Malam hari selepas salman melaksanakan sholat isyanya di mesjid.
Di mesjid?
Fatimah mengaku telah di datangi tamu bulanannya, sebuah kesan terkecewakan bagi para suami, entahlah dengan maksudnya.
Salmanpun imut sekaumnya mengaku merasa kecewa, huft! ketidak mungkinan hadir dalam fikirannya, walau begitu setidaknya salman sudah menjadi seorang suami yang sepatutnya merasakan suatu perasaan yang para suami diluar sana rasakan.
Salman membuka knop pintu kamarnya, ia terfokuskan kepada sang istri yang tengah asyik dengan gadgetnya, salman tak mempedulikan alasan dia begitu asyik, hanya saja salman merasa bersyukur kepada orang disebrang sana yang mampu membuat senyuman di wajah cantiknya.
"fatimah...."
Salman menghampiri fatimah dan duduk di sampingnya yang berada di sofa.
Entah mengapa dengan fatimah ketika ia dekat dengan salman, ia selalu tertunduk padanya, fatimah tak mengerti itu.
"apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?."
?? pertanyaan itu sontak membuat fatimah membeku, apa artinya itu? fatimah terdiam 1000 kata, apa yang harus ia jawab? sedangkan ia tak sama sekali menyetujui pernikahan ini?.
"kamu diam, saya artikan sebagai jawaban yaaa"
Sakit...itu yang tengah salman rasakan, biasalah, itung itung ngehibur diri sendiri.
Salman harus tetap tegar di depan istrinya, walau kenyataannya hancur, terlebih lagi saat lalu salman mendengar fatimah yang mengakui hatinya....sudahlah, itu akan membuat salman semakin sakit.
Fatimah hanya diam, mungkin lebih tepatnya sangat terkejut.
"anisa...apa saya boleh memanggilmu anisa?"
Anisa!sebuah nama diambil dari nama panjangnya FATIMAH KHOIRUNNISA yang mengartikan perempuan.
Salman harap dengan nama itu fatimah menjadi seorang yang lembut hatinya, luluh, dan baik budi pekertinya, sehinggalah menjadi julukan baru untuknya sebagai istri sholehah.
Fatimah sedikit mendongkakan kepalanya.
"tidurlah anisa, walaupun kamu sedang tidak sholat, jangan kamu tinggalkan untuk bangun di waktu sepertiga malam, disana terdapat ijabah do'a, berdo'alah anisa...untuk meharmonisan hubungan kita, dan terjauh dari orang yang akan merusak hubungan kita, dan saya akan berdo'a agar hatimu segera di bukakan untuk bisa menerima daya sebagai suamimu" ujarnya mengelus kepala istrinya dan berlalu tanpa mempedulikan jawaban fatimah.
Mungkin ucapan salman telah menyentuh hatinya, namun...
DRRRT...DRRRT...
Sebuah panggilan masuk berdering di handphone fatimah.
Fatimah tau betul siapa yang menghubunginya, tertera jelas nama DEAR HDR disana yang membuat fatimah segera mengangkatnya.
"malik?"
"apa kamu baik-baik saja disana? kamu tentu inget g bakalan ke sentuh sama dia ya kan?".
Fatimah terdiam, seperti sebuah kebetulan, baru saja tadi tangan salman hinggap dikepalanya, bukankah itu sebuah sentuhan?.
"ima? jangan bilang kamu melakukannya?"
"melakukannya? yang benar saja malik, aku gk bakalan lakuin itu, kamu tau aku masih cinta sama kamu"
"ya itu pasti"
"segeralah kamu kesini malik"
"iyaaaa! ima? kenapa kamu gk pernah buka akun aku lagi?"
"buat apa aku buka akun kamu? menurut aku itu gk perlu, aku percaya sama kamu"
"makasih imaaa"
CEKLEK....
Knop pintu kamar mandi terbuka.
Fatimah terkejut, ia segera mematikan telponnya dan menyimpannya di meja.
"emmmm....hmmm"
Sebegitu gugupkah fatimah berada di dekat salman? bahkan salman tak bertanya ataupun berbicara kepadanya.
"anisa? kamu baik-baik aja?".
Salman mendekati fatimah, namun fatimah segera beranjak dari duduknya menuju kasur,,,, salah tingkah gitu maksudnya.
"kamu mau kemana?"
"hah?...iiitu eummm mmmau tidur, aku mau tidur"
Fatimah lalu berbaring atas kasurnya dan memejamkan matanya seakan dia benar-benar mengantuk.
Salman hanya terkikik melihatnya, ia tau fatimah sedang salah tingkah padanya.
Setelah beberapa menit yang hanya menatap kepergian istrinya menuju mimpi, salman duduk di kasur terbaru dan ternyamannya, lebib tepat di sofa milik fatimah....itu tidak masalah bagi salman, lambat laun semua akan berubah.
Belum saja salman merebahkan badannya...
DRRRT....DRRRRT....
malas sekali salman menjawabnya, ia mengeluarkan benda pintar itu di dalam saku celananya, ia lupa mengeluarkannya.
Namun, bukan handphonenya yang berdering, dimana letak suara tersebut?
Salman terus mencari sumber suara itu, sebuah handphone yang tergeletak di atas meja, salman tau itu handphine fatimah, ia melihat siapa di penelpon malam begini....
"dear hdr?"
Salman fikir ia akan mengangkatnya dan akan memberitahukan ini jika sangat penting ketika istrinya itu bangun.
"ima? kamu kenapa matiin telpon dari aku? apa karna ada dia? sebegitu pentingkah dia?"
Ima? Dia?
Salman berfikir mungkin orang ini telah salah sambung, tidak ada yang memiliki nama ima disini.
Baru saja salman akan membuka mulutnya untuk berbicara.....
"fatimah...? kenapa kamu dieum?lagi ada dia? kamu ngapain respon dia, dengerin aku ima....kamu hanya cinta sama aku, kamu juga udah ngomong gk bakalan kesentuh sama dia, kamu masih inget kan?..."
TUT..TUT...TUT...
Telpon dimatikan.Jangan tanya keadaannya saat ini, hancur! itulah kata pertama yang ia rasakan.
Salman tau siapa orang di sebrang sana....
Apa katanya? gk bakan kesentuh?....terus apa artinya sebuah pernikahan jika begitu.
Satu persatu butiran bening dengan angkuhnya meluncur dari pelupuk mata, namun dengan segera salman menyerkanya, ia harus tetap tegar menghadapinya, biarlah hatinya yang menangis.
Apakah ini sebuah arti kehidupan baru salman serta ikatan pernikahan yang sama sekali tak diinginkan,? apakah dia pantas mengeluh untuk itu?.
Salman memang seorang laki-laki tegar dan kuat, namun di balik semuanya, ia selalu meringis kepada alloh, mengadu kepadanya.
Apalah dayanya di depan alloh yang hanya seorang hamba yang amat teramat lemah, ia tak ada gunanya di depan alloh.
-
-
--
-
![](https://img.wattpad.com/cover/269096465-288-k867194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIMAH
Teen FictionSebuah kisah cinta di awali dari 2 minggu lalu. Fatimah menyadari betapa gelapnya cinta tanpa ikatan, dosa, cibiran, itu ia ketahui setelah 2 minggu lalu, 2 minggu dimana ia mengaku hamil atas suaminya yang sudah jelas jelas belum sama sekali ia sen...