“Keysaaaaaa! Makan siang dulu. Nih makanan pantai,” ujar Salma berteriak tak jelas ke arah Keysa yang duduk di luar ruangan villa, tepatnya di depan pantai. Keysa menghela napasnya, cewek itu berdiri dari duduknya untuk segera masuk ke dalam villa.
ib : #pinterest @miastgeorge06
"Vano lo cariin kan? Dia ada di sini tuh.” Keysa yang sedang memakan steak-nya membisu. Cewek itu mendongak ke arah teman-temannya yang kini tersenyum ke arahnya.
“Dimana?”
“Di kamar,” ujar Keanu yang kini tengah membaca korannya. Keysa menatap wajah Elang yang tanpa ekspresi. Cewek itu berdiri lalu melengos pergi dari tempat makan itu. Membuat Asya geleng kepala melihatnya. Keysa tidak memedulikan hal itu, cewek itu sedang fokus mencari Vano-nya.
Dia tidak bertanya lebih dulu Vano menggunakan kamar yang mana. Cewek itu bingung sendiri. Ah sial, bodohnya Keysa. Cewek itu menyisirkan pandangannya ke arah beberapa pintu kamar yang terbuka. Dan ada satu pintu kamar yang tertutup. Manik matanya tertarik. Apa itu kamar yang Vano tempati?
Cewek itu melangkahkan kakinya pelan. Di depan ambang pintu yang tertutup, cewek itu mendorong knock pintu pelan.
Tatapannya sedikit tercekat kaget ketika melihat sesuatu di dalam kamar itu. Cewek itu terdiam beberapa saat. Berusaha tak berbicara ataupun membuka mulut lagi. Dia ingin hilang dari sana sekarang juga. Niatnya untuk bertemu Vano hilang seketika ketika dia melihat cowok itu tengah berpelukan erat dengan seorang Aletta. Sakit, dadanya memburu menahan siratan tangis. Kondisi hatinya tragis, sekuat apapun dia menahan semuanya. Dia benar-benar tak bisa terus-terusan melihat seseorang yang dicintainya seperti ini.
Keysa tanpa berbicara lagi, melengos pergi begitu saja. Tetes airmata semakin membasahi wajahnya. Tak kuat, hatinya terasa sangat perih.
Memang benar, jika kita sudah sangat mencintai seseorang kita juga harus siap menanggung resiko apapun itu.
Tapi benar-benar Keysa tak kuat melihatnya. Meskipun sudah terbiasa merasakan semuanya.
Niatnya untuk mengatakan sesuatu kepada Vano gugur seketika.
:)
•••
“Ini sakit banget hiks-hiks, g-gue nggak kuat, Van.” Keysa menangis, cewek itu berjalan menyusuri tepi pantai. Dia menghela napasnya, seraya menatap langit yang tak terlalu cerah. Dia terdiam beberapa saat. Mematung. Cewek itu berjalan ke arah air. Menatap tajam ke arah lautan yang luas. Dia berjalan menjauhi villa inapnya.
“Gue nggak tahan, kenapa gue sesayang itu sama orang kayak lo, hiks."
“SAAAAKITTTTT BANGEEEEETTTTT HIKSSSSSSS!” dia semakin mengisak. Berusaha menahan tangisnya tetapi tak bisa. Entahlah, dia merasa hatinya sesakit ini melihat sesuatu lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVANO [Selesai]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya di sekolah milih sang Ayah. Diana Keysa Rafaeliza, tidak menyangka jika hidupnya yang terasa tenang...