37. Sadar.

13 1 0
                                    

Happy Reading❤.
.
.
.

Matahari pagi bersinar cerah hari ini. Dikamar bernuansa putih itu terdapat banyak bunga. Senyuman manis terpancar dari wajah tampan pria berambut keriting itu.

"Good Pagi. Ayuni sayang." Ujar abbas sambil menaruh bucket bunga di meja.

"Ehmm aku yakin banget kamu pasti bakalan sadar. Soalnya kenapa? Semalam aku mimpi kamu sadar dan makannya pagi-pagi aku udah kesini hehe." Ujar abbas sambil memegang tangan ayuni dan merebahkan kepalanya.

"Eghmmm..ehmm" ayuni membuka matannya perlahan dia melihat abbas memegang tangannya, baginya ini pemandangan indah dipagi hari.

"Jangan ditidurin tangan aku mulu. Pegel tau," ujar ayuni pelan.

Sepertinya abbas mendengar suara ayuni tetapi dia tidak percaya dan menenggok keayuni.

"Aa---yyyunnii.." Ujar abbas sangat bahagia ketika melihat gadisnya sadar."Kaa--mmuu.. sadar? Ini bukan mimpi kan?" Abbas memegang kedua pipi ayuni untuk lebih meyakinkan dirinya.

"Dokterr! Dokter!" Dokter datang dan memeriksa keadaan ayuni.

"Alhamdulilah. Pasien sudah sadar, sepertinya cinta kalian sangat kuat yah" Dokter hanya terkekeh. Lalu pergi meninggalkan kedua sahabat ini.

"Kamu ada yang sakit? Dimana dimana bilang sama aku yaa. Kamu pengen apa? Apa? Bilang aja yah."

Ayuni menggeleng. "Aku mau papa sama mama. Aku kangen mereka"

Abbas menghembuskan nafas kasar ternyata ayuni tidak merindukan abbas sama sekali. Merasa sedikit kecewa abbas langsung menghubungi kedua orang tua ayuni.

Orang tua ayuni pun datang dan langsung memeluknya saking bahagianya.

"Akhirnya kamu sadar nak."

"Iya mah. Pah. Aku kangen kalian, ohya dimana mama anushka sama ayah aditya?"

"Tu mereka" Tunjuk zaara kepada anushka dan suaminya.

"Hai sayang. Papih bawain bunga kesukaan kamu dan banyak coklat kamu seneng gak sayang?"

"Beneran yah? Makasih ya aku suka banget ummm sayang papi" Ujar ayuni kegirangan memeluk Papih-nya itu.

"Sehat-sehat ya nak." Anushka membelai rambut ayuni pelan.

Oh iya sampai lupa dimana abbas? Kalian pasti bertanya abbas dimana? Jawabannya adalah dia duduk di kursi dekat pintu ruangan ayuni.

"Kenapa sih. Takdir selalu begini? Tau lah.." Dia memejamkan mata dan berkata. "Aku mencintaimu ayuni"

Di dalam ruangan ayuni sangat senang karna bisa mendapat banyak kasih sayang dari orang tuanya.

"Nak. Dimana abbas?" Ayuni menggeleng seketika senyumannya hilang.

"Sepertinya dia diluar Roy." Ayuni langsung bangun dan ingin berjalan keluar sambil membawa infusnya.

"Sayang? Kamu mau kemana? Istirahat aja ya nak."

"Aku mau ketemu abbas pah." Roy pun membantu ayuni berjalan keluar. Ayuni melihat abbas yang sedang duduk memejamkan mata.

Ayuni duduk disebelah abbas. Roy pun meninggalkan mereka berdua berbicara. Sedangkan anushka dan zaara sedang menguping pembicaraan lewat jendela.

"Pak bos?" Abbas menoleh kearah suara. Dia melihat ayuni duduk disebelahnya tetapi benarkan ini nyata? Atau hanya mimpi?.

"Yaampun ay-- eh maksudnya arohi kamu kenapa disini seharusnya istirahat didalam kan hmm?" Arohi tersenyum mendengar celotehan abbas jujur saja dia merindukan suara itu.

"Pak bos udah makan? Kelihatannya lemas banget" Tanyanya membuat abbas sedikit tersenyum.

"Kok pak bos si?. Panggil sayang aja eh maksudnya abbas" Keduanya sama sama terkekeh.

"Kamu sendiri kenapa belum makan? Hemm atau jangan jangan mau ngajakin saya makan bareng yah? Ngaku aja deh". Ufhh yaampun abbas ini terlalu percaya diri hahah ada ada saja.

Setelah mereka makan bersama, Arohi menyadari bahwa abbas benar benar mencintainya bahkan kalau arohi meminta nyawanya pasti akan dia berikan hanya untuk gadisnya. Jujur saja perasaan arohi saat ini sedang bimbang dia tidak tau apapun tentang isi hatinya.

"Arohi sayang." Panggilan abbas membuat arohi menenggok kepadanya.

"Hemm?".

"Bagaimana tentang pernikahan kita? Saya tau saya ini egois. Memaksa kehendakku sendiri tetapi aku tidak ingin kehilangan mu aku mencintaimu sepenuh hatiku. Bahkan aku rela mati demimu."

"Abbas.. kita pasti menikah, itu keinginan papa roy. Tetapi aku belum mencintaimu, jadi--.. kamu mau kan mengajariku?". Mendengar hal itu sontak abbas sangat terkejut.

"Aa--ap? Tentu tentu saja sayang." Abbas memeluknya erat entah karna saking bahagianya atau dia hanya modus.

"Ayo kita pergi dari rumah sakit ini sekarang juga" Ucapnya serius sambil menarik tangan arohi.

"Kemana?" Tanyanya cemas.

"Kepelaminan." Arohi terkekeh karna sikap abbas ada ada saja kelakuannya tidak berubah.

SAHABATKU TEMAN HIDUPKU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang