"Sayang ya?"
"Ish apaan sih!" ucap Keysa mendelik lalu terdiam kelu. Vano terkekeh singkat melihat cewek itu.
"Dasinya pasang lagi aja," datar Vano.
"Kan punya kamu," ujarnya.
“Kamu?”
“Iyalah, aku-kamu bodo ah gue pacar lo bukan sih?”
“Hm, iya....”
Tanpa merespon Vano mengambil dasi di tangan Keysa lalu memasangkan dasi itu pada kerah pakaian Keysa. Hal itu membuat Keysa berdecak sebal.
"Seperti yang pernah aku bilang...gak ada penolakan.”
"Hm."
"Doang?" ucap Vano tersenyum.
"Bodo, ah. Tumben Vano itu banyak senyum!" ucap Keysa melirik Vano dengan wajah yang dijelek-jelekkan tapi ya dasarnya cantik ya tetep cantik aja.
"Emang kenapa?" datar Vano lagi. Wajahnya kembali seperti biasa. Dingin.
"Gak kenapa sih, tapi beda aja, lo kan nyeremin, tapi sekarang sering banget ketawa sama senyum lagi," ujar Keysa mengalihkan pandangannya ke arah lapangan.
"Biasa aja," ucap Vano mengangkat bahunya acuh. Seketika Keysa yang berada di sampingnya mencebikkan bibirnya kesal.
"Ya kan gue yang ngerasain lo beda bocah!" ucap Keysa kesal.
"Bukan bocah."
"Terus?"ucap Keysa mencebikkan bibirnya kesal.
"Pacar kamu,"
Ucapan itu membuat Keysa deg-degan. Dasar hati, kalo udah deg-degan nggak tahu tempat. Wajahnya seketika melirik Vano yang terkekeh.
"Berisik Vano!"
"Oh," ucap Vano datar. Lalu mencekal tangan Keysa dan melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu. Seketika Keysa yang hanya bisa diam itu menatapnya kesal. Bahkan Vano tidak memakai seragamnya, cowok itu hanya memakai kaos oblong berwarna putih yang tergelingsir peluh pada lehernya.
"Ngapain kesini?" ucap Keysa bingung. Saat Vano membawanya kedepan toilet siswa. Tanpa membalas perkataan Keysa Vano memasuki toilet itu, dengan Keysa yang juga masih dicekalnya.
"Van, nga-ngapain?" ujar Keysa terbata. Vano menariknya masuk ke dalam toilet. Meguncinya dari dalam
"Ganti."
Ucapan itu membuat Keysa melotot kesal."Ngapain bawa masuk juga sih!" ucap Keysa mencemberutkan wajahnya.
"Ya, mau aja diajak masuk," datarnya lagi tanpa merasa bersalah.
"Ish! Mau ke kelas udah ada guru!"alibi Keysa memalingkan wajahnya dari tatapan Vano.
"Sekarang lagi jamkos, gurunya rapat semua," ucapnya melirik Keysa singkat.
"Udah pinter bohong ya?" ucap Vano lagi.
"Yakan aku gak mau di dalem sini masa iya liat kamu ganti baju!" ucap Keysa mencebikkan bibirnya kesal.
"Ya udah balik badan," ucap Vano lalu mendorong badan cewek itu untuk mengalihkan pandangan darinya.
Kini Keysa sudah memunggungi Vano. Cewek itu menutup matanya sekilas.
"Udah belum!?" ucap Keysa.
"Nanti dikira mesum! bocah!" lanjut Keysa lagi. Cewek itu masih saja menyerocos. Hal itu membuat Vano terkekeh. Tak beberapa lama cowok itu sudah mengganti pakaian penuh peluhnya dengan seragam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVANO [Selesai]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya di sekolah milih sang Ayah. Diana Keysa Rafaeliza, tidak menyangka jika hidupnya yang terasa tenang...