak, Bu. Mana ada saya ngebully ..., Ya nggak temen-temen?" ujar Aletta terkekeh, dia menoleh ke arah antek-anteknya yang kini terkekeh kelu.

"Bener, Bu. Kita tadi sibuk belajar kok di kelas." Amanda berujar, dia salah satu teman Aletta.

"Bener! Mana ada, Bu. Hehe."

"Iya, Bu."

Vano tiba-tiba mengangguk seraya terkekeh.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang