30. Rindu

6.8K 747 1.4K
                                    

"Lalu kenapa Oma disini sendiri? Keluarga Oma bagaimana?"

"Oma disini ijinnya liburan. Suami Oma juga mengijinkan karena dia juga sedang dalam perjalanan bisnis."

"Oh."

"Oma, Mora boleh melihat-lihat?"

"Boleh, sana. Kebetulan Oma ingin mengurus sesuatu."

"Yey, terimakasih Oma."

"Ya, tenang saja kamu akan aman disini. Jangan takut ya,"

"Woho, Mora ini pemberani kalau Oma mau tahu." ucapnya sambil membusungkan dadanya.

"Iya iya, cucu Oma pastilah pemberani." katanya sambil mengelus kepala Amora.

Amora langsung jalan untuk melihat-lihat. Ia menuruni tangga melalui pegangannya.

Ruby yang terus memperhatikan perilaku Amora pun berkata pada orang yang sudah disebelahnya. "Amy, kamu awasi anak itu. Dia terlalu aktif ingin tahu kesana kemari. Lihat itu bahkan dia sudah mulai menunjukkan kenakalannya. Cucuku itu benar-benar. Sudah, kamu awasi terus dia."

Amy yang mendengar perkataan Ruby pun menahan tawanya, "baik Madam."

Amy langsung mengikuti Amora dari jauh, ia juga mengumumkan pada anggotanya.

Amora masih asik berkeliling hingga ia sampai pada suatu lift yang di dalamnya terdapat orang berpakaian hitam keluar-masuk.

"Ini kan bawah tanah ya, pintu keluar dan masuk bukankah di tempat dimana tadi aku masuk bersama Oma? Lalu ini lift apa, apa boleh aku memasukinya?" monolognya.

Amora langsung menyeringai, dia menolehkan kepalanya ke kanan-kiri dan belakang. Dirasa aman ia masuk.

Dibelakang sana Amy melihat semuanya, "memang benar, cucu Madam sangat nakal." ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalian yang berada di atas, awasi Nona. Nona sedang berada di lift. Aku akan menyusul."

"Baik ketua."

ting

Amora sudah sampai di atas, ia perlahan keluar dari lift.

"Woah, ini pohon? Keren sih." ucapnya setelah melihat lift itu berada di dalam batang pohon besar.

"Loh itu kan gubuk Oma, eh rumah maksudnya. Jadi tempat ini memang berbahaya bagi orang lain yang datang kemari,"

Amora terus melihat sekitar sambil memutarkan tubuhnya perlahan, "lagipula tempat ini terlalu jauh untuk dimasuki oleh orang asing. Benar, Oma memang keren memilih tempat."

Amora merasakan dirinya sedang diawasi, ia masih berputar untuk melihat-lihat. Diatas pohon terdapat beberapa orang dengan senjata.

"Mereka sniper? Berarti pengawas disini." gumamnya kecil.

Tapi siapa sangka salah satu dari mereka yang berada tepat didekat Amora mendengarnya.

Orang itu melotot kaget lalu setelahnya kembali rileks, "Nona benar-benar peka." bisiknya pada diri sendiri.

Amora berjalan menelusuri tempat ini, "yang namanya hutan, selalu membuatku nyaman. Khah.."

srek srek

Amora waspada. Ia menggunakan instingnya untuk menandakan sinyal bahaya. Tapi ia tidak merasakan bahaya itu sedikitpun.

"Nona!" panggil Amy. Hal itu jelas mengejutkan Amora.

"Hey! Beraninya kamu mengejutkanku! Sialan." umpatnya.

"Nona, mulutmu sungguh tajam ya."

Amora tidak menjawab, ia hanya diam. Sudah malas ia untuk berbicara.

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang