berubah

6 5 0
                                    

"assalamualaikum" ucap salman ketika sudah berada di ambang pintu.

"waalaimumsalam" jawab salah satu khodimah

"sebentar a, saya panggil ummi dulu" sambungnyabsambil mempersilahkan masuk.

"gk pp teh, biar saya aja" jawab salman lalu masuk diseetai salma yang nampak tersenyum manis.

"jang salman?" ujar seseorang setengah berteriak dari arah dapur.

Salman menghampiri wanita paruh baya itu, yang sudah di catat sah menjadi ibu mertuanya, ia dan salma menyalaminya ta'dzim.

"kapan sampenya?"

"barusan mah"

"yaudah, ngapain disini? ayo ayo duduk, teh afwan bawa suguhannya ya" ujar ummah nurul memerintah di akhir kalimat.

"tafaddol mi" jawab sang khodimah.

Satu persatu anggota keluarganya berdatangan menyambut manis kedatangan salman, namun....

'fatimah dimana?"batin salman.

Obat rindunya belum saja terlihat, apa dia di kamarnya? pasti juga sebentar lagi dia datang! mungkin berkisar seperti itu fimiran salman saat itu.

"loh? kok gk dateng?" sambung abah tang saat itu mulai mengeluarkan suara.

"iya bah, ada urusan mendadak"

Mereka hanya ber Oh saja menanggapinya.

"ummah abah, ini de salma mau mondok di sini katanya" ujar salman

"aduh...mondom disini? gimana ya bah?" kejut ummah nurul seakan serius

"eumm tante ummah, dede gk maksa ko" jawab salma mengangkat suara.

"ha...enggak! tante kaget aja kamu mau mondok disini, kenapa gk cari pesantren lain aja yang lebih dari sini, disinikan pedantrennya kecil, pelajarannya juga masih cetek buat kamu"

"eh...enggk! duh gimana ya, kata dede pesantren ini udah masyaalloh buat dede, dari mulai fasilitas, pelajaran dan pengajarannya udah terbaik, apa lagikan disini ada a salman...hehe..."jelas salman cengengesan.

"kalo dia bandel, susah diatur, keras kepala, gk pp bah salman ridho apain aja dia supaya jera" tukas salman.

Memang harus seperti itu.

Semuanya mengangguk tersenyum.

salman heran, mengapa fatimah belum juga ada tanda-tanda menghampirinya, apa dia tidak ada di rumah?.

"emmm ..fat-"

"fatimah lagi istirahat" potong ali yang sedari tadi hanya menyimak.

"sakit?"

Orangtuanya itu sedikit tertawa, apa yang lucu dengan ucapannya

"tong hilap syukurannya jang" ujar abah terlihat tersenyum riang

Salman tak faham.

"ummah bangga sama kamu" timpal ummah nurul

Salman semakin mengerutkan dahinya tak mengerti alur topiknya.

"sebenernya ummah mau kasih tau ini sama kamu, tapi kata ali biar jadi kejutan"

"eum...ada apa ya man?"

"fatimah hamil"jawab ali santai

Salman? sangat sangat bahagia mendengarnya, benar benar bahagia dan hanya bahagia.

'fatimah hamil?' batin salman

"ha..hamil li? " ujar salman tak percaya.

Ali hanya mengangguk tenang saja.

Sadangkan salman main nyelonong saja aja ninggalin orang tua di buntuti salma di belakangnya.

Gak pp lah gk sopan juga hihi....

Salman membuka pintu, ia segera menyusuri kamarnya, ia berharap istrinya ada di sana.

Namun benar saja, fatimah sedang membaca buku di kaki ranjang, manis sekali terlihatnya.

"anisa...."

Salman menghampiri sang istri.

Gitu deh namanya orang bahagia, salman memeluk fatimah hangat, kebahagiaannya tak bisa lagi ia katakan, tak cukup rasanya ia bertasbih.

Dengan senang hati, fatimah membalas pelukannya, damai rasanya suami tercintanya kembali dalam keadaan yang sangat ia nanti.

"terimakasih..."lirih salman di dekat yelinga fatimah.

Fatimah hanya mengangguk

Namun sekolebat ingatan terlintas dalam fikiran salman, ia menepis tubuh salman yang begitu terkejut mendapati suaminya yang entah kenapa.....

"siapa....anak siapa itu hah?"

What? apa yang sedang terjadi? apa salman kecapean? apa sedang sakit? atau apa? .

Fatimah hanya menganga, tak percaya rasanya salman menepis tubuhnya begitu saja dan berbicara yang sebaiknya ia tak bicarakan.

Fatimah menghampiri salman, namun setiap fatimah melangkah, salmanpun akan melangkah mundur menghindarinya.

"aku tak pernah menyentuhmu"

Butiran beningpun keluar dengan angkuhnya dari pelupuk mata salman

"AKU TAK PERNAH MENYENTUHMU" teriak salman

Perempuan itu menutupi mulutnya dengan ke2 tangannya, perempuan yang sedari tadi melihat adegan tersebut sangat terkejut.

Tak pernah menyentuhnya?

"aku tak pernah menyentuhmu anisa...tidak pernah, bukankah kau tau sendiri siapa yang menyuruhmu untuk tidak aku sentuh? hah?"

Fatimah tak bisa untuk sekedar berkata kata saja, apa salahnya? apa fatimah tak boleh mengandung anaknya?.

"tidak salman, aku mohon percayalah...ini anakmu"

"bagaimana? bagaimana anisa? bagaiman itu bisa terjadi, sedangkan aku tak pernah....tak pernah...."ucapnya terpotong karna deru tangisan yang sangat dasyat membuatnya merasa lemah.

Salma ikut menangis, tak tega ia melihat salman yang menangis lemah begitu aja.

Setahunya salman bukanlah pria yang lemah, bukan pria cengeng, tapi apa ini?

"aku tidak tau...salman tolong jangan egois, aku mohon mengertilah, ini anakmu..."

Salman tersenyum kecut.

Fatimah hanya bisa menangis dan menangis, ia memejamkan matanya meratapi begitu pedihnya hidup ini?.

Sedikit sedikit mata fatimah terbuka menyadari seseorang yang tengah mengelus lembut kepalanya penuh kedamaian.

"salman?"
-
-
-
-
-
-

FATIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang