HUJAN

60 4 0
                                    

Jam 2 hampir tiba. Elin memakai tas kecil sambil bercermin memperhatikan penampilannya. Ia sudah siap. Untung saja kemarin sore Bunda dan Zoy pergi ke Bekasi karna ada saudara yang sedang sakit. Jadi ia bisa bertemu Aiden.

Perlahan kakinya melangkah keluar. Ia menutup pintu dengan sangat hati-hati. Ia hanya takut Satpam rumah melihatnya pergi. Tapi Syukurlah Satpam itu sedang sibuk di taman belakang,  peluang besar untuk pergi dengan mudah. Untung ia sudah memesan taxi online. Taxi itu sudah menuggu di depan rumah.

Elin menghela napas saat terduduk didalam taxi. "Akhirnya."

Dilain tempat Aiden juga sudah siap. Ia menyalakan motor yang terparkir di halaman rumah. Setelah itu ia berlalu pergi.

Saat di jalan matanya tak sengaja menangkap toko bunga di ujung sana. Dengan cepat Aiden melaju menuju toko itu, setelah sampai ia memarkirkan motornya. Ia pun berjalan masuk. Ia melihat sebatang bunga mawar yang dibalut plastik, terlihat cantik dan wangi.

"Mba saya mau bunga yang ini!" Seorang wanita menghampiri.

"Ouh iya, silahkan langsung ke kasir aja Mas!" ucapnya. Aiden menganggukkan kepala dan berjalan menuju kasir untuk membayar bunga itu.

Setelah membayar, Aiden berjalan sambil mencium aroma bunga yang wangi. Ia tersenyum puas, ia yakin Elin pasti suka.

kring!

Bel berbunyi pertanda seseorang memasuki toko bunga ini. Aiden menengadahkan kepalanya. Sontak langkahnya terhenti. Matanya menatap lurus orang itu.

"Aiden?"

"Stefi?"

Stefi tersenyum lebar. Matanya tercetak jelas bahwa ia sangat merindukan lelaki ini. Tanpa basa basi Stefi langsung berlari dan memeluk Aiden yang masih terdiam dengan bunganya.

"Aiden aku kangen banget sama kamu! Maafin aku ya kemarin kemarin aku pergi ke Bandung, tapi aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi!"

"Lepass!"

Stefi melepaskan pelukannya. "Loh, kamu gak kangen sama aku?" Tanpa menjawab Aiden berlalu begitu saja dan keluar dari toko ini.

"AIDENN TUNGGU!!" Stefi berlari mengejar langkah lelaki itu. Ia menghadang motor Aiden agar tak pergi.

"Tunggu dulu! Heii, kamu kenapa sih? Ini aku Stefi pacar kamu! Kok kamu gak seneng aku balik?"

"Sorry Fi gue lagi ada urusan!" Aiden memakai helm lalu menyalakan motornya. Setelah itu ia berlalu pergi.

"AIDENN TUNGGU! AIDENNN!"

"Ih emang dasar tuh cowok! dia pikir gue gak tau apa kelakuan dia di sekolah pas gue gak ada. Gue tau lo mau balikan lagi sama Elin, tapi maaf, lo berurusan sama orang yang salah! Gak akan semudah itu Aiden! Awas aja."

...

Elin baru saja sampai di taman komplek. Ia menengok kesana kemari mencari keberadaan Aiden. Tapi tak ada. Mungkin masih dijalan.

Elin merasa kakinya pegal. Ia melihat satu kursi kosong di tengah taman, ia pun berjalan pelan dan terduduk disana.

Tanpa menghiraukan kendaraan lainnya. Aiden bersikeras untuk mengebut agar cepat sampai disana. Saat ingin melewati jalan menuju taman ia menghentikan motornya.

"Aduhh perbaikan jalan lagih!! Arghh!"

Benar saja, ternyata jalan itu di tutup karna sedang diperbaiki. Terpaksa Aiden harus mencari jalan lain. Tak ada pilihan lagi ia harus memasuki gang sepi.

Setelah memasuki gang itu, Aiden menurunkan kecepatan motornya karena jalan disini banyak bebatuan kecil. Ia mengkerutkan keningnya saat tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal. Setelah mendekat Aiden menghentikan motornya.

Alfarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang