"tos ah...tapi kumaha jang? siap aa teh nikah ayeuna?"
Huft!
"hor...kalah cicing, kumaha? " tegas abinya
" aa anu dongkap, aa anu hoyong, janteun aa siap"
Rasanya? entahlah...hanya ia yang merasakan. Rasanya...bahagia bahagia gimanaaaaa gitu hihihi....
" alhamdulillah" ujar orangtuanya merasa bahagia atas ucapan mantap anaknya.
Bagi salman tidak ada kebahagiaan terhaqiqi melainkan senyuman ke2 orangtuanya.
"enggal mi....gera siap-siapnya, ayeuna istirahat heula kedap, telpon hela w besan, tos kitu ka santri suruh bantu, pasti riweh yeuh..."
Salman tak tega melihat orangtuanya yang yang repot, ia tak menginginkan ini.
Andai kata salman bisa mengatasi semuanya, gak bakalan ada dehh kata membebani.
Namun, salman sadar atas kedudukannya sebagai makhluk sosial.
☆~☆
Sore hari selepas sholat ashar, orang tua salman tengah melakukan kesibukan awalnya beserta santri santri yang ikit serta dalam hal itu.
Apalah yang bisa salman lakukan, ia hanya mendapat penolakan dari setiap orang jikalau ia ikut membantu.
Abinya memang telah melarangnya untuk tak mencampuri kesibukan orang disana, hanya saja untuk sekedar memerintah tidak masalah..duhh enak banget y penganten haha...
DRRRRT
Handphone salman bergetar, sebuah tanda telpon masuk."assalamualaikum pengantennnn" ujar ali disebrang sana
"waalaikumsalam" jawab salman malas
"eeeeh ente mah, kenapa sih?"
"ane pokoknya gk suka li..."
"astagfirulloh maaaaaan....kalo gk suka kenapa gk langsung ngomong aja sama abi ente, kan berabe masalahnya"
"bukaaaaaan"
"trs apa?"
"ane gk suka aja sekarang, itu gk boleh ini gk boleh, kan gk enak liiii"
"haha...ane ngerti! tau gk man? tadi abi ente nelpon rame banget"
"lah li? tau ding masalahnya? alesannya?"
"y kali"
"trus gimana?"
"gk gimana gimana, buktinya dirumah ente baik baik aja kan?"
"udahlah....yang penting berrs semuanya, semua tenang, enak juga jadi tuh nikah" sambung ali.
"semua tenang! ane jadi nikah! ya emang, tapi li...apa dia tau?"
"mau tau kek, mau enggak ke, yang pasti nikahmah nikah"
"paksaan namanya liii"
"ane kasian man sama dia, ane fikir inilah yang bakaln buat dia jera"
"percayalah ente sama alloh, berdo'alah dan tawakal, alloh maha membolak balikan hati seseorang....itu mudah man"
Salman tersenyum haru mendengarnya, ia beruntung bisa menjadikan ali salah satu pemain dalam skenarionya.
"syukron ya li"
"buat?"
"ente sekalu ada buat ane, gk peduli ente bilang ane lebay, tapi ini murni dari hati li, ane beruntung punya temen kaya ente, intinya ane bahagia"
Tak ada jawaban dari ali, hanya saja terdengar suara sesegrukan yang selayaknya sedang menangis.
"apan sih li? orang lagi serius"
"kan ane terharu dengernya mannnn hiks...hiks..."
"udah deh pura puranya, lebay banget"
"hahaa....!!!! perlu ente ketahui man, ane juga beruntung super duper beruntung rasanya, ane merasa jadi orang beruntung didunia ini karna untung punya orang yang menguntungkan"
Mereka tertawa selepas mungkin, sebuah persahabatan yang dibuat dengan hati hingga terjalin dan berjalan dengan hati pula.
"aa.........."teriak seorang gadis remaja yang cantik jelita bak maudi ayunda tralalala....
Salman menghentikan tawanya, begitupun ali.
"siapa man?" tanya ali khawatir
"duh...si bungsu, udah dulu y li , assakamualaikum"
Salman menutup telponnya.
"a salmaaaaaan" teriak gadis itu kembali yang kemudian menghampiri salman yang memasang wajah datarnya.
"aa...."panggilnya
"kemana adab kamu de...?"
Salma dibuat mematung
"kemana adab kamu de...?"
krik...krik...krik
Tak ada jawaban"kok diem?"
Salman mengangkat salah satu alisnya.
"kalo masuk itu ucapin sal-"
"assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh"potong salma setelah mengingatnya
"waalaikumsalam warohmatullohi wabarokaatuh"
Salman tersenyun simpul, ia menghampiri salma.
"aa, aa tau gk a? itu... itu...disana-"
-
-
-
-
-
BINTANG SAMA YANG KOTAKNYA TUHHH😆😅"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH
Teen FictionSebuah kisah cinta di awali dari 2 minggu lalu. Fatimah menyadari betapa gelapnya cinta tanpa ikatan, dosa, cibiran, itu ia ketahui setelah 2 minggu lalu, 2 minggu dimana ia mengaku hamil atas suaminya yang sudah jelas jelas belum sama sekali ia sen...