Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.•••
Keysa kini sudah berseragam. Cewek itu menggunakan sneakers putihnya. Rambutnya seperti biasa terkepang. Lagipula Keysa tidak menyukai rambutnya yang panjang itu tergerai. Bisa bisa ketika berkeringat dia akan terlihat risih.
Cewek itu mulai menaiki motor matic milik Asya. Sebenarnya Keysa sangat tidak ingin membonceng Asya. Jika sudah naik motor, pasti Asya akan mengebut dengan kecepatan tinggi. Tapi apa bisa dirinya menolak Asya? Cewek itu kan selalu saja memaksa. Padahal, Asya memiliki sopir tapi cewek itu tidak suka jika di antar oleh supir. Asya lebih menyukai ngebut ngebutan kesekolah dengan motor bebeknya itu. Benar benar membuat Keysa jengkel!
"Jangan ngebut ngebut dong! Masih pagi ASYAAA!" ujar Keysa menahan kesal. Cewek itu tidak mendengar perkataan asya. Dia hanya terkekeh melihat wajah kesal Keysa dari spion.
"Biar cepet nyampe! Kangen bebeb," ujar Asya absurd.
"Lo pacaran sama Slamet?"
Asya melirik wajah Keysa sekilas. Keysa benar benar membuat moodnya rendah. Lagipula masa iya cewek cantik kayak Asya pacarannya sama Slamet? Kan nggak banget!
"Mata lo! Bukan Slamet lah! Coba deh tebak, gue udah pacaran padahal!" ujar Asya tersenyum miring.
Keysa tertawa terbahak bahak. Yang benar saja, memang ada yang mau dengan Asya?
"Sya, gue nanya bentar deh! Emang ada yang mau sama lo?!" ujar Keysa semakin tertawa. Hal yang mampu membuat cewek itu mendelik kesal ke arahnya.
"Ya ada lah Fafa kan pacar gue!" ujarnya tanpa berpikir. Seketika cewek itu terdiam bungkam.
"Bukan Fafa hehehehe," alibi Asya. Bisa bisanya cewek itu keceplosan.
Keysa melotot. "Fafa? Yang sering gelut sama lo? Adu bacotan? Gila? Benci jadi cinta juga ya? Hebat-hebat," ujarnya seraya tertawa. Pantas saja tadi malam Asya selalu melihat layar ponsel dengan wajah yang berbinar seperti orang gila. Dan ternyata-ah sudahlah! Jangan terlalu membuat Asya kesal.
"Berisik lo! Terserah gue lah!"
"Gue kira lo lesbi!" ujar Keysa terkekeh.
"Anj*ng mulut lo gue sumpel mau?!" ujar Asya kesal. Keysa hanya terkekeh.
Kini tak terasa mereka sudah berada pada parkiran sekolah. Mata Keysa kini menjelajah. Parkiran itu sudah ramai. Mungkin mereka kini agak telat. Padahal sudah ngebut, tapi rumah Asya yang jauh membuat waktunya terulur dengan cepat.
Mereka melangkahkan kaki menyusuri koridor untuk mencapai kelas. Namun, beberapa orang kini membuat langkah mereka terhenti.
"ASYAAA SAYANG!" ujar Fafa membuat Asya tersenyum. Keysa mendecih! Merasa jijik dengan sesuatu yang Fafa ucapkan barusan.
"Yuk Abang anter?!" ujarnya lagi. Kini Keysa ingin muntah melihat Fafa yang memberi gelagat manis pada Asya. Bisa bisanya Asya menerima gelagat seperti itu? Padahal dalam lubuk hatinya itu hal yang sangat menjijikan. Memang cinta itu buta ya?
"Gue ke kelas dulu ah sama Fafa, good bye Keysa kuh!" ujar Asya. Keysa yang mendengar itu tersenyum kikuk
Sepeninggal Asya kini dia sendiri. Tatapannya tiba tiba mengarah pada Vano. Cowok itu terlihat datar seperti biasanya. Dia seperti biasa berkumpul dengan beberapa temannya.
"Vano!" ucap Keysa seraya menyekal tangan Vano erat. Cowok itu masih terdiam datar. Tidak ada senyum sama sekali. Hal yang mampu membuat Keysa bingung sendiri kenapa Vano bersikap seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVANO [Selesai]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya di sekolah milih sang Ayah. Diana Keysa Rafaeliza, tidak menyangka jika hidupnya yang terasa tenang...