PERGI

63 1 2
                                    

Sedikit demi sedikit Elin menyempatkan waktu untuk melirik kearah stefi dan Aiden disana. Tak lama matanya menutup dan kepalanya menggeleng samar. Dia ingat, dihadapan mereka ia harus terlihat romantis bersama Darrel.

Darrel tersenyum tipis kearahnya saat ia membuka mata.

"Ya ampunn muka Darrel Deket bangett"  Elin sedikit terpaku oleh tatapan dari Darrel. Begitu hangat dan tulus.

Namun ditengah dansa tiba-tiba alunan musik terhenti, lampu pesta langsung padam seutuhnya. Tak ada cahaya sedikitpun disini. Lapangan basket yang di ubah menjadi acara pesta topeng menjadi gelap.

Semua orang berteriak ketakutan termasuk Elin yang spontan memeluk Darrel dengan erat sambil menutup mata.

"DARRELLL KOK LAMPUNYA MATI? Gue kan jadi parno" teriaknya.

Sontak Darrel terkejut saat Elin benar benar memeluknya. Dengan perlahan ia membalas pelukan Elin.

"Ssttthh lo tenang Lin ada gue disini" Gumamnya mengusap rambut panjang Elin.

Tak sengaja Elin mendengar sesuatu saat dirinya menutup mata.

Deg deg deg deg

Ia langsung membuka matanya. Ini suara detakan jantung milik Darrel. Terdengar sangat cepat dan beraturan. Setelah itu lampu tiba-tiba menyala seperti semula. Tanpa di iringi alunan musik.

Elin spontan melepas pelukannya. Ia menyelipkan anak rambut ketelinga sambil melirik ke samping. Entah salah tingkah atau apa yang jelas Darrel tersenyum tipis melihatnya. Elin jutek tapi lucu.

"Paan si lo senyum senyum, jangan geer tadi gue kaget doang karna lampunya mati!" Elin mendelikkan matanya.

Saat menoleh kesamping tak sengaja matanya melihat Aiden yang sedang berjalan menuju panggung. Tak di sangka dia langsung naik keatas panggung. Elin heran, Aiden mau apa?

"Okee semuanya selamat malam, mohon maaf gue ganggu waktunya bentar disini gue mau nyanyi khusus buat cewe yang akhir akhir ini berhasil curi hati gue"

Deg

Suara tepukan langsung menggema di pesta ini. Berbeda dengan Elin yang hanya menghembuskan napas pelan, yaa siapa lagi? Kalau bukan Stefi.

Tak lama alunan musik mulai terdengar. Aiden dengan telaten memainkan gitarnya. Semua berhasil terhanyut oleh ketampanan Aiden apalagi senyumnya.

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
'Kan teramat panjang puisi
'Tuk menyuratkan cinta ini

Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena telah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Aku pernah berfikir tentang
Hidupku tanpa ada dirimu
Dapatkah lebih indah dari
Yang ku jalani sampai kini?

Aku selalu bermimpi tentang
Indah hari tua bersamamu
Tetap cantik rambut panjangmu
Meskipun nanti tak hitam lagi

Bila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmu

Dan telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena telah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Untukmu hidup dan matiku

Alfarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang