24. Bengong

6.9K 748 472
                                    

hoam

"Pagi Ex,"

Amora bergegas menuju kamar mandi dan bersiap untuk ibadah. Setelahnya ia bersiap untuk ke sekolah.

Hari ini Amora keluar dari kamarnya lebih awal dari hari kemarin. Amora langsung menuju dapur dan mengambil susu strawberry nya.

"Pagi, Paman. Sendirian aja nih," sapanya.

"Pagi Nona, iya para maid sedang mengerjakan tugasnya. Setelah selesai mereka akan membantu saya."

Amora hanya mengangguk-ngangguk.

Amora duduk di meja pantry dapur. Amora sangat menghayati sekali menyeruput susu kotaknya itu.

Keluarganya belum pada turun, di sini ia hanya bersama Rahman.

"Paman, nanti kalau Mommy atau siapa gitu nanyain Mora, Mora di gerbang ya. Mora mau ngobrol sama penjaga gerbang, sambil menghirup udara segar."

"Baik Nona, nanti akan saya sampaikan."

Amora pergi dari dapur, sebelum itu ia mengambil susu strawberry lagi.

"Pagi Uncle," sapanya pada penjaga gerbang.

"Pagi juga Nona. Ada apa Nona kemari, ada yang bisa saya bantu?"

"Gapapa sih, iseng aja. Uncle, buka deh gerbangnya dikit. Mora mau ke tengah jalan, mau bengong."

"Tapi Nona—"

"Ih Uncle, Mora gak bakal kabur. Mora belum sarapan ini, jadi gak ada tenaga buat lari."

Penjaga gerbang menghela napas, lebih baik mereka segera menuruti Nona Mudanya daripada membuatnya bad mood.

Amora berjalan ke tengah jalan dan jongkok di sana. Memulai ritual bengong. Sepi dan tenang memang hal terbaik untuk bengong. Ditambah lagi suasana pagi yang dingin.

Sedangkan di dalam Mansion, Rafael menuju kamar Amora. Tapi Amora tidak berada di sana. Kemudian Rafael menuju meja makan, barangkali adiknya berada di sana. Tetap tidak ada. Lalu ia ke dapur dan tidak ada juga.

Ia mulai panik, lalu bertanya pada Rahman, kepala pelayan.

"Paman, anda melihat Amora?"

Rahman menoleh, "ya Tuan, Nona Muda berada di gerbang. Katanya Nona Muda ingin menikmati suasana pagi bersama penjaga gerbang."

Alis Rafael mengerut bingung, adiknya memang unik dan aneh. Apa saja bisa dia lakukan.

"Terima kasih."

"Sama-sama Tuan Rafael."

Rafael berjalan menuju tempat adiknya itu. Tapi saat melewati meja makan, Rezvan berbicara.

"Rafael, dimana Amora? Dia tidak berada di kamarnya."

"Dia berada di gerbang Dad,"

Rezvan dan yang lain bereaksi seperti Rafael tadi.

"Rafael akan memanggil Amora, Dad."

"Tidak perlu, biar Daddy."

Rafael menurut, ia langsung duduk di kursinya.

Rezvan berjalan menuju gerbang, padahal bisa saja ia menyuruh seseorang untuk memanggil Amora. Tapi Rezvan ingin melihat sendiri apa yang sedang Amora lakukan.

Memang, jarak dari pintu utama sampai gerbang lumayan jauh. Mengingat betapa besarnya Mansion ini.

Rezvan melihat pintu gerbang yang terbuka sedikit dengan beberapa penjaga di luar. Rezvan tidak memperdulikan itu.

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang