60. Keysa passed out.

1.1K 40 0
                                    

Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.


•••



Istirahat di tempat ... Gerak!

Ucapan parau nan lantang itu menggema di telinga siswa-siswi SMA Cakrawala. Lantas mereka mengikuti perintah sang pemimpin. Terik matahari semakin memanas. Membuat sebagian siswa maupun siswi merasakan letih yang amat sangat. Namun, mereka tetap menahannya.

Kelas 12 IPA 4 berada pada barisan tengah. Membuat mereka terkena panas langsung dari matahari. Tidak seperti kelas IPS, mereka tidak terlalu merasa panas karena tertutupi bayangan pohon besar yang rindang.

Keysa menghela napasnya. Sambil mendengus kesal. Terik yang cukup panas ini membuatnya sedikit pusing. Entah kenapa, hawa dingin sedikit menelisik kulitnya. Padahal hari sedang sangat panas.

“Lo pucet banget?!” ujar Natha menatap Keysa sedikit melotot. Cewek itu masih pada posisinya—istirahat di tempat.

Natha mengkode Asya dengan tangannya. Asya berada di belakang Keysa. Membuat cewek itu lantas menatap Natha bingung. Natha menunjuk ke arah Keysa dengan dagunya.

“Eh, Key? Lo sakit?” bisik Asya yang berada di belakang Keysa. Cewek itu menggelengkan kepalanya. Toh, dia tidak merasa dirinya itu sakit. Lagipula ini hanya pusing karena terkena panas.

“Enggak woy!” ujar Keysa geleng-geleng.

“Masuk UKS ajalah, Pucet banget tuh muka lo! Mumpung tuh guru lagi pidato!” ujar Asya menatap Keysa. Menunjuk Pak Joko Susilo yang sedang menyampaikan amanatnya.

“Gue gak sakit woy!” ujar Keysa melirik Asya. Cewek itu benar-benar pemaksa!

“Apa perlu suruh Vano kesini?” ujar Asya mengangkat salah satu alisnya. Cewek itu tersenyum dengan smirk menyebalkan.

“Diem woy, dengerin tuh amanat Pak Joko. Ntar dikira cerita sendiri baru tau rasa,” ujar Keysa tanpa menjawab ucapan Asya. Mendengar itu Asya hanya mendengus kesal.

“Eh!!! Cepet lo sakit, Pucet terus merah lagi muka lo!” ujar Asya lantang. Membuat semua siswa maupun siswi yang mendengarnya menoleh ke arah Asya. Termasuk Keysa.

“HEH! KAMU! DENGAR ATAU TIDAK APA YANG BAPAK SAMPAIKAN?!” ujar seseorang tiba-tiba. Membuat hati Asya berdebar bukan main. Siapa lagi kalau suara itu bukan suara Pak Joko Susilo. Guru menyebalkan nan killer bagi para murid didiknya. Pak Joko juga merupakan wakil kepala sekolah menggantikan Pak Varon—kepala sekolah yang berhalang hadir karena tugas dinas.

“Si—siapa, Pak? Saya? Atau Keysa?” ujar Asya gagap. Pak Joko Susilo geleng-geleng kepala melihat Asya.

“Ya, Kamu. Kamu kan yang ngomong sendiri!” ujar Pak Joko menajamkan matanya ke arah Asya dari kejauhan. Keysa sedikit terkekeh melihat Asya yang semakin gemetar ketakutan.

“Coba ulangi perkataan saya.” Ucapan Pak Joko terulang jelas di telinga Asya. Membuat cewek itu sedikit menggaruk rambutnya yang tak gatal. Bingung harus mengatakan apa yang di dengarnya. Memang! Asya tidak mendengarkan dan memahami apa omongan Pak Joko beberapa detik lalu.

“Heh, Lian. Tadi Si Joko ngomong apa dah?” ujar Asya melirik wajah Lian. Cewek itu setengah berbisik ke telinga Liana di sampingnya.

“Dua Minggu lagi bakal ada Ujian Nasional, jadi harus belajar bener-bener.” Bisikan kecil Liana membuat Asya meringis.

“Pak, Kan dua Minggu lagi bakal ada Ujian Nasional. Jadi para siswa maupun siswi harus belajar giat dan serius, Pak!” ujar Asya menyalin ucapan Liana barusan. Pak Joko sedikit menautkan alisnya.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang