21. Mr. Romano

6.2K 660 394
                                    

"Aku akan menghadap Daddy mu dan meminta ijin untuk memilikimu Amora," ucapnya tegas.

"Terserah." Amora menjawab dengan pasrah.

Lagipula bila memang Daddy nya mengijinkan Ares untuk memilikinya, lihat saja nanti apa yang akan ia lakukan untuk memberontak.

Hey, ayolah. Ares bukan tipenya. Dan juga dirinya tidak ingin menjadi bagian dari keluarga kakek tua itu. Cih, di depannya saja kakek tua itu menurut. Dibelakangnya? Tentu saja kakek tua itu kan melakukan hal-hal licik.

Orang seperti Marquez Zender sekali ia lihat langsung kentara sifatnya. Ia juga tidak ingin mengenal yang namanya cinta dulu. Ia harus segera lulus sekolah dan ini yang sedang ia pikirkan, mau kemana dirinya setelah lulus nanti? Huhu.

ceklek

"Hm, sepertinya kalian sudah akrab," ucap Marquez seolah berpikir. Nyatanya dia memang sudah tahu.

"Tidak tuh."

"Ya Opa."

Dua jawaban yang berbeda. Tentu kalian tahu siapa yang menjawab tidak kan?

Marquez menaikkan satu alisnya, "Amora, kamu belum akrab dengan cucuku?"

"Ya." jawabnya singkat.

"Lalu, bukankah kalian sedari tadi berbincang?"

"Ya."

"Bagian mana yang belum akrabnya Amora?" tanya Marquez lembut. Jarang sekali dirinya berbicara seperti ini, dengan Angel pun sepertinya tidak pernah.

"Ya memang kami tidak akrab. Sudahlah kau jangan menjodoh-jodohkan saya dengan cucumu ini. Jujur, saya tidak tertarik sama sekali," ucapnya to the point.

Dia tidak perlu berpura-pura menjadi baik untuk menghadapi Ares kan? Jadi langsung saja ia tegaskan bahwa dirinya tidak tertarik.

Alis Marquez mengerut bingung mendengar kata formal yang Amora ucapkan. Dengan begitu Amora masih menganggapnya orang asing, padahal dirinya sudah menganggap Amora cucunya.

"Kurang apa cucuku? Tampan? Tentu saja. Kaya raya? Jangan tanya. Setia? Oh jelas. Dia sempurna untuk bersanding denganmu Amora," jelasnya membanggakan Ares.

Amora memutar kedua bola matanya malas, "Opaaa" rengeknya.

Tidak ada cara lain, ia harus mengeluarkan jurus andalannya.

"Mora engga tertarik sama Ares. Mora tahu dia sempurna. Tapi tetap saja Mora gak mau. Jadi, Opa jangan paksa Mora." Amora merengek dengan mata berkaca-kaca.

Marquez yang melihatnya pun tidak tega dan tersentuh. Karena Amora memanggil dirinya dengan sebutan Opa.

"Duh iya-iya, jangan nangis ya Princess. Iya Opa tidak akan memaksamu." Marquez membujuk Amora.

"Ares, kalau Amora tidak mau jangan dipaksa. Ikhlas saja kalau dia tidak mau denganmu. Mungkin kamu kurang tampan Ares, atau kurang kaya," ucapnya pada Ares.

Ares mendengus. Dirinya tampan bawaan Kingston. Berarti Kingston juga kurang tampan, padahal Kingston turunan Marquez. Secara tidak langsung Opanya itu mengatai dirinya sendiri jelek alias kurang tampan.

Dengan pasrah ia menjawab, "baik Opa."

Ares yakin, ada rencana dibalik sang Opa yang mengiyakan bujukan Amora.

"Bagus." ucap Marquez pada Ares.

"Nah, Amora. Ares udah setuju, jadi kamu jangan nangis ya cantik," ucapnya sambil mengelus rambut Amora dengan sayang.

Amora ♕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang