Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.•••
Keysa mengerjapkan sedikit matanya. Jika benar dia itu Vano, untuk apa cowok itu berada di sini? Apa cowok itu ada urusan di sini?
“Samperin, Key?”
Keysa menggeleng. “Kayaknya enggak deh,” ujarnya menghela napas. Vano pasti seolah membisu jika dirinya berkata. Entah apa salahnya kali ini. Jika memang benar karena hal yang terjadi kemarin, Keysa akan meminta maaf kepada Vano. Tapi mengapa hanya masalah sepele Vano marah seperti ini?
“Key, dia sama cewek. Emang lo nggak curiga?” ujar Asya menatap Vano. Cowok itu menunggu seorang cewek yang kini tengah membeli sesuatu. Vano hanya diam datar, tak ada senyum sedikitpun di wajahnya. menghela napasnya. Bahkan dia tidak tahu jika Vano memiliki saudara perempuan yang seumuran dengannya. Lagipula Vano tidak pernah bercerita mengenai hal itu dalam hubungan mereka.
“Biar lo tahu aja, Key. Dia itu siapa, samperin aja. Atau perlu gue temenin?” ujar Salma.
“Gue ke Vano ya.”
“Ikut!”
Keysa mengangguk. Keysa melangkahkan dirinya bergegas menemui Vano yang kini membelakanginya.
“Vano.”
Mendengar suara itu, Vano yang awalnya mematung kini sedikit tersentak. Cowok itu menoleh ke arah sumber suara.
Keysa menatap Vano nyalang. Cowok itu pun sama-sama terdiam membisu. Vano dengan tatapan kakunya menatap Keysa.
“Ngapain di sini?” ujar Vano seraya mengarahkan pandangannya ke arah sekitar. Cowok itu mematung lagi. Menatap Keysa dengan tatapan sedikit tajam.
Keysa yang mendengar ucapan itu tersenyum bingung. Ucapan Vano seolah tak suka jika Keysa di sini.
“Kamu yang ngapain di sini?” jawab Keysa tanpa membalas ucapan Vano. Cowok itu kaku di tempat.
“A–”
“Vano, ayo udah!” ujar seseorang tiba-tiba. Keysa menoleh ke arah seseorang tertutup masker itu. Vano hanya bungkam tak mampu berbicara apa-apa.
“Dia siapa?” ujar Keysa menautkan alisnya.
“Dia–”
“Hai, Key! Gue Aletta!” ujar Aletta membuka maskernya. Cewek itu tersenyum ke arah Keysa. Sementara Keysa, cewek itu bingung sendiri dengan sifat Vano yang seperti ini kepadanya. Sebelumnya, apakah ini urusan yang benar-benar penting?
“Oh iya,” ujar Keysa tersenyum canggung. Vano masih bungkam. Cowok itu semakin mematung dalam diam.
“PHO banget lo, Al!” ujar Asya kesal. Cewek itu menarik rambut Aletta. Membuat Aletta meringis kesakitan.
“Minggir nggak! Nggak usah narik-narik rambut gue. Ini sakit ahss—” ujar Aletta. Cewek itu berusaha menarik rambutnya dari cekalan Asya. Cewek itu emosi dengan Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVANO [Selesai]
Genç Kurgu[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya di sekolah milih sang Ayah. Diana Keysa Rafaeliza, tidak menyangka jika hidupnya yang terasa tenang...