19. Humiliated again

2.4K 114 11
                                    

Udah direvisi ya jadi kalian bisa baca dengan tenang dan santai. 
Absen dulu yuk haluers
Selamat membaca!

•••

"Mata lo kenapa ndiez?" ucap Asya menatap Keysa yang duduk meringsut datar dari tadi. Matanya yang menghitam dan rambutnya yang acak acakkan seperti orang depresi mengundang tanda tanya teman-temannya dalam kelas.

"Brisik ah!" ucap Keysa seraya berdecak sebal. Lalu mendekap wajahnya meringsut menutupi semua yang ada. Dia tak ingin ada yang tahu tentang sesuatu yang terjadi kemarin. Hal yang membuat wajahnya seperti ini. Karena menangis, bukan alasan untuk jawaban itu.

"Kamu kenapa, Key? Nggak biasanya kamu kayak gini biasanya kan kayak orang gila sekarang kaya orang cacingan,” ucap Alvara tanpa dosa.

"Iya, Key...diem-diem bae lo,” ujar Salma menambahi.

Keysa berdecak sebal lalu menatap nanar mereka yang duduk di bangku belakangnya.

"Diem deh gue ini nggak tidur semalem lo tau!" ujar Keysa lagi. Lalu berpaling dari tatapan itu. Tak sadar Natha mulai mendudukan badannya di samping Keysa. Hal yang mampu membuat Keysa tak berkutik.

“Kemarin lo pulang sama Vano diajak ke mekdi?” ujar Natha terkekeh. Mendengar itu Keysa terbelalak.

“Lo tahu?”

"Iyalah tahu! Gue lihat lo kemarin di mall. Sama anak anak geng Rajawali.”

"Lah Devano Gibrananta? Ketua geng itu? Lo pacaran sama dia?" ucap Slamet tiba tiba datang di depan mereka. Asya berdecak kesal. Temannya ini selalu saja suka menguping. Menyebalkan.

“Nguping ya lo?” ujar Asya membuat Slamet terkekeh.

Keysa tak menjawab ia berdecak sebal. "Gue nggak ada hubungan apa-apa ya sama Vano itu!" ujar Keysa dengan bibir bergetar. Lagipula memang benarkan? Hubungannya dengan Vano hanya persoalan balas budi yang sekarang sudah selesai. Tak ada apapun lagi mengenai hal itu. Vano juga sudah sepakat menyudahi semuanya. Teman-temannya sudah tahu, Keysa memang bermasalah dengan cowok pemaksa itu kan?

"Wow, Key! Padahal abang kira kamu belum ada pasangan," ucap Gorden yang juga teman kelasnya. Ikut menguping seperti kebiasaan Slamet dan Satya.

"Iya nih jadi populasi cewek cantik berkurang dong. Gimana nasib para jomblo,” ucap Slamet cemberut. Hal yang mampu membuat teman kelasnya tertawa atas perilaku yang dia lakukan.  Kecuali Keysa yang masih terdiam.

"Cie Keysa," ucap siswi di dalam kelas yang mampu membuat Keysa diam lalu meringsutkan tubuhnya.

"Brisik anjing ah," ucap Keysa.

"Gue ngantuk pengin tidur,” ucap Keysa.

"Ya udah ke UKS aja tidur sana daripada lo ngantuk gini,” ucap Natha lagi. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Keysa.

“Eh beneran lo pacaran sama Vano? Bukannya itu cuma karena lo bermasalah sama Vano?”

Keysa tersenyum miring. “Lo lebih paham ucapan Slamet sama Satya, Nath? Ya mana gue mau sama Vano!”

“Heleh! Nanti nangesssssss berderai air mata. Jatuh cinta," ujar Asya yang baru saja mendengar ucapan Keysa. Cewek itu terkekeh geli. Lalu terbahak-bahak. Mendengar itu Keysa berdecak kesal.

“Serah lo ngomong apa aja sono, nggak peduli gue!” ujar Keysa lagi. Cewek itu mendekap wajahnya dengan kedua tangan. Menghela napasnya.

"Bentar lagi jam pelajarannya Pak Gopal. Sang bapak agama," ucap Natha seolah orang bijak.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang