16. Aberic Nero

7K 735 232
                                    

Seperti biasa, suasana di meja makan hanya ada suara dentingan sendok. Salvatore Family makan dengan tenang.

Setelahnya mereka berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol atau membahas keseruan yang dilewati pada hari ini.

"Princess, kata Mama Rania kamu tidak betah berada di Mansion Alexander. Kenapa Princess?" tanya Jesslyn.

"Gatau Mi, Mora gak betah aja" sang Mami mengangguk paham.

Lain hal dengan sang Daddy, dia sangat tahu mengapa putrinya tidak betah disana. Kalau bukan karena sifat orang-orang disana pasti ada hal yang tidak membuat dia nyaman.

"Ada hal yang ingin kamu sampaikan pada yang lain atau pada Daddy, Sweety?" tanyanya datar.

"Boleh memang bilang?" tanyanya polos.

Mereka semua mengangguk, "tapikan ini soal keluarga Papa Daniel. Ih gak enak ah Moranya" katanya murung.

"Kenapa harus tidak enak Princess. Kamu kan hanya ingin cerita tentang hal yang kamu alami. Sudah ceritakan saja, Papa tidak apa" jelas Daniel pada Amora.

Amora mengangguk antusias, "jadi tadi di mansion itu kan Mora kenalan sama mereka semua. Nah awalnya memang mereka natap Mora datar banget tuh para laki-laki nya. Eh pas kenalan mereka lembut deh ke Mora hihihi" jelasnya cekikikan.

Amora kembali melanjutkan ceritanya, "terus pas terakhir ada satu orang yang kenalan sama Mora tuh. Orang itu manggil Mora Baby Girl masa Dad, padahal orang itu Mora panggil Uncle. Kalau kayak gitu gapapa kan Dad? Mereka kan keluarga Daddy juga kan?" tanyanya pada sang Daddy.

Para laki-laki disana mendengar itu mengeraskan rahang dan juga mengepalkan tangannya. Mereka tahu siapa orang yang dimaksud oleh Amora.

Aberic Nero Alexander. Si bungsu Alexander. Sangat berbahaya bila didekati, apalagi oleh lawan jenis. Dia akan melenyapkan apapun dan siapapun yang berani mengusiknya. Dan alasan dia masih jomblo alias single diumurnya ini tidak ada yang tahu. Hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Laki-laki Salvatore takut Aberic akan memonopoli Amora. Karena sifat Aberic, apapun akan ia lakukan demi mendapatkan apa yang diinginkannya. Tapi saat ini mereka belum memastikan apakah Aberic menaruh ketertarikan terhadap Princess Salvatore ini atau tidak.

"Aberic Nero, Princess, orangnya?" tanya Jesslyn saat melihat para lelaki tidak ada yang mau menjawab.

"Iya mami, Uncle Nero"

"Wah kamu bahkan sudah memiliki panggilan tersendiri Princess" ujar Clarissa.

"Iyakah? Mora rasa itu panggilan biasa deh Oma" tanya Amora polos.

"Tapi menurut Oma itu panggilan khusus tuh Princess" ujarnya sambil menaik turunkan alisnya.

"OMA!?" teriak Boys Salvatore tidak terima. Sedangkan para ayah melotot kesal.

Para perempuan hanya cekikikan melihat wajah dari Daddy, Suami, serta anaknya yang kusut.

"Abang semua kenapa teriakin Oma hah?!" tanyanya galak sambil memelototi para Abang tampannya.

Mereka semua gelagapan, "enggak Princess, kami hanya terkejut. Iya terkejut" jawab Luke yang diangguki semuanya.

Boong banget anjir batinnya mendengus keras. Tapi gue sebagai Princess yang baik, cantik, imut, memesona ini.. nganggukin pala ae lah.

Para Abang yang melihat Amora menganggukkan kepalanya dan menghela napas diam-diam. Untung tidak mengamuk.

Para perempuan kembali cekikikan melihat anak dan cucunya tidak berdaya.

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang