18. Marquez

6.2K 681 285
                                    

"KENAPA KALIAN GAGAL? DASAR TIDAK BERGUNA!"

Marquez sangat kesal karena anak buah yang ia perintahkan untuk membawa Amora tidak melakukan tugasnya dengan sempurna. Ia benci itu.

"Maafkan kami Tuan, Nona Amora sangat hebat dalam bertarung" jawab salah satu dari orang-orang berpakaian hitam.

"AMORA YANG HEBAT ATAU KALIAN SAJA YANG LEMAH HAH!"

Orang berpakaian hitam tidak menjawab, mereka hanya diam melihat Tuannya marah.

"Yasudah lah, memang kalian tidak berguna" ucapnya malas.

Lalu ia menoleh pada asistennya, "Jacob, hukum mereka" ucapnya datar.

"Baik Tuan, saya undur diri"

"Hm"

Setelah Jacob membawa orang berpakaian hitam-hitam itu, Marquez melamun.

"Sepertinya memang susah membawamu Amora. Ku kira susah membawamu karena status keluarga barumu itu, ternyata kamu memang hebat. Tidak salah aku memilihmu bocah tengil" monolog nya.

Marquez sangat ingin membawa Amora pada keluarganya karena selain Amora yang berbeda dari gadis yang pernah ia temui, juga karena gadis itu seperti memiliki aura kelam tersendiri.

Ia ingin mengajari Amora banyak hal tentang kebengisan, kekejaman, kekerasan tanpa belas kasihan seperti yang ia ajarkan pada cucunya, Ares.

Marquez tidak sedikitpun ingin memanfaatkan Amora. Ia hanya ingin Amora tumbuh menjadi gadis hebat.

Marquez sangat tertarik dengan keteguhan dan keberanian Amora. Marquez yakin bahwa kemampuan Amora belum banyak yang ia ketahui.

"Amora Zelynda Salvatore, ada yang ingin kamu beritahukan pada Daddy?"

Setelah makan malam selesai, Amora ijin ke kamarnya lebih dahulu karena ingin menonton televisi, dengan tujuan menghindari kemungkinan akan ditanyai tentang masalah kecil yang menimpanya tadi. Tapi nahas, Daddy nya sepertinya mengetahui itu.

Saat ini hanya ada Rezvan di kamar Amora.

"Em jujur gapapa nih Daddy?" tanya polos.

"Harus Amora" tekannya.

"Tadi Mora ke taman, duduk-duduk santai aja disitu. Gak lama kemudian ada orang-orang baju hitam gitu, lumayan banyak Dad. Perkiraan Mora sekitar 4 mobil. Mereka mendekat ke Mora, terus bilang kalau Mora harus ikut mereka. Mora gak mau dong jelas, jadi memilih baku hantam saja Dad. Abis baku hantam Mora tanya tuh sama yang udah sekarat soalnya Mora injak dadanya, dia bilang dia orang suruhan Tuan Marquez, Dad. Sekian.." jelasnya lancar seakan menyelesaikan hapalan.

Mata Rezvan menggelap, "Amora, sudah Daddy bilang kan kamu tidak boleh mendekati orang itu lagi?"

"Ya Dad"

"Lalu kenapa kamu masih bertemu dengan orang suruhannya hah!?"

"Sebelumnya tarik napas dulu Dad"

"Hembuskan Dad, tenang Daddy"

Setelah Rezvan agak tenang barulah Amora menjawab, "Dad, Mora gak dekat-dekat Opa itu kok"

"Jangan panggil dia Opa" tekannya. Amora mengangguk saja.

"Nah, menurut Mora sih beliau tertarik sama Mora, Dad. Gatau deh karena apa. Mungkin karena Mora cantik dan manis" lanjutnya dengan percaya diri.

Rezvan mengelus puncak kepala Amora karena merasa gemas, "ya Daddy percaya sama putri cantik Daddy ini" cup

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang