belajar menerima

10 6 0
                                    

Salman terkejut melihat adegan itu, apalagi ketika ia melihat seorang pemuda yang sedang menghampiri fatimah.

Salman segera mempercepat langkahnya yang tertinggal jauh fatimah untuk menghentikan adegan menjijikan itu, fikirnya.

"fatimah, cepat pulang!" ujar salman ketika hampir mendekatinya.

Namun sayang, fatimah hanya fokus pada tatapan haidar yang juga menatapnya.

Astagfirulloh! seberapa banyak lagi fatimah harus mengumpulkan dosa dari syahwatnya, apakah fatimah pernah berfikir tentang hafalan qur'annya yang selama ini ia hafal?, sangat di sayangkan.

Fatimah memang perempuan yang disebut hampir sempurna, namun satu diantara semua pujiannya ia hancurkan lantaran terlalu lelapnya dalam dosa yang tidak ia sadari.

Salman memberi isyarah kepada sania untuk menarik fatimah keluar, sania tidak bisa mengelak perintah roisnya, ia menarik tangan fatimah hingga menyadarkan 2 tatapan itu yang sedang di pisahkan.

"kamu apaan sih sania" tingkas fatimah.

"kamu yang apaan? kamu punya hati g sih? udah jelas jelas kamu di khitbah rois, kamu masih ngarepin cowok itu? sakit fat, apalagi tadi rois liat kamu gimana!" cetus sania kesal.

"kok jadi kamu yang marah?, bukan urusan kamu y! aku belum sama sekali terima dia"

"terus apa jawaban kamu tadi hah? kiayi denger fat, sebagai ibarat kamu udah sah sama rois"

"jawaban yang mana?? aku gk pernah jawab apapun"

"fatimah....lupain haidar, dia bukan milik kamu, terima tulus rois yang nungguin kamu."

"tulus tulus....udah san sama kamu aja sana, aku gk mau sama dia"

"tapi kamu ngomong gini tanpa alasan! apa alesannya?"

"alesannya...?kamu gk bisa ngerti san ! urusin aja kamu sendiri" ketus fatimah meninggalkan fatimah.

Salman mendengar itu semua, ia harus apa? harus super ekstra menghadapi hati fatimah, ia rasa memang harus sungguh sungguh memahaminya, karna fatimah adalah orang yang terbilang keras kepala.

Salman bisa saja menyingkirkan haidar di dalam hidup fatimah, namun salman mengaku sangat sulit untuk menghilangkan nama haidar fi hati fatimah.

"fat...fat...berenti fat.." ujar sania setengah berteriak lantaran jarak langkah fatimah lebih jauh dan lebih cepat daripadanya.

"fat...fatimah! dengerin aku dulu" kejar sania hingga sampai di sebuah kamar dengan kepemilikan mereka sendiri.

"kamu kalo orang lagi ngomong dengerin dulu, gk sopan namanya kalo maen nyelonong"

Hening tak ada jawaban, fatimah malah diam tak menghiraukan

"fat kamu dengerin aku gk sih...?"sambung sania memegang pundak fatimah ketika ia duduk di samping fatimah yang pura pura menyibukkan diri, melarikan kenyataan yang tidak ingin fatimah hadapi.

"apa san....udahlah aku lagi sibuk" jawab fatimah.

"oke, ake nyerah sama kamu, tapi inget...kamu bakalan nyesel nantinya" tukas sania meninggalkan fatimah yang sama sekali melihatnya.
-
-
-
-
❤💙

FATIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang