Amora saat ini sedang berada di bagian belakang Mansion Romano.
Setelah perkenalan memalukan bagi Amora tadi, ia meminta ijin untuk melihat-lihat. Awalnya Ruby tidak mengijinkan, tapi dengan bujukan Amora yang dapat melemahkan siapapun yang melihatnya Ruby menyetujuinya dengan terpaksa. Ruby inginnya Amora cepat akrab dengan keluarganya, kan dengan begitu Amora merasa betah dan tidak ingin pulang. Begitu pikir Ruby.
Kedua mata Amora terus menelisik ke setiap penjuru mansion. Barangkali ada suatu celah untuk kabur. Tapi buang semua harapan itu, Mansion Romano tidak terdapat hal yang seperti itu.
Amora terus menghela napasnya, "bodoh banget gue. Sial sial sial." Amora mengumpat dengan kecil, sangat kecil.
"Gimana caranya kabur?" lirihnya.
Amora terus berjalan mengitari mansion ini. Tidak sengaja Amora menemukan pintu biasa namun itu membuatnya tertarik dengan apa yang ada di dalamnya.
Amora menolehkan kepalanya ke kanan, kiri untuk melihat apakah ia dia diawasi atau tidak. Setelah memastikan bahwa dirinya 'tidak' diawasi Amora membuka pintu di depannya itu.
"Uh dingin."
Ternyata pintu ini adalah jalan menuju kebawah. Entah ada apa dibawah sana. Yang jelas tempat ini jarang dikunjungi oleh orang seperti dirinya. Amora yakin ini adalah tempat Romano's melakukan sesuatu yang 'menyeramkan'.
Amora terus berjalan menuruni tangga. Amora pastikan ini adalah lorong menuju sebuah tempat rahasia Mansion Romano. Pencahayaan disini hanya ada lampu redup yang terpasang per10 meter kedepan.
Amora tidak sadar kalau perilakunya itu ditonton oleh seluruh Romano's di ruang pengawas. Mereka penasaran dengan apa yang dilakukan gadis licik nan cerdik itu.
"Nakal," ucap Zero tersenyum miring.
Mereka yang ada disitu terkejut melihat Zero mengomentari sesuatu. Biasanya ia hanya akan diam mengamati.
Sedangkan Violetta senyum-senyum sendiri. Ia memikirkan kalau anaknya itu tertarik dengan Amora. Dan dengan begitu sudah bisa dipastikan Amora akan menjadi bagian dari keluarga ini.
•
Amora tiba diujung lorong. Lalu berbalik menatap tangga dibelakangnya tadi, "wow, dalam juga ruangannya."
Seram. Itu kata yang keluar saat Amora melihat tempat ini.
Bagaimana tidak, tempat ini adalah penjara bawah tanah. Banyak jeritan-jeritan kesakitan setiap bilik penjara.
Salah satu penjaga melihat kedatangan Amora. Dia sudah tahu siapa gadis ini karena sudah diberitahu oleh Tuannya.
Penjaga itu segera menghampiri Amora, "selamat datang Nona."
Amora menoleh dan mengerutkan alis. Selamat datang? Bukankah itu sama saja sudah ditunggu? Sial mereka mengawasi gue ternyata monolognya dalam hati saat sekilas melihat ada kamera pengawas yang sangat kecil.
"Ah halo.."
"Carl, panggil saya Carl Nona. Saya penjaga disini."
"Oh oke, halo Carl."
Amora kembali melihat sekeliling, menarik kalau gue lihat-lihat batinnya.
"Em Carl, bisa tinggalkan saya sendiri? Saya ingin berkeliling sendirian."
"Tapi Nona.."
Tanpa menunggu balasan dari Carl, Amora langsung berjalan meninggalkan penjaga itu. Tidak sopan? Biarlah, ia hanya ingin berkeliling sendirian.
Ternyata penjara ini lebih luas dari yang ia pikirkan. Dan Amora tidak bisa menyebut ini penjara sekarang. Ini adalah tempat eksekusi atau lebih tepatnya tempat penyiksaan. Amora yakin mereka adalah musuh, penghianat, dan orang yang berani mengusik ketenangan Romano's.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora ♕
RandomAmora Zelynda. Gadis yang tinggal di Panti Asuhan Melati. Pintar, berbakat, cantik, dan istimewa. Orang tuanya meninggal akibat kecelakaan saat Amora berumur 5 tahun. Banyak orang tua yang ingin mengadopsinya dan menjadikan Amora anak, karena Amora...