23. Amora di interogasi

6.8K 683 389
                                    

tin tin

"UNCLE BUKA UNCLE, CEPETTTTT" teriaknya tidak sabaran pada penjaga gerbang Mansion Salvatore.

Penjaga gerbang yang sudah standby pun panik sendiri melihat Nona Muda Salvatore yang berteriak kencang.

Padahal tanpa diberitahu juga, penjaga gerbang akan membuka gerbangnya. Bahkan tanpa Nona mudanya itu menurunkan kakinya di depan gerbang.

Ya, mereka sesigap itu. Karena Tuan mereka, Javier, telah memperingatkan mereka perihal Amora yang maunya serba cepat. Tidak ingin ribet.

Javier selalu mewanti-wanti anak buahnya untuk segera melakukan apa yang Amora katakan. Bila tidak cucunya itu akan bad mood. Amora akan mendiami semua orang, kecuali Mommy nya. Dan hal itu sukses membuat Javier cemburu.

Selama mengenal Amora, sifat yang dia keluarkan justru membuat hatinya menghangat. Itu membuktikan bahwa Amora sudah nyaman berada di antara keluarganya.

Maka dari itu, ia menghindari segala kemungkinan yang membuat Amora bad mood. Ia tidak tahan soalnya didiami oleh cucu cantiknya itu.

"Uncle lama ah," teriaknya lagi dari dalam helmnya saat sudah memasuki gerbang.

Ya ampun Nona, lama dari mananya? Kami bahkan sudah berjaga-jaga bila mendengar suara knalpot motor Nona, batin penjaga gerbang frustasi. Takut mereka jadi sasaran empuk Javier, tapi semoga saja tidak.

Setelah selesai meneriaki penjaga gerbang, Amora memarkirkan motornya dan memasuki Mansion.

"Assalamualaikum, MOMMYYYYY MORA LAPARRRR," teriaknya menggelegar.

"Waalaikumussalam, Princess jangan teriak," jawab Luke.

Luke memang sengaja menunggu Amora, karena tidak tenang bila belum melihat Amora langsung dengan kedua matanya.

"Hehe, Abang. Kok disini? Biasanya di kamar," tanyanya.

"Abang nunggu kamu. Kamu gak di apa-apain kan sama kakek-kakek itu? Gak di ancam kan?" tanyanya khawatir.

"Engga Bang, Mora gapapa. Abang tahu darimana kalau Mora di ancam?" tanyanya keceplosan.

"Ups, gak Bang. Mora salah ngomong." Panik sendiri Amora.

Mata Luke menajam, "Abang gak percaya, omongan kamu kan selalu jujur. Abang tahu karena kamu bisa pulang. Kalau kamu gak pulang itu tandanya Marquez sialan itu ngurung kamu di Mansionnya."

"Abang, ngomongnya." tegur Amora.

"Ya gak juga kali Bang, Mora kan bisa aja kabur hehehe" Amora menyengir. Dirinya berusaha mengembalikan tatapan tajam Luke seperti semula. Ngeri broh.

Tapi yang diharapkan tidak terjadi. Tatapan Luke masih tajam.

"Abang, matanya jangan tajem-tajem ihhh. Mora gapapa kok ini, pulang dengan selamat Bang," ucapnya.

Mommy mana sih? Laper nih, huhuhu sabar ya perut batinnya memelas.

"Hm."

"Abang ih, kok cuek sama Mora,"

"Hm."

"Abangggg ih!"

"Hm."

"Ih Abang mah,"

Amora langsung mengeluarkan jurusnya, cup cup cup. Amora mencium kedua pipi Luke dan dagunya, setelahnya menyengir lucu.

Luke berkedip saat sadar apa yang Amora lakukan. Lalu menatap Princess cantiknya dengan sayang.

"Oke, kamu berhasil Princess," katanya dengan nada kekalahan.

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang