Ditempat lain yang juga sedang sibuk sedang sarapan, mereka tengah asyik membicarakan topik yang entak kemana arah bicaranya.
Fatimah hanya menyimak saja, nafsu makannya juga hilang, ia sangat teringat salman yang terakhir kali bersamanya, salman dalam keadaan marah.
"ummah...abah...a ali.. fatimah duluan" sambil beranjak membawa piring bekas makannya dan meletakkannya di wastafel.
Aki hanya memerhatikan fatimah ketika sedang menyusuri anak tangga, lemas sekali terlihatnya, pengaruh salman sangat berarti di rumah ini.
"ummah..abah...ali duluan" ujar ali beranjak dan menyimpan piringnya di wastafel.
Ali segera mengejar fatimah yang masuk kekamarnya.
"nneng..."lirih ali mencekal knop pintu yang hendak fatimah tutup.
Ali melihat fatimah seakan siap meluncurkan air matanya, terlihat jelas sekali dari wajahnya yang memerah.
Fatimah mempersilahkan ali untuk masuk dan duduk di sofa.
Fatimah berusaha tersenyum walau tak tau seperti apa senyumannya itu di depan ali.
"jangan senyum neng! nangis aja, aa tau kamu lagi tahan nangis"
Mendengar itu sontak membuat fatimah memeluk ali dan menangis disana.
Ali hanya diam mengelus-elus punggung fatimah seakan ia mengerti perihal apa yang sedang fatimah jalani, ali membiarkan fatimah terus menangis, jika itu membuat adiknya puas, apa salahnya?.
Ketika fatimah berhenti dari isak tangisnya, ia bersandar di bahu ali.
"udah tenang?" tanya ali sepersekian detik kemudian
Fatimah mengangguk
"kenapa? hah? " tanyanya lembut
"enggk a"
"masa nangis"
"sedih aja ditinggal dia"
"sedih? kamu yaqin?"
Fatimah mengangguk
"itu tandanya kamu udah sayang sama dia"
"hah?" fatimah melepaskan pelukannya
"sayang? tapi a...." sanbungnya
"belajar lupain haidar, dan belajar juga terima salman ya..."
"tapi fatimah masih cin-"
"cinta salman" potong ali
Ali menatap lekat adiknya, tak ingin rasanya nama laki-laki itu masih berada dalam hatinya
"istigfar neng...kamu sudah bersuami, apa pantas kamu ngomong gitu hah?"
"tapi dia-"
"dia milik orang lain" potong ali lagi
"cintailah semua yang menjadi hakmu neng...haidar bukan hidupmu, tapi salman adalah jiwamu, dia hidupmu yang seharusnya kamu cintai layaknya seorang istri, belajar mencintai"
"tapi...haid-"
"semoga alloh membukakan hatimu neng" ujar ali dan berlalu begitu saja.
DRRRT...DRRRT...
Handphone fatimah berbunyi, fatimah menatap girang si penelpon, tertera besar disana dengan nama DEAR HDR.
"malik kamu kemana aja hah?, aku rindu sama kamu"
"maafin aku, aku takut ganggu kamu"
"ganggu apa?"
"hehe...ennggk! ima, kamu masih cintakan sama aku?
"malik? konyol! aku masih cinta sama kamu"
" terus suami kamu gimana?"
Fatimah terdiam, ia lupa dirinya sudah besuami.
"gkpp aku punya sesuatu buat kamu, biar kita nikah"
"apa?"
Haidar menceritaka semua ide bodohnya, dan yang mendengarkan hanya menyimak dan tersenyum, entah apa yang mereka bicarakan.
"tapi malik...."lirih fatimah
"percaya sama aku"
"aku takut..."
"aku janji gk bakalan ninggalin kamu ima"
Fatimah tersenyum riang, seakan mendapat semangat baru.
"udah dulu ya, aku sebenernya sibuk, nyenpetin aja buat telpon kamu"
"hmmm makasih malik"
"sama-sama" tut...tut...
Telpon di tutup, dan yang pasti fatimah sedang bahagia sekarang ini.
☆~☆
Sudah 2 minggu ini salman berkutat dengan tugas dan pesantennya, rasanya lamaaa sekali, salman tak pernah mengabari apapun tentang dirinya kepada fatimah, karna ia takut jika itu akan menggangu istrinya disana..
Hari ini adakah hari bangkitnya semangat salman, karna apa? Hari ini salman akan kembali ke rumah mertuanya sambil mengantar salma yang katanya ingin pedantren disana, entah apa alasannya, yang pasti salma hanya ingin mengikui kakak sulungnya TITIK.
Ke2 orang tuanya tidak ikut, sebuah kesibukkan mendadak subuh tadi, membuat mereka berhalangan.
Salman tak masalah dengan itu.
Sepanjang perjalanan, ke2 saudara itu terus beriuh canda tawa, rasanya tak kehabisan topik yang salma bahas hingga salman bisan mendengar cerita adiknyayang panjang lebar itu itu aja jalan ceritanya....namanya juga cewek!.
Salman menyimpan rapi mobilnya di garasi, setelah itu membantu salma mengambil barang-barangnya yang super banyak nan ribet, salman sebelumnya sudah memperingati salma agar tidak terlalu banyak membawa barang, sewajarnya aja, namun, apalah perempuan, namanya juga kan cewek!-
-
-
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH
Novela JuvenilSebuah kisah cinta di awali dari 2 minggu lalu. Fatimah menyadari betapa gelapnya cinta tanpa ikatan, dosa, cibiran, itu ia ketahui setelah 2 minggu lalu, 2 minggu dimana ia mengaku hamil atas suaminya yang sudah jelas jelas belum sama sekali ia sen...