6. Khawatir

13.4K 771 115
                                    

Sekarang sudah malam, waktu untuk Salvatore Family makan malam. Amora masih terlelap di kasurnya. Untuk urusan tidur, Amora jagonya.

Tok tok

"Princess? Bangun yuk makan malam" ucap Jevon. Tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.

Saat ini Boys Salvatore-Alexander berada di depan pintu kamar Amora. Mereka memutuskan untuk membuka pintu kamar Amora.

Boys Salvatore-Alexander yang melihat Amora masih terlelap pun memperhatikannya sebentar. Amora menjadikan bantal untuk menutupi wajahnya. Ia sudah tidak memakai selimutnya.

Lalu mereka memutuskan untuk membangunkannya sekarang, "Princess, bangun yuk makan" ucap Luke sambil mengguncang lengan Amora.

Amora menggeliat kecil dan menguap lebar. Boys Salvatore-Alexander yang melihatnya terkekeh. Lucu pikirnya.

Amora mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya lampu. Dan pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah Luke. Lalu Amora mengedarkan pandangannya, Amora melotot melihat 4 orang di samping Luke.

Mereka yang melihatnya kembali terkekeh, "Princess, cuci muka dulu. Kami tunggu disini" ucap Devian. Amora hanya mengangguk.

Boys Salvatore-Alexander menunggu Amora selesai cuci muka. Lagi-lagi mereka belum bisa mendengar suara Amora. Mereka menghela napas.

Amora sudah keluar dari kamar mandi dan berjalan menghampiri mereka. Amora hanya diam.

Mereka yang sudah melihat Amora pun memutuskan untuk keluar dan berjalan menuju meja makan.

Di sepanjang perjalanan Amora hanya diam, tapi matanya melihat-lihat sekitar. Wow keren pujinya pada interior mansion Salvatore.

Mereka turun melalui lift, Boys Salvatore-Alexander tak akan membiarkan Princess mereka kecapean melewati tangga.

Di ruang makan kepala keluarga Salvatore dan para orang tua sudah duduk rapi di kursinya masing-masing. Kursi Amora tepat berada di hadapan Luke dan di samping Devian.

Sebelum duduk Amora mencium pipi Daddy dan Mommynya, "Selamat malam Daddy, Mommy" lalu berjalan ke kursinya.

Mereka melihat keakraban Amora dengan orang tuanya lagi-lagi merasa cemburu. Kapan kami akan seperti itu pikir mereka.

Makan malam dimulai dengan khidmat. Tidak ada yang bersuara, hanya ada suara dentingan sendok.

Dan Amora kebingungan, tidak ada nasi dan lauk pauk yang biasa ia makan disini. Lalu ia harus apa? Amora terus saja menatap makanan yang ada di hadapannya. Amora memutuskan untuk minum air putih saja.

Rezvan yang melihat putrinya hanya minum air putih pun mengerutkan keningnya. Ah aku lupa perihal makanan batinnya menyesal.

"Amora. Ikut Daddy" panggilnya. Amora hanya mengikuti. Yang lain merasa bingung dengan tindakan Rezvan.

"Sweety, maafkan Daddy ya. Daddy lupa mengatur makananmu" ucapnya menyesal. Daddy dan anak itu sedang berjalan menuju dapur.

"Hehe gapapa Dad, tadinya aku memang mau langsung jalan nyari dapur tapi takut gasopan. Yaudah deh aku minum aja" Amora menyengir.

"Yaudah ini kenalin Pak Rahman, kepala pelayan disini. Kamu kalau butuh apa-apa bisa sama Pak Rahman ini"

"Halo nona, perkenalkan nama saya Rahman"

"Wahh paman bisa bahasa Indonesia? Keren. Oh iya nama aku Amora Zelynda, panggil aku Amora"

"Iya nona, tuan merekrut saya ketika beliau di Indonesia. Sekarang nona ingin dibuatkan apa?"

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang