20. Ares

6.3K 722 464
                                    

Setibanya di markas. Amora diarahkan menuju ruang pribadi milik Marquez oleh Jacob, karena Marquez sedang mengurus sesuatu.

Hal itu juga yang membuatnya jengkel, tapi Amora tetap kalem dan santai.

Amora duduk di kursi yang sudah di sediakan. Di sana juga terdapat beberapa cemilan dan minumnya.

Setelah Jacob keluar dari ruangan ini, Amora berjalan melihat-lihat isi ruangan. Terdapat senjata yang tertempel di dinding. Etalase yang menyimpan granat, pisau, katana, racun, dan benda berbahaya lainnya.

Dapat Amora simpulkan itu hanya sedikit dari koleksi yang Marquez punya.

Pandangan Amora tertuju pada pin Z dengan petir kecil diatasnya, saat Amora ingin memegangnya pintu ruangan pun terbuka.

Marquez masuk dan duduk berhadap-hadapan dengan kursi Amora.

"Kau ingin memegang apa?"

"Tidak ada"

"Kau ingin memegang pin dengan lambang keluargaku?"

"Tidak"

"Ah jangan berbohong bocah tengil"

"Terserah" jawabnya malas.

Marquez terkekeh lalu maju untuk mengacak rambut Amora.

Amora memicingkan matanya pada Marquez, "apa yang kau lakukan kakek tua?"

"Mengacak rambutmu tentu saja"

"Kau benar-benar tidak suka padaku kan?" cecarnya.

Marquez mendengus, "aku sudah punya istri kalau kau lupa"

"Ya, ada atau tidak ada istri tidak menjamin kan?" ucapnya tak acuh.

"Kau memang bocah yang sangat tengil dan kurang ajar"

"Hm, terima kasih"

"Hah sudah-sudah mari kita mulai pembicaraan nya"

"Baik" tegasnya.

"Dulu saat pertama kali kita bertemu, kau menolongku kan?" Amora mengangguk.

"Pada saat itu juga, Opa melihat matamu. Matamu begitu teduh dan menenangkan, membius Opa. Setelah tersadar, Opa langsung saja memberikanmu cek sebagai balasan karena sudah menolong Opa dan Istri Opa.

Tapi kamu menolak dengan alasan Daddy mu akan marah bila kamu tidak menghabiskan uangnya. Dan Opa memberi pilihan lain dengan membawamu kemari. Opa memutuskan memberimu tongkat baseball Nak.

Setelah kamu menerima tongkatnya kamu ingin pulang ke mansion mu. Tapi Opa tidak setuju, Opa ingin kamu disini hadir sebagai permata Zender. Jadi apakah kamu mau menjadi bagian dari keluarga ku Amora Zelynda? Ah lebih tepatnya Amora Zelynda Salvatore."

"Maaf sebelumnya, saya tidak bisa"

Marquez tentu saja sedih mendengar jawaban Amora.

"Karena perjuangan Daddy saya begitu sulit saat ingin membawa saya kesini. Tapi kalau Opa ingin, Opa bisa bilang pada Daddy bahwa Opa ingin mengajak saya berkunjung ke mansion Opa" lanjutnya.

Amora sengaja menyebut kata 'Opa' agar suasana hati Marquez sedikit lebih baik. Kan tidak lucu bila ia mengamuk.

Marquez diam memikirkan hal ini. Ia masih mencerna semua masukan yang Amora katakan.

"Baiklah, tidak apa-apa. Opa akan ijin pada Keluarga mu nanti"

Amora tersenyum tulus pada Marquez. Marquez yang melihat senyum Amora yang sangat indah merasa senang karena Amora sedikit demi sedikit mulai akrab dengannya, ia balas juga dengan senyum terbaik miliknya.

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang